Friday, September 14, 2018

Searching.

Searching: Twisting and Satisfying
Oleh : Kanzia Rahman

Searching Movie Poster


Awalnya, saya pikir Searching punya plot yang lurus, straight forward alias plong gitu-gitu aja ceritanya. Ada yang jahat, ada yang baik, anaknya diculik, bapaknya nyari via internet, terus berantem, tembak-tembakan, kejar-kejaran, lalu film diakhiri dengan sang ayah yang menyelamatkan anaknya dengan ledakan dengan api membumbung tinggi di latarnya. Selesai.

Awalnya.

Tapi film ini membuktikan kalo cerita yang dia punya beda dengan film-film lain. Cerita yang dia punya bener-bener kaya. Ada serentetan kejadian yang dieksplor secara maksimal oleh jalan penceritaan Searching sehingga menjadikan seluruh menit film ini menjadi terasa penuh oleh cerita, tak ada basa-basi, tak ada mengulur waktu. Jelas poin plus untuk alur penceritaan.

Poin plus berikutnya adalah premisnya. Buang semua pikiran atau bayangan Liam Neeson dalam film taken akan hadir dalam film ini, Searching minim dengan aksi pukul-pukulan hingga berdarah yang biasanya ada dalam film bertemakan penculikan. Premisnya sama, tentang seorang ayah yang mencari anaknya yang hilang, cara pendekatannyalah yang membuat Searching berbeda.

Cara pendekatan yang dimiliki Searching adalah cara yang selama ini dianggap remeh oleh film-film yang berbasis aksi. Jika biasanya karakter utama hanya menceritakan "menemukan melalui internet" dan sejenisnya, Searching memfokuskan film pada pencarian berbasis virtual.

Melalui layar demi layar yang ditampilkan sepanjang (bukan seluruh film, jadi penonton tetap akan mendapat hal-hal yang dilakukan karakter di luar layar) pemutarannya, Searching berhasil memikat penonton.

Mari kita bahas sedikit.

Babak awal Searching adalah cerita singkat dan latar belakang keluarga kecil Margot Kim dan sang ayah, David Kim sebelum kematian Pamela Kim, yang mengambil peran sebagai ibu negara dalam keluarga. Searching berusaha menarik perhatian penonton sejak menit awal dan harus saya akui, berhasil.

Babak tengah Searching menguraikan tentang usaha panjang menuju penyelesaian yang beberapa kali dibelokkan pada babak akhir. Premisnya terfokus pada waktu yang singkat, tapi mendetail. Penonton dapat ikut merasakan kegelisahan, kegundahan David Kim.

Babak akhir Searching adalah babak akhir cap jempolan yang berhasil mengajak penonton menaiki rollercoaster. Filmnya udah selesai? belum, filmnya selesai? belum, filmnya udah? belum. Ada labirin penyelesaian yang runtut dan disajikan secara eksplisit ke hadapan penonton.

Disajikan dalam sebuah uraian yang...... "ambyar semua jalan cerita sebelumnya":))

Kesimpulannya, Searching memikat dan mencengkram penonton sejak menit awal karena gaya pendekatannya yang terasa begitu nyata, begitu dekat dengan penonton. Involved. Hal-hal sehari-hari yang bisa kita lakukan dan masuk akal, merupakan poin besar film yang sebenarnya premisnya biasa aja, tapi penyajiannya yang gak biasa.

Selain cara pendekatan, alur cerita Searching yang naik turun juga berhasil mencengkram penonton. Menancap di kursinya masing-masing. Durasinya pun terasa padat dengan minim (atau bahkan jarang ada) basa-basi yang ditebarkan sepanjang film. Sekalipun ada, segalanya dilakukan dengan tepat sasaran sehingga menjadikan Searching masuk dalam list film yang worth to watch tahun ini.

Twisting, Satisfying!
.
.
.
.
:)

No comments:

Post a Comment