Samara, Ani, dan Jiyana.
Oleh : Kanzia Rahman
Samara, mendengar lagu ini secara
perdana di salah satu acara musik di Depok ini membuat gue merasakan sesuatu
yang lain. Sejak mendengar reff-nya, gue paham betul kalo lagu ini adalah salah
satu jenis lagu yang bakal gue jadikan tulisan.
Barasuara membawakan Samara
menjadi pembuka dalam setlist yang
berisi sepuluh lagu malam itu. Enerjik, aktif dan lincah, pembuka yang
benar-benar memberikan kesan “seru” sepanjang penampilan mereka. Tapi lebih
jauh, gue memikirkan satu hal, siapa sih si Samara ini?
Dalam liriknya pun, Barasuara
menyatupadukan Samara bersama Ani dan Jiyana, juga lirik yang uprising banget. Lagu ini mengingatkan
gue pada album Taifun, khususnya Menunggang Badai. Barasuara memang tak pernah
menjadi band tipikal kebanyakan yang lagunya berputar pada topik cinta-remaja.
Dalam Menunggang Badai, Barasuara
seolah menyuarakan bahwa di dalam diri pendengar, ada dendam yang parah
bersarang. Dalam Samara, Barasuara memberikan pilihan, “Kita bisa tenggelam dan
bisa padam” yang secara repetitif mereka nyanyikan dari tengah hingga akhir
lagu.
Gue pun melakukan pencarian atas
arti nama-nama diatas. Secara kasar, Samara berarti penjaga, dilindungi Tuhan.
Ani berarti kaca, Jiyana berarti kekuatan, pensyukuran. Arti-arti tersebut gue
dapatkan setelah mencari dengan terms “Samara/Ani/Jiyana
means”
Dan karena gagal menemukan arti
harfiah dari ketiga istilah itu atau latar belakangnya, menurut persepsi gue,
Samara, Ani, Jiyana adalah perwujudan dari manusia sendiri. Samara berarti manusia
selalu dilindungi Tuhan dan diwajibkan untuk menjadi penjaga.
Penjaga atas apa? Atas bumi dan
segala yang telah Tuhan berikan. Manusia dikodratkan untuk menjaga bumi ini,
atau paling tidak memperlambat kerusakannya. Selain bumi ini, manusia juga
diharuskan untuk melindungi dirinya sendiri, yang mana akan nyambung dengan
arti Ani.
Ani berarti kaca, keindahan.
Manusia selalu punya keindahan, hanya masalah selera yang berbeda-beda. Apa yang
menurut satu mata indah, bisa berarti indah bagi mata lainnya. Semua orang
diberikan keindahan.
Kaca merupakan perwujudan dari
hati. Semua orang punya kerapuhan tersendiri dalam diri mereka, sekuat dan
setegar apapun mereka kelihatannya, namun perasaan selalu punya cara untuk
dihancurkan. Dan saat ‘kaca’ ini pecah, manusia cenderung mencari cara untuk
melindungi diri mereka.
Jiyana artinya pensyukuran dan
kekuatan. Dalam hal ini, Jiyana diletakkan setelah Ani, mungkin berarti
seseorang akan mendapat kekuatan
(sekaligus/dan melakukan) pensyukuran setelah
Ani mereka terpecahkan.
Kunci dari kebaikan sebenar-benarnya adalah mensyukuri
apa yang telah terjadi dan menemukan cara terbaik untuk bangkit.
Dan senada dengan apa yang lagu
ini sampaikan, “Kita bisa tenggelam dan bisa padam, atau bangkit berjalan lalu
melawan.” Lagu Samara adalah tentang kehidupan, selalu tentang bagaimana kita
menghadapi setiap masalah, dan pilihan apa yang kita ambil.
Sepanjang lagu adalah tentang
emosi yang terombang-ambing saat tertimpa masalah. Pada akhirnya, kita
kelak (selalu) akan sampai di titik di mana kita harus memilih, menjadi
terpuruk, atau bangkit melawan.
Tapi ingat arti Samara itu
sendiri, dilindungi Tuhan, dan Tuhan
itu baik, jadi percayalah, tiap masalah kelak menemukan solusinya
masing-masing.
Singkat, semoga tulisan terakhir gue di 2018 ini menjadi pensyukuran atas segala yang udah diberikan Tuhan sekaligus menjadi penyemangat atas segala yang menghadang di 2019.
Amin.
terima kasih, akhirnya saya tau arti Samara Ani Jiyana. kini saya bisa tidur dengan nyenyak :)
ReplyDeleteMakasih loh dapet pencerahannya . Jadi bikin semangat lagi karpena paham maksudnya
ReplyDeleteSamara ani jiyana.
ReplyDeleteKereen keren... thanks atas pencerahan... kalau boleh namanya, Samara kan diambil dri bahasa ibrani. Kalau ani dan jiyana diambil dri bahasa mana?
ReplyDeleteKereeen kereeeen, punya makna dalem ternyata lagu ini
ReplyDeleteTerima kasih min, jadi tahu artinya, keren emang liriknya
ReplyDeleteTerima kasih min, jadi tahu artinya, keren penjelasannya
ReplyDelete