Wednesday, August 22, 2018

Loving You Is Like A Fairytale

Loving You Is Like A Fairytale


—Everlasting, Fascinating and Devastating at once.





Dongeng selalu meninabobokkanku pada malam-malam di mana aku tidak bisa tidur atau burung hantu sedang tidak bersahabat.

Tapi, adakalanya aku tidak suka membaca dongeng. Pada cerita putri dan sayembara-sayembara, ada banyak hati yang patah sebab tak ada yang kelak dipilih oleh sang putri untuk menjadi pemenangnya.

Dan aku merasa kalah.

Sekarang, izinkan aku menceritakan sesuatu.

Dongeng selalu dimulai pada suatu lanskap sureal, fantasi dan imajinatif.

Tidak ada yang salah dengan awan,
Tidak ada yang salah dengan matahari,
Tidak ada yang salah dengan bulan dan malam
Tidak ada yang salah tentang apapun, ucap prolog.

Segalanya terlihat indah. Aku melihat partikel debu di udara yang menerpa wajahku, menyaksikan air yang jatuh dari langit dalam gerak lambat, merasakan jantungku berdegup, menikmati nyanyian burung memanggil satu sama lain di pagi hari dan suaramu menjadi lagu yang kudengarkan melalui radio pagi ini (aku sarapan sambil mendengarkan musik)

Lalu secara tiba-tiba, aku menyadari bahasa-bahasa yang aneh; bisikan dan kata-kata yang menipis dan tawa yang tertinggal entah di mana, tatapan yang mengedar dan pikiran yang tak berada di sini; aku gagal mengartikan sesuatu, aku gagal menyadari keganjilan dari apapun yang menggenapi sebuah dongeng; Aku gagal menerjemahkan bahasa kepergian.

Mimpi yang sama terus berdatangan akhir-akhir ini; kau membuat rakitmu sendiri dan pergi atau berlayar menuju sesuatu yang entah kemana. Bibir pantai mencibirku —yang memang sejak awal tidak memilikimu— dan pasir-pasir menghilang, mengikuti keinginanmu, memudahkan keberangkatan menuju sebuah tempat selain aku.

Have you ever get that feeling to decide between letting go or falling in love at the same time with someone you crushed into?

Aku merasakan keraguan adalah lubang besar yang menghisapku kedalamnya. Ada ketakutan. Ada ketidakyakinan. Ada apapun yang mengerikan. Sebuah rumah hantu yang tak terlihat, tapi berbahaya.

Kau teka-teki dan aku menghabiskan banyak buku untuk memecahkanmu; menghabiskan lebih banyak malam tanpa tidur untuk mengartikanmu atau memahamimu. Tapi satu, manusia adalah manusia dan semesta menyimpan rahasia yang dibisikkan Tuhan lebih baik dari siapapun.

A secret makes a woman woman - Vermouth

Ada kekalahan yang tak bisa aku jelaskan —entah kalah dalam apa— yang membayang-bayangi langkahku. Aku selalu menceritakan tentang diriku dan kau patung yang membeku. Cukup. Dan aku membelokkan lampu sorot yang menyilaukanku untuk melihatmu.

Melihatmu dari kejauhan sama seperti melihat ujung dari permainan dan dongeng, atau apapun ini kita sebut namanya, di mana senyumku mengembang menganggap cerita ini akan bertemu akhirnya.

Tapi ada sesuatu yang belum selesai, ucap penyelesaian seolah dikonfirmasi Tuhan.

Dan aku kembali menunggu. Melihat lagi, menunggu lagi, melihat lagi. Hidup adalah selalu soal penantian yang berantai. Perjuangan dan persaingan adalah sayap kupu-kupu yang menerbangkan tubuh dongeng ini; tubuh dongeng yang rentan dan rapuh setelah lama bersemayam dalam kepompong keraguan.

Cerita ini kututup dengan dongeng yang belum selesai.

No comments:

Post a Comment