Sunday, July 1, 2018

Menceritakan Pertemuan

Menceritakan Pertemuan


Kau mengenakan jubah api dan aku tak ingin mengartikanmu sebagai apapun yang aku tahu. Aku ingin mengartikanmu sebagaimana kau hadir, menjadi semestinya.

Kau mengenakan jubah membakar dan pertemuan kita seharusnya biasa saja. Lantas tertawa sambil berkata-kata perihal segala sesuatu yang dibicarakan oleh angin atau apapun di tengah keramaian; sebab telingaku terlalu sempit dan matamu menangkap pandanganku.



Ada sesuatu janggal yang bersemayam dalam aku dan meronta untuk keluar; jelas dan terlampau seram untuk diredam. Kau mengenakan pakaian yang mendadak serba mewah dan aku menjadi apapun yang terpesona (aku mendadak melihat semut yang tergelincir di hadapanmu)

Kau menjadi utara dan aku menjadi pengembara yang tersesat

Kau menjadi selatan dan aku mendadak menyukai musim semi

Kau menjadi awan dan aku membuat sayap supaya bisa sejajar dengan burung-burung

Atau kau menjadi bunga dan aku lebah dalam kehilangan

Sejak saat itu, jam dinding pecah dan tak ada lagi kebisingan kota ataupun bunyi mesin kopi yang menemani pembicaraan sedari tadi. Sebab,

Aku ingin menjadi payung saat musim hujan datang lebih cepat di matamu,

Aku ingin menjadi kacamata yang kau butuhkan atau menjadi apapun yang kau inginkan

Atau aku ingin menjadi hal-hal yang kau bicarakan pukul tiga pagi, sebab katanya orang-orang dini hari jauh lebih jujur dibanding keramaian

Atau aku ingin menjadi langit malam yang selalu kau ingat atau menjadi langkah kakimu dalam kesunyian atau mungkin aku dan bayangmu akan bertengkar sebab aku selalu lebih cepat daripada mereka.

Letakkan apapun sebagai pembatas dan aku akan kehilangan diriku untuk kembali menemukan diriku sama seperti kamu menemukan dirimu sendiri; kehilangan dirimu sendiri.

Aku selalu benci untuk mempertimbangkan hal-hal tidak pasti tapi berdampak besar; aku benci memikirkanmu meski di saat bersamaan aku menyukainya atau aku benci mengingatmu meski aku sama sekali tak punya kenangan tentangmu.

Waktu memutus pertemuan
Pertemuan memutus perbincangan
Perbincangan memutus kenangan
Kenangan memutus bayang-bayang
Bayangmu memutus aku.


Aku mengizinkan diriku terjebak dalam ombak dan perasaan menghempasku berkali-kali dan aku benci tiap kali tanganku meraih sesuatu, selalu air yang lepas dari genggamanku.

Aku sedang menunggu atau mengejar atau tenggelam untuk bersanding denganmu.

--semestaperfeksionis.

No comments:

Post a Comment