Friday, December 23, 2016

Semesta Rindu 2016.

Semesta Rindu 2016.
Oleh : Kanzia Rahman



Tahun ini bukanlah sekedar tahun biasa. 2016 telah memberikan ruang untuk jutaan manusia untuk datang ke dunia ini. Faktanya, saat postingan ini dibuat, jumlah kelahiran di tahun 2016 telah mencapai 136 juta dan akan terus bertambah. Dua kali lipat dibanding jumlah kematian yang bahkan tak menyentuh setengahnya, hanya mencapai 56,9 juta (meski akan terus bertambah juga).

Tapi, mari kita meregangkan diri dari fakta dan angka. Tahun ini menyimpan kenangan dan memori untuk dikenang. Tahun ini, mempunyai 366 hari yang bergulir cepat layaknya bola salju, dan kita, kita adalah butirannya yang mengikuti kemana bola salju itu bergerak.

Lebih dari perumpamaan bola salju, tahun ini juga banyak melibatkan perasaan -setidaknya untuk penulis sendiri- yang tidak pernah baik untuk dipendam. Tahun ini penuh dengan drama, romantika dan suka duka. Pencipta, sekaligus penyedia kenangan yang tersedia untuk dipungut pula.

2016 terbuat dari rasa rindu abadi, debar-debar yang mengiringi hati, sejuta impian juga janji, dan frasa-frasa yang pada akhirnya jatuh di ladang puisi.

Dan kita. Kita punya segala cerita tentang tahun dengan 366 hari ini. Bertemu dengannya didalam sebuah ruang rindu dimana tanda tanya adalah lantai juga dindingnya yang renta, sementara khawatir dan cemas adalah sepasang hiasan dinding yang menggantung di sudut ruangan.

Sementara itu, ada setangkup haru dalam rindu yang acapkali dibalut hujan dan menghanyutkanku dalam dinginnya nostalgi.

Lantas. Ada apa selain segudang rindu yang beku di tahun ini ? Tentu saja akan ada tangisan, air mata yang mengalir dari pelupuk mata, tapi juga, akan ada tawa dan canda, raut muka penuh kesenangan yang melegakan dada.

Selamat datang di Ruang Rindu 2016, pembaca.

Sejujurnya, ruangan ini kosong. Diselimuti bau kerinduan dan seutas benang panjang yang menggulung mengelilingi ruangan. Hanya ada dua belas lembar kertas di lantainya yang berwarna putih pualam dengan bercak-bercak hitam dan salah satu sisi dinding yang mana adalah cermin.

Lembar pertama, ucapan selamat datang.

Kata yang tertulis di bagian teratas kertas itu adalah "Januari". Bulan pertama dari 12 seri bulan yang terdapat di tahun 2016, bulan dimana sebagian besar dari manusia mulai berbenah, merapihkan diri, bersiap untuk menjalani tahun yang luar biasa.

Malam (hingga pagi) tahun baru itu sejatinya selalu terbuat dari tiga hal. Kembang api, terompet yang berbunyi, juga resolusi. Euforia sorak-sorai dan nada melengking dari tiupan terompet masih bisa terdengar di pagi bahkan siang hingga sore hari. Kembang api bertahan hanya sampai cahaya. Sementara resolusi, akan terus ada sepanjang tahun.

Tapi hanya 14 hari dari 1 Januari, Indonesia mendapat serangan teroris. Tepatnya 14 Januari 2016, Jakarta, kota metropolitan sekaligus Ibukota negara kita diserang oleh sejumlah teroris. Adalah pos polisi dan tempat parkir Menara Cakrawala yang menjadi lokasi ledakan bom. Terhitung 4 orang tewas dan 24 orang luka-luka dalam peristiwa tersebut.


Sementara di halaman sebaliknya, ada 8 post (Iya. 8 post.) yang mengisi blog ini. Post pertama -yang juga merupakan post pertama di tahun 2016- berisi resolusi di tahun ini. 8 buah item yang berada di pole position atas dalam daftar keinginan di tahun 2016.

Tapi karena 4, atau bahkan 5 dari resolusi itu bersifat tentative, sepertinya kelima item itu masih akan bertahan di resolusi tahun depan. Sisanya, dengan izin Tuhan, berjalan dengan lancar.

Lalu, ada 7 dari 10 part Pandora Box. Jujur, itu luar biasa. Dengan tolak ukur rata-rata post tiap bulannya di akhir tahun 2016, 7 post dalam sebulan termasuk sesuatu yang perlu dirayakan. Dan berhasil dirayakan dengan baik, dengan 3 part orientasi cerita itu, disusul 4 part lainnya dimana konflik didalamnya memuncak.

Dengan atmosfir yang menegangkan, persoalan yang sampai di puncak tertingginya, juga pondasi perjalanan menuju konflik yang tersusun dengan baik.

Lembar kedua, Februari. Bulan kedua dalam seri 12 bulan 2016. Bulan dimana ribuan peluh dan kangen ditumpahkan dalam pelukan dan pertemuan. Sementara perpisahan dirayakan dengan kesepian dan sejauh-jauhnya kepedulian.

Di halaman sebaliknya, ada 3 post blog ini yang sekaligus menjadi akhir dari Serial Pandora Box. Ada resolusi dari 10 part cerita Kotak Pandora yang diakhiri dengan 10 detik terakhir untuk semua tokoh didalam cerita. Juga ada The Other Side of Coin dari Pandora Box, rectoverso dari 10 bagian cerita yang memakan waktu 2 bulan awal di 2016.

Lembar ketiga bertuliskan Maret diatasnya. Hari kesembilan bulan ini merupakan peristiwa alam besar untuk Indonesia. Adalah gerhana matahari total yang terlihat jelas di beberapa lokasi di Indonesia. Peristiwa inipun menyebabkan beberapa pihak mengadakan perayaan dan festival.


Seperti di Poso misalnya, festival gerhana matahari total yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Poso melibatkan 100 penari dari tingkat sekolah dasar hingga SMA yang ada di Poso Pesisir Utara.

Sayang, pada tanggal 22. Sebuah tragedi terjadi di Belgia, tiga buah ledakan bom bunuh diri terjadi di dua tempat yang berbeda. Di Bandara Brussel dan Stasiun bawah tanah Maalbeek. Tingkat siaga teror di Belgia pun dinaikkan ke level tertinggi setelah serangan ini. Setidaknya 34 orang tewas dan 136 orang luka-luka akibat tragedi yang mana ISIS mengklaim bahwa mereka yang bertanggung jawab atas peristiwa ini.

Di halaman sebaliknya, ada perayaan dua tahun blog ini yang dirayakan dengan doa.

Lembar keempat, ada April. Bulan keempat dari seri dua belas bulan, tulisan "April" terpampang di bagian atas lembar itu.

Ups, tulisannya menghilang. Ada di lembar sebaliknya. Tulisan itu pun berubah menjadi"Aprilmop!" hehe.

Di blog ini di bulan April, ada Riot. Sebuah cerita pendek dengan sudut pandang orang pertama yang menceritakan tentang kerusuhan (meski mungkin tidak se-realistis di lapangan) dengan alur maju-mundur dan tempo yang dipercepat lalu diperlambat.

Lalu lembar kelima, Mei. Ada dua buah kasus yang menjadi cap buruk bagi Indonesia, cap krisis moral atas peristiwa kejahatan yang menimpa anak-anak dibawah umur, yang menimpa perempuan. Bulan Mei adalah warna merah pada raport moral milik Indonesia.

Di bulan Mei juga, ada empat hari yang menentukan hasil proses belajar selama tiga tahun, ada empat hari yang menjadi kunci dari sedikit banyak masa depan, ada empat hari yang penuh keseriusan, ketegangan, juga pembelajaran.

Ada persimpangan terakhir. Persimpangan yang mempertemukan dan (akan) memisahkan. Persimpangan yang seolah menjadi momok menakutkan selama satu tahun terakhir.

"Kita tidak akan pernah melupakan, menyesal, dan meminta maaf. Karena kita akan bertemu lagi, satu sama lain, suatu hari nanti.
Saat semua konflik sudah selesai. Semua masalah terpecahkan, semua tembok penghalang sudah runtuh, kawan.
Tapi berjanjilah, kita tak akan dan tak pernah saling melupakan. Pun jika itu terjadi, berharaplah Tuhan menyatukan kita lagi dalam rencananya yang tak seorangpun tahu." End Of The Road. Post spesial UN.

Lembar keenam ini penuh pilu. Juni. Ah, bulan keenam dari seri dua belas bulan tahun kabisat ini menyimpan sejumlah cerita.

Tapi tentu. Yang paling menyedihkan adalah cerita tentang lagu tidur dan perpisahan. Lagu nyanyian yang menina-bobokan hingga kelak berjumpa lagi. Ada perpisahan yang dirayakan dengan rentetan acara.

"Ayolah. Siapa yang akan menerima kenyataan tentang perpisahan ? Hantaman itu terlalu keras. Aku terhempas, terpental dan menabrak dinding-dinding dingin waktu. Ah, ini sakit.

Beberapa penulis memang hakikatnya mendapat imajinasi dan sastra lewat segala jenis sakit. Beberapa lagi menulis dengan segelas kopi ataupun teh hangat. Semesta meletakkanku pada kategori pertama.

Tidak, aku belum mati. Bukan pingsan juga, ini sesak. Perihal kita, dan mimpi-mimpi kecil belum terwujud itu. Perihal kisah yang belum kita selesaikan, tentang jalanan-jalanan yang belum kita lewati, tentang perjuangan yang telah kita lewati, dan tentang lainnya.

Tunggu sebentar, biarkan aku bernafas kecil. Ingatkan aku tentang suara bisikan, persuasi, dan tawa kalian. Mulut-mulut itu bergerak tapi aku tak dapat mendengar apa-apa, tidak ada pilihan. Sebuah melodi mengalir di otakku. Mengalun dalam tiap langkahku.

Andai, ya. Pengandaian akan selalu menjadi alternatif, dimana dunia berubah menjadi milikmu dan imajinasimu sendiri. Tanpa batasan dan tanpa akhir, kurasa fantasiku sekarang sedang terbang, mengutuk waktu, mengulang-ulang beberapa peristiwa dan memori penting yang tak akan terulang. Ini jauh lebih sulit dibanding berfantasi tentang cerita-ceritaku.

Tapi itu semua hanya eksis dalam imajinasiku.

Ketahuilah, Berbicara tentang cerita dan imajinasi. Aku akan selalu mengingat kalian. Dalam runtutan doa penuh makna di tiap waktu. Kalian akan tetap menjadi tulisan terindah dan paling puitis yang pernah kubuat sekalipun, the most poetic poem. Masterpiece yang takkan pernah kulupakan.

Diatas sana suatu hari nanti, saat kita telah mencapai puncak kesuksesan. Dimana kita akan berjumpa dan berbagi cerita, lalu tertawa dengan wajah yang menua. Berbicara perihal segala sesuatu tanpa jarak, seakan kita takkan pernah bertemu lagi, I'll see you in the future when we're older, and we are full of story to be told.

Dan esok, esok takkan pernah datang. Tidak ada acara 'perpisahan' seperti dituliskan. Besok adalah hari berterima kasih, dan hari perjanjian untuk tidak saling melupakan dan menunjukkan punggung. Percayalah. Tidak akan ada "good bye" maupun "Au revoir". Tidak ada. Kita akan berkata, "See you again." " - Disadur dari Sing Me To Sleep.



Lalu bulan 7. Juli.

Bumi pertiwi dihebohkan dengan kasus vaksin palsu yang dengan segera memancing kemarahan dari para orang tua anak-anak yang divaksin dengan vaksin tersebut. Sementara seisi dunia menyambut kendaraan luar angkasa NASA, Juno, yang berhasil memasuki orbit Jupiter dan memulai survei 20 bulannya disana.

Di halaman sebaliknya, ada kengerian sekuel film The Conjuring yang dihadirkan dalam The Conjuring 2 Visual Novel Game. Ada banyak waktu yang dihabiskan didepan layar komputer, ada satu minggu yang penuh dengan jari dan mata yang berkutat pada script game, ada gelas-gelas air kosong yang lalu segera diisi lagi, ada kelelahan, ada perjuangan untuk membuatnya.


Lembar kedelapan, Agustus. Kemeriahan olimpiade musim panas yang digelar di Brazil menyeruak ke seluruh dunia, dan Indonesia berhasil meraih satu medali emas lewat kerja keras dan usaha ganda campuran Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir dalam cabang olahraga Bulutangkis, tepat pada 17 Agustus, hari kemerdekaan Indonesia yang ke-71.


Senyum juga terpampang di wajah Gloria Natapradja Hamel, seorang pengibar bendera Sang Saka Merah Putih yang menerima izin dari Presiden untuk ikut dalam upacara penurunan bendera setelah sebelumnya menjadi perdebatan karena isu kewarganegaraan gandanya.

Di halaman sebaliknya, ada dua buah penutup untuk dua buah seri cerita. Fajar di tepi samudra. (5/5) dan Vision. yang menutup lima seri cerita Guardians of the Universe. Juga ada pembuka dari sekuel Pandora Box, After Pandora : Six months later.. (Part 1)



Lembar kesembilan adalah September, bulan penuh keceriaan yang juga dirayakan dengan 4 part lanjutan After Pandora.

Oktober dan November tak banyak bercerita. Kedua bulan itu menyimpan masing-masing dua buah part After Pandora, dan satu post tambahan. Sebuah cerpen yang berjudul Sepotong Kenangan dalam Hujan.

Tahun inipun ditutup oleh lembar kedua belas, Desember. Dimana banyak orang 'mematung' dengan ramainya Mannequin Challenge, atau terpaku dengan panjangnya sebuah nama yang berakhiran dengan Ossas.

Lebih daripada itu. Tahun ini akan ditutup oleh ribuan mimpi -baik yang terpenuhi dan yang tidak- yang akan berganti di tahun depan, daftar panjang resolusi yang baru, sudut pandang baru, dan tentu saja, mimpi-mimpi baru.

Lantas, mengapa post ini diberi judul Semesta Rindu ? Karena Semesta adalah subjek sekaligus objek, tergantung darimana dan tentu saja bagaimana kamu membacanya, juga, secara tidak langsung mengisyaratkan kerinduan untuk bertemu.

Karena Rindu adalah variasi rasa dari kejenuhan rutinan harian, maka jika jenuh itu kelak membuncah, Ia harus segera dipenuhi, entah dengan sebuah pelukan atau setidaknya pertemuan. Tapi apapun itu, sebuah pertemuan harus dirayakan dengan dua buah gelas coklat panas juga berbincang-bincang sepanjang malam. Bukan begitu ?

Untuk tahun depan, sepertinya harapan semua orang pun sama. Tetaplah bahagia, tetaplah tersenyum, dan bagikan positive vibes dari dalam diri. Kelak, mereka yang juga memiliki positive vibes akan seperti magnet, mendekat dengan sendirinya.

Jadi, mari kita akhiri tahun ini dan awali tahun depan dengan dua hal selain mimpi juga resolusi.

Senyum, dan coklat panas.






:)

No comments:

Post a Comment