The Pandora Box : Other side of coin. (Behind The Script)
Oleh : Kanzia Rahman
Oleh : Kanzia Rahman
Pertama-tama, buat kalian yang udah berharap post ini adalah lanjutan dari The Pandora Box. Maaf, ini bukan part 11 dari Kotak Pandora. :(
Okeh. Terus ini apaan dong ? Di judul post ini, gue nulis jelas "(Behind The Script)". Jadi, disini gue bakal buka dan jelasin semua rahasia yang ada selama The Pandora Box dibuat. mulai dari part 1 sampai part 10. Sekalian gue ceritain dikit hal-hal yang gue rasa cukup pantes untuk diceritain.
'Other side of coin' yang jadi garis besar judul post ini bisa diartiin macem-macem, wkwk. Tergantung gimana tiap orang mengartikannya, tapi gue interpretasiin kalimat ini sebagai salah satu sisi koin.
Gini loh. 11 bagian dari The Pandora Box itu sisi koin yang satu, sisi yang pembaca lihat, sisi yang selama ini jadi pusat perhatian. Dan post ini, Vice versa. Post ini adalah sisi koin yang satu lagi, sisi yang penulis lihat, sisi yang jadi whistleblower dari semua rahasia sisi lawannya.
Satu lagi, bagian dari cerita bakal gue Bold kayak gini nih sepanjang post ini. Jadi, bedain ya.
Well, enjoy!
==============================
Part 1 yang harusnya jadi pembukaan dengan sesi flashback pun gagal. Alur maju-mundur yang gue coba terapin disini gagal total. Salah satunya ya paragraf ini, gue lupa ngungkapin apa yang dilihat sama Salma itu sampai dia bangun. Begitupula alasan kenapa Jiwo dan Ival dipisahin.
Intinya disini, gue lempar bait, umpan berupa tanda tanya pada para pembaca, tapi sampai sesi 'memancing' gue abis pun, gue lupa narik umpan yang ini untuk naik ke permukaan lagi. My bad. --.
The Pandora Box : Icarus. (Part 2)
'Other side of coin' yang jadi garis besar judul post ini bisa diartiin macem-macem, wkwk. Tergantung gimana tiap orang mengartikannya, tapi gue interpretasiin kalimat ini sebagai salah satu sisi koin.
Gini loh. 11 bagian dari The Pandora Box itu sisi koin yang satu, sisi yang pembaca lihat, sisi yang selama ini jadi pusat perhatian. Dan post ini, Vice versa. Post ini adalah sisi koin yang satu lagi, sisi yang penulis lihat, sisi yang jadi whistleblower dari semua rahasia sisi lawannya.
Satu lagi, bagian dari cerita bakal gue Bold kayak gini nih sepanjang post ini. Jadi, bedain ya.
Well, enjoy!
==============================
The Pandora Box : Beginning Of The End. (Part 1)
"Rum ?" Arum tersadar dari sesi ingatannya kala seseorang memanggil namanya. "Salma ? Lo udah bangun Ma?" Arum lalu bangkit dan meraih Salma, "Sorry Rum.. Gue liat terlalu banyak.. Gue petakilan Rum" lanjut Salma dengan nada menyesal. "Lo ngomong apa sih Ma, gue ga ngerti, yang penting kita keluar dari sini dulu" balas Arum
Part 1 yang harusnya jadi pembukaan dengan sesi flashback pun gagal. Alur maju-mundur yang gue coba terapin disini gagal total. Salah satunya ya paragraf ini, gue lupa ngungkapin apa yang dilihat sama Salma itu sampai dia bangun. Begitupula alasan kenapa Jiwo dan Ival dipisahin.
Intinya disini, gue lempar bait, umpan berupa tanda tanya pada para pembaca, tapi sampai sesi 'memancing' gue abis pun, gue lupa narik umpan yang ini untuk naik ke permukaan lagi. My bad. --.
"Jangan kaget" ucap Hanifa, mereka lalu memasuki sebuah koridor kecil dengan 2 buah pintu bersebrangan yang tak berjauhan. Namun.. "Kepada Ilmuwan level 1 dengan nama Hanifa Utami. Dipersilahkan menuju Ruangan Staff di Blok 2E" panggil sebuah speaker yang diletakkan dikoridor kecil itu
Disini nih, gue lupa buat ngungkapin juga siapa yang manggil Hanifa. Yang manggil itu Professor Hartono, nanti, di penjelasan untuk part 10 nanti bakal gue jelasin lebih jauh, kalem.
"CRAATTT !!!"
Nah ini juga nih. Ada gap 2 hari antara mereka dipisahin sama mereka bangun. Bunyi "CRAATTT !!!" ini timbul gara-gara Hanifa nusuk Professor Hartono yang udah nungguin mahasiswa Oxford yang lagi dikurung itu untuk dibawa ke laboratorium, dijadiin objek percobaan deh.
Tapi enggak, Hanifa nusuk Professor Hartono, bunuh kepala Oxfordshire University itu, matiin lampunya, terus ngajak Ainun kesana. Diapun udah ngitung waktunya biar pas sama ledakan bom yang dia rakit sendiri di lapangan level 12. Supaya nimbulin chaos dimana-mana.
==============================
"Hani !" Sadar Salma lalu sedikit berteriak. Ia tak berani keluar karena bunyi KREK yang timbul saat Bagus melangkahkan kakinya keluar tadi, "Jangan keluar !" Teriak Hani kecil, lalu menyorotkan senter kearah lantai depan lift mereka.
Setelah bunuh Professor Hartono, Hanifa keluar, nutup pintu, ngajak Ainun untuk temenin dia ke penjara bawah tanah tempat mereka dikurung. Gak lupa bawa senter.
Begitu dia buka pintu lorong itu, dia tinggal pura-pura kaget dan pasang muka innocent ke mahasiswa Oxford yang lagi kebingungan itu. Lampunya mati, harusnya sih gak ada yang lihat mayat Professor mereka.
Sementara Arum berbisik pada Salma. "Ma" bisik Arum kecil kepada sahabat disebelahnya itu, "Tadi pas keluar lift, lo liat jasad yang masih baru ga?" Tanya mahasiswi berhijab itu kepada Salma, "Engga. Ada emang?" Jawab Salma, "Adaa Ma. Jasadnya masih ba--" "Yak kita kekiri !" Perkataan Arum terpotong oleh suara Hani, Arum dan Salma pun terdiam. Mereka berdelapan lalu mengikuti Hani
Harusnya sih, harusnya gaada yang lihat. Tapi diluar dugaan Hanifa, Arum lihat mayat itu. Mayat professornya sendiri yang masih baru, bisikan dia ke Salma pun didengar ilmuwan yang sontak segera memutuskan ucapan Arum.
Disini, gue juga lempar umpan berupa seseorang yang mati, entah siapa, tapi yang jelas gue bikin rencana jangka panjang. Dimana gue bisa buka salah satu bagian kecil dari cerita yang bakal berguna banget nantinya, contohnya ya ini. Wkwk.
"Loh ? Liftnya bocor ?" tanya Hani setelah beberapa tetes air mengenai rambutnya. Ainun tak bergeming sama sekali.
Ini juga hal kecil yang jadi salah satu bagian penting di cerita. Logikanya, lift suatu gedung yang mempunyai 11 level diatasnya. Sekalipun hujan, ada atap sama genteng yang siap menjaga mereka dari tetesan airnya. Tapi gak mungkin lembaga sebesar CERN biarin gedungnya bocor gitu aja.
Terus air itu apa dong ? Bagian atas lift itu ada celah sedikit. Ingat monster yang nyambut mereka begitu buka lift ? Gak mungkin kan ya monster itu nunggu lift, pencet tombolnya, terus nunggu gitu aja. Monster itu jatuh dari level 12 dan masuk straight kedalam lift. Beberapa saat kemudian, Afifat yang datang dari masa depan muncul diatas lift itu, dan nangis liat Hanifa, anaknya yang udah lama dia tinggalin.
"Jangan takut.." Hani melangkah kedepan, mengambil pisau Aldo lalu menusukannya di mata putih yang menganggu mereka. Ia lalu mencabut pisau itu dan meninggalkan rongga hitam di bagian mata kanan makhluk itu. Mengganti mata putih yang menyeramkan dengan jaringan-jaringan pembuluh darah yang lebih menakutkan lagi.
Disini, gue coba nunjukkin jiwa psikopat dari Hanifa secara terang-terangan, sifat tanpa ampun yang dia miliki itupun gue coba eksploitasi dalam paragraf ini, salah satu hal kecil yang jadi bagian penting cerita nantinya.
==============================
"Hidupnya udah cukup sulit." jawab Latriaz, ia dan Arum lalu melirik kecil kearah Hani yang sedang beristirahat diatas satu dari dua tempat tidur di ruangan itu. Amel dan Ainun selalu berada didekatnya. "Ayahnya kasar, dia sama ibunya disiksa terus tiap hari. Akhirnya suatu hari, siksaan itu selesai karena ayah mereka pergi tanpa jejak." lanjut Latriaz, "Ya terus akhirnya dia ama ibunya terpaksa hidup buat nyari makan doang, kalo ga salah gue pernah nemu bekas tulang hewan dikamarnya" tutupnya.
Ada bekas tulang hewan dikamarnya. Apa berarti dia makanin tulang ? Bisa. Tapi, bisa juga kalo ternyata dia yang bunuh hewan itu dan nyimpen bekas tulangnya seenaknya. Dari kecil aja, dia udah dicekokin begituan sama Ibunya. Ini yang nunjukkin kalo ternyata Hanifa dari kecilnya emang sadis. Wkwk.
==============================
The Pandora Box : Les Gladiateurs. (Part 4)
"Gini aja, sebelom itu virus nyebar ke dunia, mending kita kurung gedung ini" lanjut Hani sambil merapihkan jasnya yang sudah kusut. "Isolasi gitu?" Tanya Ainun kebingungan, "Eh iyakan isolasi ?" Tanyanya lagi sambil menengok kearah Latriaz. "Isolasi setau gue yang buat nempel-nempelin gitu" sahut Latriaz, "Itu solasii" balas Hani dengan nadanya yang agak melengking. "Ahahaha" tawa mereka berempat
Di part 4, gue bener-bener blank dan bingung mau naro apa lagi disana. Gue keabisan akal, asli-_-, cukup lama sampe akhirnya gue mutusin untuk bikin beberapa opsi. Antara rencana untuk isolasi gedung, rencanain untuk ledakin gedung, rencanain untuk kabur lewat pintu depan. Terpilihlah rencana untuk isolasi gedung.
Tapi, emm. Dari tiga opsi itu pasti ada twistnya lagi ya. Waktu itu gue sempet ada pikiran untuk bikin semua karakter itu akhirnya kabur lewat pintu depan, tapi ternyata dunia udh berubah jadi monster semua, yang mana bakal bikin The Pandora Box bisa tembus 50 part. Wkek--.
Anyway. Terpilihlah rencana untuk isolasi gedungnya, dan yaa, gue terpaksa muter otak lagi biar ceritanya ga statis dan 'gitu-gitu' aja, gue bikin lagi jalan ceritanya bercabang.
Les Gladiateurs dari bahasa Perancis yang artinya Para Gladiator. Karena di part 4 ini semua karakternya aktif, jadi gue bikin judulnya gitu.
Les Gladiateurs dari bahasa Perancis yang artinya Para Gladiator. Karena di part 4 ini semua karakternya aktif, jadi gue bikin judulnya gitu.
==============================
The Pandora Box : Arbitratus. (Part 5)
"Terus gue juga pernah baca di reddit, katanya Kepala Direktur CERN itu sebenernya punya mega-proyek. Bikin semacem mesin waktu gitu" kata Adi, "Reddit apaan ?" tanya Jiwo lagi, "Forum internet. Jadi ada karyawan CERN yang jadi whistleblower, dia beberin semua cerita si direktur itu. Mereka punya proyek buat bikin mesin waktu, peraturannya cuman satu, sekali mereka masuk kesana, gaada jalan keluar" jelas Adi.
"Yang lebih gila lagi, ada rumor yang nyebar, kalo sebenernya, direktur itu punya anak disini.." "Jangan nyebar rumor atau isu gajelas gitu ngapa" potong Tama mengakhiri penjelasan panjang bawahannya itu, Adi lalu terdiam.
Disini gue udah coba kasih sneakpeak buat yang clueless banget. Gue coba buka sedikit pintu ruangan penuh rahasia yang tertutup rapat dengan cara umpan-umpan kayak gini. Terus sebenernya siapa si whistleblower yang udah nyebar semua rahasia yang Ia tahu ? Jawabannya ialah sang wakil ketua bidang keamanan. Fadhil Alghaffaru.
Dan ternyata, begitu Fadhil nyebar rahasia itu ke reddit, salah satu forum Internet terbesar di dunia. Adi yang militer ini rupanya juga salah satu pengguna forum itu. Akhirnya dibaca deh sama Adi semua rahasia yang dibongkar Fadhil.
Seluruh layar CCTV tiba-tiba mati, ruangan itu gelap total. Mereka mendengar suara langkah kaki, Hani sigap menyalakan senter dan menembakkan cahayanya ke sembarang tempat. "BUAK!" Ia lalu mendengar sebuah suara pukulan, tubuhnya segera merinding saat itu juga, tak lama pintu pun tertutup, dan tiba-tiba, sekelebat bayangan lewat didepannya.
Untuk bagian ini, tadinya gue mau bikin ciwi-ciwi itu pergi ke satu tempat, entah basement atau keluar ruangan untuk nyalain generator supaya bisa ngisolasi gedung itu. Tapi gagal, ada yang matiin lampunya. Siapa ? Afifat dari masa depan.
"Terus gue juga pernah baca di reddit, katanya Kepala Direktur CERN itu sebenernya punya mega-proyek. Bikin semacem mesin waktu gitu" kata Adi, "Reddit apaan ?" tanya Jiwo lagi, "Forum internet. Jadi ada karyawan CERN yang jadi whistleblower, dia beberin semua cerita si direktur itu. Mereka punya proyek buat bikin mesin waktu, peraturannya cuman satu, sekali mereka masuk kesana, gaada jalan keluar" jelas Adi.
"Yang lebih gila lagi, ada rumor yang nyebar, kalo sebenernya, direktur itu punya anak disini.." "Jangan nyebar rumor atau isu gajelas gitu ngapa" potong Tama mengakhiri penjelasan panjang bawahannya itu, Adi lalu terdiam.
Disini gue udah coba kasih sneakpeak buat yang clueless banget. Gue coba buka sedikit pintu ruangan penuh rahasia yang tertutup rapat dengan cara umpan-umpan kayak gini. Terus sebenernya siapa si whistleblower yang udah nyebar semua rahasia yang Ia tahu ? Jawabannya ialah sang wakil ketua bidang keamanan. Fadhil Alghaffaru.
Dan ternyata, begitu Fadhil nyebar rahasia itu ke reddit, salah satu forum Internet terbesar di dunia. Adi yang militer ini rupanya juga salah satu pengguna forum itu. Akhirnya dibaca deh sama Adi semua rahasia yang dibongkar Fadhil.
Seluruh layar CCTV tiba-tiba mati, ruangan itu gelap total. Mereka mendengar suara langkah kaki, Hani sigap menyalakan senter dan menembakkan cahayanya ke sembarang tempat. "BUAK!" Ia lalu mendengar sebuah suara pukulan, tubuhnya segera merinding saat itu juga, tak lama pintu pun tertutup, dan tiba-tiba, sekelebat bayangan lewat didepannya.
Untuk bagian ini, tadinya gue mau bikin ciwi-ciwi itu pergi ke satu tempat, entah basement atau keluar ruangan untuk nyalain generator supaya bisa ngisolasi gedung itu. Tapi gagal, ada yang matiin lampunya. Siapa ? Afifat dari masa depan.
Lalu masuklah Subjek 82-96 yang lalu membekap mereka dan menyemprotkan gas bius supaya ketiga perempuan itu tertidur. Gak ada pukul-pukulan, suara yang timbul itu buatan Afifat yang lama. Buatan sang direktur CERN itu sebelum dia kembali ke masa depan. Tanpa CCTV diruangan itupun dia tahu keenam perempuan itu akan kena jebakannya.
Tapi begini, apa yang terjadi kalo Afifat dari masa depan ga matiin lampu di security room ? Mereka bertiga bakal lolos dan ngelawan subjek 82-96 setelah ngisolasi gedung. Kalaupun gagal lolos, minimal gedung itu udah di isolasi. Jadi, mau lampunya dimatiin apa enggapun sebenernya mereka bakal kalah sama subjek 82-96, tindakan yang dilakukan Afifat dari masa depan itu cuman semacem improvisasi yang punya andil besar nantinya.
"Aku tidak akan membunuhmu. Aku hanya ingin menyelamatkan anakku." Ucapnya tiba-tiba menghentikan detak jantung Fadhil sejenak, "Ayo, duduk dan nikmati segelas teh hangat bersamaku." Lanjutnya sambil mendorong Fadhil ke ruangan awal..
Ini dia. Ini dimana gue mutusin untuk tongolin Afifat yang punya kesan misterius untuk pertama kalinya.
"Let's play a game. Let's play murder." Ucap seseorang lewat speaker itu yang sontak membuat keenam wanita yang diikat memberi reaksi kaget.
Salah satu scene favorite gue di Part 5 ya ini. Gue coba mainin emosi mereka. Mainin emosi tiap karakter yang tiba-tiba jadi egois seketika. Entah setan macam apa yang ngerasukin gue pas lagi nulis part 5 ini sampai gue bisa bikin bagian yang sulit ini. Wkwk. --.
"Setiap pistol hanya diisi satu peluru.. Jadi, gunakan pistol itu untuk menembak diri kalian sendiri, atau menembak teman kalian. Good luck, have fun." Tutup suara itu, speaker itu tak lagi berbunyi..
Satu lagi, Arbitratus berasal dari bahasa Latin yang berarti Pilihan. Yang dimaksud sama judulnya disini udah pasti bagian tembak-tembakannya.
==============================
The Pandora Box : AmitiƩ. (Part 6)
"Banyak. Aku telah membaca sedikit banyak arsip, dan ternyata ada sebuah rahasia besar yang kamu sembunyikan di gedung ini.." jawab Fadhil, "Hanya perlu sedikit kejelian.. dan semua orang akan tahu lubang besar yang menganga dari cerita panjang ini.." lanjut seseorang dengan jubah itu.
"Kamu yang menyebarkan cerita itu ke internet kan?" tanyanya lagi. Fadhil yang tak memberi jawaban mendapat tatapan tajam dari orang itu, ia hanya sedikit bergeming dan terdiam..
Aslinya Part 6 ini banyak paragraf vital yang gue selipin. 2 paragraf diatas dan beberapa paragraf disekitarnya di part 6 pun sebenernya penting. Kenapa ? Kalo dibaca baik-baik dan diperhatiin dari part 1, di part 6 inipun pembaca udah bisa nebak ending dari Kotak Pandora.
Salah satunya ini. Gue ngelempar umpan yang dimakan mentah-mentah gitu aja, lagi. Untuk mereka yang menganut teori konspirasi, ini adalah salah satu spoiler terbesar yang mana bakal berujung ke bagian akhir cerita.
Di 2 paragraf yang gue bold diatas, disitu Afifat dengan jelas memastikan bahwa Fadhil yang selama ini bongkar rahasianya. Dia tau banyak, Fadhil tau banyak. Bisa aja gue bikin Fadhil dibunuh langsung sama Afifat saking kzlnya, tapi gue simpen dulu. :/
"Jika aku tidak salah, diriku yang satunya sedang berada di level 12 sekarang, menyelesaikan proyek 'Tuhan'-ku. Anakku mungkin kelihatan menentangnya, tapi ada sebuah kebenaran yang aku sembunyikan selama ini, dari siapapun, hanya dia dan aku yang tahu." ucap Afifat.
Ini juga. Ibaratnya deduksi itu rumah yang mesti dibentuk dari bata berupa fakta, di part 6 ini gue banyak ngasih bata itu. Wkk
"Nun.. gg..gue... gue bel.. belom.. na.. narik.. pel.. pelatuknya Nun.." tangis Hani, ucapannya bahkan terpatah-patah, "LU BOONG HAN! LU BOONG!!" Balas Ainun teriak lalu mengarahkan moncong pistolnya ke otak Hani, ia penuh amarah dan kekesalan terhadap sahabatnya itu..
Ini juga salah satu favourite scene gue di Part 6. Gue coba bikin bagian yang emosional dengan adanya tembakan yang ngarah ke Amel. Yang keenam perempuan itu tau, harus ada tumbal supaya yang lain keluar. Dan dari berbagai pertimbangan, gue milih Amel sebagai tumbalnya.
Ditambah Ainun yang kaget dan marah sejadi-jadinya. Gue bisa pakai kemarahan itu sebagai konflik selanjutnya, yaitu bagian Ainun hampir bikin sebuah lubang di kepala Hani dengan timah panas. Dan tau kenapa gue milih Hani yang nembak Amel ? Karena gue pengen eksploitasi lagi sisi gelap, jahat, sadis, dan kejam dari Ilmuwan itu. Gimana yaa, emm. Dari awal, gue ngasih kesan baik ke Hani tapi sepaket ama kejamnya dia kalo diperhatiin ulang. Sorry Han --.
Satu lagi, curhat dikit ya. Pas gue nulis part ini, gue ngabisin waktu hampir dua jam lebih sendiri untuk judul dan adegan tembak-tembakan ini. Tepat pukul dua pagi gue baru nemu judul yang bener-bener pas untuk part keenam ini, dan itu kondisi udah ditulis 30 paragraf lebih. Gue inget banget bawa gelas ke dapur, isi air dispenser, terus usaha keras buat nutup gelas pake tutup botol yang mana akhirnya gue ngerasa bodoh banget. Ngantuk mz, mb. :v
"Tembakan Hani miss, pelurunya cuman bikin goresan disini terus bersarang di dinding" ucap Salma lalu menunjuk sebuah lubang di dinding yang terlihat oleh mereka bertiga dari kejauhan, "Ini antara Amelnya pingsan gara-gara shock, peluru kan timah panas tuh, mungkin aja dia ngerasa panasnya terus keburu stress" kata Arum, "Bahkan mungkin dia lagi mimpi kalo dia udah mati" kata Salma bercanda, Ainun hanya terdiam.
Dan dulu, gue masih libatin emosi gue. Gue belum netral banget, dan yaa, gue belum tega buat bunuh siapapun di cerita itu, termasuk Amel. Akhirnya, diambil jalan tengah berupa merangsak masuknya member GIGN dan tembakan Hanifa yang ternyata miss. Err.. --.
"Simpan semua ceritaku barusan" ucap Afifat kepada Fadhil. Mereka berdua sedang berada didepan lift yang sudah menunggu, "Aku harus segera ke level 12, mengubah semua kemungkinan terburuk yang bisa terjadi" lanjut sang direktur sambil mengenakan topengnya lagi.
Disini, Afifat ceritain semua yang udah dibaca sama Fadhil, tentang masa lalu Hani, tentang project CERN, anti-material, tentang dia yang milih untuk kembali ke masa lalu, dia koreksi semua dugaan yang udah Fadhil buat, dia klarifikasi semua arsip dan berkas-berkas yang udah dibaca sama Fadhil.
Untuk part 6 ini. Amitie berasal dari Bahasa Perancis yang berarti Persahabatan. Judulnya sendiri gue gambarin jelas di scene abis keenam wanita itu dibebasin, mereka masih maaf-maafan dan temenan lagi.
==============================
The Pandora Box : Antabellum. (Part 7)
Monster itu menghilang, hilang, hilang. Kedua mahasiswa Oxford itu bertatapan satu sama lain dengan wajah kebingungan atas apa yang baru saja terjadi. "Widihh, keren kan gua gak perlu pake otot" kaget Aldo lalu membanggakan diri sendiri, "Udahlah yok mumpung gak ada monsternya" balas Anwar, mereka berdua lalu berjalan keluar ruangan, dan bergerak lagi..
Disini, Aldo dan Anwar nemu prototype dari cairan anti-material yang dibuat senjata sama direktur CERN. Yang mana adalah cikal bakal dari partikel anti-material yang ngubah gedung CERN jadi partikel di akhir part 11 nantinya.
Bacanya vertikal.
==============================
The Pandora Box : Rendezvous. (Part 8)
"Anak perempuanku tersayang.. Kamu sudah tumbuh besar ya.." Sang pria berjubah hitam mengenakan topengnya, lalu melirik sedikit kebelakang dan melihat keempat mahasiswa Oxford yang sedang terdiam itu.
Aldo, Anwar, Stevian, Bagus ketemu sama Afifat. Notabenenya, mereka gak tau kalo Afifat itu ada dua, yang baik sama yang jahat. Pertanyaannya, yang sama mereka yang mana ? Yang jahat.
"Proyek yang besar membutuhkan modal dan tanggung jawab yang besar.." jawab Afifat, "Sayangnya. Psikologi seorang manusia bukanlah sesuatu yang bisa dipertaruhkan untuk ini, aku tidak mampu mencapai sistem saraf itu dan mengambil sifatnya secara ilmiah, mereka butuh ditempa, bukan dicekoki racun semacam ini.." lanjut direktur CERN itu.
"Sifat manusia adalah satu hal yang tidak dapat diteorikan. Satu-satunya cara agar kamu memahami tentang itu adalah dengan ikut merasakan, bukan berkomentar." ucap Afifat membuat keempat mahasiswa Oxford itu terdiam.
"Mimpi-mimpi tentang kotak Pandora itu tidak bisa aku wujudkan. Aku hanya menyebarkan harapan ke mereka, para ilmuwan kecil yang telah menaruh banyak harap.." Afifat lalu bangkit, "Aku akan tunjukkan satu hal lagi. Kalian tahu time travel ?" Ia melangkah kearah pintu otomatis yang segera terbuka, keempat mahasiswa itu mengikutinya.
Direktur CERN itu ngakuin kesalahannya kedepan keempat mahasiswa Oxford. Sebenernya, bukan kesalahan sih. Tapi apa yaa, emm, kekurangan projectnya. Dia gak bisa men-teori-kan sifat manusia dan gagal total sementara dia sendiri udah koar-koar ke para intelektual muda berjas laboratorium yang masih sangat rentan dipengaruhi, alias para Ilmuwan level rendah.
Tiba, tiba seseorang menarik Jiwo dari belakang pintu, menjatuhkan mahasiswa itu dalam satu gerakan. TRANG!! Tebasan Fadhil pun berhasil ditepis olehnya, pedang besar itu terlempar dan jatuh. Mereka berdua patah arang.
Dari sini harusnya udah bisa ditebak siapa yang ada disana. Pertama, karakter di The Pandora Box udah banyak yang mengisyaratkan gue gak bakal nambah karakter lagi, yang berarti karakter yang udah ada tapi kurang tersorot gue tongolin disini. Kedua, Fadhil mendapat deja vu berupa tebasannnya yang ditepis. Inget pertemuan pertamanya dengan Afifat di basement ? Dimana dia coba nyerang direktur CERN itu tapi ditepis juga. Kurang lebih gesture-nya sama. Wkwk.
"Hani.." gumam sang sosok itu pelan, Jiwo tiba-tiba berdiri dan segera melakukan sebuah tendangan kearah perut orang berjubah hitam itu. "UARGH!" Teriaknya perih. Ival lalu melepaskan pelukannya dan membiarkan orang itu berlutut kesakitan.
Ketemu anak yang udah kepisah cukup lama nih. Kiw.
"Nah sekarang buka topeng lo !" Teriak Jiwo tiba-tiba kepada sang pria berjubah hitam. Orang itu pun perlahan membuka topengnya, dan..
"Afifat Maulana. Direktur CERN" ucapnya..
Nah Afifat yang ketemu sama Hani, Fadhil, Jiwo, Ival, Salma, Arum ini yang udah baik. Yang dateng dari masa depan untuk ngerubah sejarah.
Rendesvouz berasal dari bahasa Perancis. Yang kalo diartiin secara harfiah artinya Kencan. Tapi kalo dipisah, ada dua kata; Rendes-Vouz yang berarti janji-kamu. Mungkin kalo gue sendiri interpretasiinnya sebagai janji untuk bertemu dengan kamu atau sebuah pertemuan. Atau entahlah, terserah pembaca. Wkwk.
==============================
The Pandora Box : Science & Faith. (Part 9)
"Pernah dengar pepatah 'Sometimes you attract the lifestyle you live' ? Begitupula aku. Seorang psikopat kejam yang membaur di masyarakat, lalu menikah dengan seorang wanita yang ternyata adalah seorang dengan kecendrungan kanibal, lalu memiliki anak perempuan cantik yang menuruni sifat kami, seorang anak perempuan dengan sifat kejam meski diam-diam, seekor serigala dalam bulu domba yang hangat" ucap Afifat.
'Hangat, baik, kalem, tapi diam-diam sadis.. ooh !' "Semua yang kutahu adalah kau orang gila!" Sesi menebak-nebak dari Anwar terputus kala Aldo menyerang sang direktur dari belakang dengan sebuah tendangan yang mengarah ke tengkuk orang itu. mencoba menjatuhkan dan membalikkan keadaan
Anwar langsung tau siapa yang dimaksud Afifat (jahat) disini. Dia udah liat gimana Hani seenak jidatnya nyabut bola mata monster di lift, nendang tulang-tulang begitu mereka keluar dari penjara bawah tanah, dan sebagainya. Oxford bro. Wkwk.
"Pernah dengar pepatah 'Sometimes you attract the lifestyle you live' ? Begitupula aku. Seorang psikopat kejam yang membaur di masyarakat, lalu menikah dengan seorang wanita yang ternyata adalah seorang dengan kecendrungan kanibal, lalu memiliki anak perempuan cantik yang menuruni sifat kami, seorang anak perempuan dengan sifat kejam meski diam-diam, seekor serigala dalam bulu domba yang hangat" ucap Afifat.
'Hangat, baik, kalem, tapi diam-diam sadis.. ooh !' "Semua yang kutahu adalah kau orang gila!" Sesi menebak-nebak dari Anwar terputus kala Aldo menyerang sang direktur dari belakang dengan sebuah tendangan yang mengarah ke tengkuk orang itu. mencoba menjatuhkan dan membalikkan keadaan
Anwar langsung tau siapa yang dimaksud Afifat (jahat) disini. Dia udah liat gimana Hani seenak jidatnya nyabut bola mata monster di lift, nendang tulang-tulang begitu mereka keluar dari penjara bawah tanah, dan sebagainya. Oxford bro. Wkwk.
==============================
The Pandora Box : Kotak Pandora. (Part 10)
"In Honor and Memory of all men and women who sacrificed their lives for science and greater good. May the God with you" Sebuah tulisan lain tertulis diatas daftar nama-nama itu. Ketiga mahasiswa itupun shock, kaget dengan apa yang mereka lihat.
Stevian, Aldo, Anwar, Bagus kaget ngeliat nama-nama mereka yang udah dicatut gitu aja sebagai objek percobaan. Alhasil, mereka interograsi Ainun yang satu-satunya orang CERN disana.
"212. Dewi Arinanda
213. Salma Salsabil
214. Stevian Khansa
215. Geraldo Alvito
216. Anwar Fajar
217. Muhammad Bagus
218. Jiwo Prayudo
219. Alifya Kholifal"
Stevian, Aldo, Anwar, Bagus kaget ngeliat nama-nama mereka yang udah dicatut gitu aja sebagai objek percobaan. Alhasil, mereka interograsi Ainun yang satu-satunya orang CERN disana.
Hal terakhir yang dilihatnya adalah monster-monster yang mengerubungi Fadhil, diikuti suara teriakan kesakitan yang samar di telinganya. Kesadarannya pun menipis, matanya perlahan tertutup, nafasnya pun diperlambat, ia lalu kehilangan kesadaran, lagi..
Kalo sebelumnya di Part 7 gue belum cukup kejam untuk bunuh karakter di The Pandora Box. Di Part terakhir ini gue gak mau tanggung-tanggung. Pertama, gue bunuh Fadhil. Kenapa ? Karena kalo bunuh Afifat ntar ceritanya udahan. Disini, Tama udah decapitated karena udah dibanting, dihajar, udah diapa-apain sama monster penghuni lapangan level 12.
"Mel tunggu bentar" ucap Hani lalu mengambil beberapa gulungan blueprint dari tangan Amel dan berlari kecil ke belakang mesin waktu berbentuk ruangan itu, Amel hanya mengangguk kecil tak menjawab lalu mendekat kearah pintu mesin waktu itu. Sang Ilmuwan mengotak-atik sedikit mesin waktu tersebut untuk beberapa menit, Hani lalu kembali berdiri disebelah Amel.
"Lu mau nyelamatin ibu lu ya ?" Tanya Amel tiba-tiba. Hanifa segera menatap sahabatnya itu, "Katanya Fadhil sih lu itu mau gunain mesin waktu buat nyembuhin ibu lu. Soalnya kan ibu lu mati gara-gara kekurangan dana buat biaya pengobatannya" lanjutnya.
"Tunggu." potong Afifat. "Apa saja yang Fadhil ceritakan kepadamu ? Aku sudah mendengar cukup banyak dari balik pintu itu tadi, menguping pembicaraanmu dan Hani" tanya direktur itu sambil melihat ke ilmuwan itu. "Dia.. dia menemukan.. album fotomu, sekeluarga.. sebelum kamu meninggalkan Hani dan istrimu untuk menderita.." jawab Amel terbata-bata.
"Huh.." Afifat menunduk sedikit.. "I've always assume that love is a dangerous disadvantage. Cinta itu adalah kerugian terbesar yang dimiliki seseorang, bukan, Rizky Amelia ?" Afifat lalu mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya kearah Amel, ia menutup sebelah matanya untuk mempertajam akurasi yang ia dapatkan.
"Aku sudah menduga dan mengetahui banyak tentang hubungan rahasiamu itu dengan sang wakil ketua bidang keamanan. Apa kamu pikir aku sebodoh itu memilihmu menjadi ketua sekaligus pemimpin ilmuwan level 1 dari sekian banyak pilihan ?" ucap Afifat lalu meletakkan jari di pelatuknya. Amel sudah kehabisan banyak darah yang terus mengucur dari dada dan mulutnya, matanya pun kini menyipit..
Singkatnya, Fadhil ceritain semua yang dia ketahui dari arsip dan berkas lama CERN ke Amel. Dia beberin semua yang dia baca ke orang yang menurutnya bisa dipercaya itu. Tapi tentu saja, Amel disini yang temennya Hani gak mungkin diem aja setelah mendapat sebanyak itu rahasia tentang Hani, dia coba pastiin,
JLEB! CRAAATTT!!!
..
.
Hani menusukkan sebilah pisau yang ia simpan di kantung jasnya ke dada Amel. Ia tak peduli dengan segala persahabatan yang sudah ia jalani. Matanya tak berubah, masih menatap tajam mata sahabatnya. Kaki Amel pun hingga sedikit terangkat karena kencangnya tusukan Hani.
"..."
Amel tak bisa berkata lagi. Tubuhnya dihujami sebuah pisau tajam yang menusuk dadanya, matanya terbelalak kaget, mulutnya memuntahkan darah seketika. Hani memalingkan sedikit wajahnya kala Amel memuntahkan darah untuk yang kedua kalinya..
"Jangan kurang ajar, Mel.." gumam Hani kecil lalu mencabut pisau itu, ia lalu tanpa ampun menendang Amel hingga terduduk ke pinggir ruangan, bersandar ke dinding sambil memegangi lubang yang menganga di bagian dadanya.
Tapi entah moment nya gak tepat apa gimana, Hani justru marah karena merasa privasinya dibuka, apalagi cara penyampaiannya yang terkesan menghina. Pisau akhirnya ditusuk ke dada Amel yang bikin karakter itu mati tak lama kemudian. And that's why i'll always assume that love is a dangerous disadvantage.
JLEB! CRAAATTT!!!
..
.
Hani menusukkan sebilah pisau yang ia simpan di kantung jasnya ke dada Amel. Ia tak peduli dengan segala persahabatan yang sudah ia jalani. Matanya tak berubah, masih menatap tajam mata sahabatnya. Kaki Amel pun hingga sedikit terangkat karena kencangnya tusukan Hani.
"..."
Amel tak bisa berkata lagi. Tubuhnya dihujami sebuah pisau tajam yang menusuk dadanya, matanya terbelalak kaget, mulutnya memuntahkan darah seketika. Hani memalingkan sedikit wajahnya kala Amel memuntahkan darah untuk yang kedua kalinya..
"Jangan kurang ajar, Mel.." gumam Hani kecil lalu mencabut pisau itu, ia lalu tanpa ampun menendang Amel hingga terduduk ke pinggir ruangan, bersandar ke dinding sambil memegangi lubang yang menganga di bagian dadanya.
Scene ini juga cukup lama masa pembuatannya. Pertama, gue udah pastiin bakal bunuh seseorang di akhir part 10 untuk buat efek twist di ujung The Pandora Box dan tentu saja, gue eksploitasi dark side dari Hani yang selama ini, gue tulis sebagai ilmuwan 'baik' terus. Kedua, gue butuh alasan kenapa orang itu dibunuh, dan karena gue butuh seseorang yang bongkar rahasia Hani, akhirnya dipilihlah Amel untuk bongkar rahasia itu, sekaligus dibunuh. Win-win solution. --,
Hani lalu berjalan mendekati Amel sekali lagi, ia mengangkat pisaunya tinggi, siap menusukannya ke bagian tengkorak dan menghancurkan otak Amel, dan..
...
..
.
"Kamu sedang stress, Hanifa." Tiba-tiba seseorang membuka pintu dengan tulisan "Project Wormhole" tertempel di pintu itu, ia lalu masuk kedalam ruangan, dan menutup pintunya lagi. Bergabung dengan Hani dan Amel. Hani yang sudah siap menusuk Amel dari atas itupun menarik lagi sebilah pisau yang ia pegang. "Kamu kehilangan kendali, stress, dan akhirnya, begitu." Rupanya orang itu adalah Afifat, ia lalu melirik kecil kearah Amel yang sedang kesakitan.
"Ah, kau selalu muncul di saat yang tidak tepat. Ayah..." Ucap Hani sambil melihat kearah Afifat.
Hani lalu berjalan mendekati Amel sekali lagi, ia mengangkat pisaunya tinggi, siap menusukannya ke bagian tengkorak dan menghancurkan otak Amel, dan..
...
..
.
"Kamu sedang stress, Hanifa." Tiba-tiba seseorang membuka pintu dengan tulisan "Project Wormhole" tertempel di pintu itu, ia lalu masuk kedalam ruangan, dan menutup pintunya lagi. Bergabung dengan Hani dan Amel. Hani yang sudah siap menusuk Amel dari atas itupun menarik lagi sebilah pisau yang ia pegang. "Kamu kehilangan kendali, stress, dan akhirnya, begitu." Rupanya orang itu adalah Afifat, ia lalu melirik kecil kearah Amel yang sedang kesakitan.
"Ah, kau selalu muncul di saat yang tidak tepat. Ayah..." Ucap Hani sambil melihat kearah Afifat.
Akhirnya, pertemuan Ayah-Anak yang udah terpisah sekian lama dengan dendam yang membara di kedua belah pihak.
"Kamu kira liftnya bocor. Padahal tidak, itu aku, datang dari masa depan dan rupanya dikembalikan oleh waktu diatas lift itu. Aku berdiam diri disana cukup lama hingga kamu dan ketujuh orang lainnya masuk kedalam lift. Saat itulah, aku melihatmu dan mengingat ibumu" jelas sang direktur saat Hani tak menjawab.
"Semua orang yang masih hidup disini akan dimakan monster. Dua orang mahasiswa Oxford yang bertemu dua pasukan elite GIGN akan dikalahkan subjek 82-96, dan yang paling mengerikan adalah kamu. Basement yang sudah tak ada apa-apa lagi itu akan berubah menjadi neraka, tiap-tiap dari kalian akan membunuh satu sama lain dan memakani dagingnya untuk bertahan hidup. Jika aku tak memutuskan saluran listrik ke security room saat itu, dalam 24 jam kedepan, kamu akan menjadi seorang kanibal." Jawab Afifat panjang.
"Kamupun yang mengancamku dengan sebuah pistol untuk membuat proyek mesin waktu dan partikel 'Tuhan'. Kamu ingin kembali ke masa lalu, menyelamatkan Ibumu sambil menyebarkan obat buat netralisir sisi jahat manusia. Jika semua orang di bumi telah meminum dan melakukan vaksin dengan obat itu, maka kamu adalah satu-satunya orang yang belum dan tidak akan meminum obat itu. Apa yang terjadi jika tidak ada orang yang memiliki sisi jahat ?" Ucap Afifat.
"Kamu akan menguasai dunia. Menguasai mereka, menjadi satu-satunya orang yang bisa berbuat kejahatan sementara masyarakat hanya bisa berkomentar dan tidak berani melawanmu, mereka tidak akan pernah melakukan perlawanan karena sisi jahat dan kejam mereka telah tiada. Kamu bisa saja merampok bank sambil mendapat senyum dari tellernya. Sejarah akan berubah." Tutup sang direktur itu. Hanifa hanya terdiam sambil menunduk.
Truth be told. Gila juga yeh. Wkwk. :v
Alternatifnya begini kalo Afifat gak balik ke masa lalu; Hani berhasil isolasi gedung -> Dia sama kelima wanita lainnya diiket, suruh tembak-tembakkan, dua orang mati. Disaat bersamaan, Tama, Adi, Ival, Jiwo kalah sama subjek 82-96 yang abis ngiket para wanita langsung balik lagi ngejar mereka -> Hani sama wanita yang tersisa ke basement. Anwar, Aldo, Stevian, Bagus kalah sama Afifat (jahat) yang nyerang mereka di ruangan 'Project Wormhole'. -> Hani bunuh semua orang di basement, makanin daging mereka, jadi kanibal. Ngejar Afifat ke level 12. -> Hani jadi monster di lapangan level 12. Afifat bunuh diri.
"Kamu memang sudah menghancurkan duniaku, semestaku, dengan segala keburukan dan kejahatan yang kamu buat" lanjut direktur itu. "Tapi, kamu masih mempunyai satu hal yang selalu aku titipkan pada dirimu. Harapan. Begitupula di mitologinya, bukan ? Tetaplah menjadi Kotak Pandoraku, Hanifa.. Aku menitipkan harapan dariku dan Ibumu dalam dirimu.." tutup Afifat.
Semesta direktur CERN itu udah hancur. Udah abis, udah sekarat, udah meledak. Sejak awal, alasan dia namain projectnya sebagai Pandora Box terinspirasi dari Hani, anaknya yang kerja disana juga. Hani kayak Pandora Boxnya Afifat yang udah terbuka, nyebar kejahatan dan keburukan dimana-mana tapi selalu mempunyai satu hal yang tidak akan pernah lepas darinya, harapan.
"Jangan bodoh ! Masa lalumu itu urusanmu, tapi mulai sekarang, masa depanmu menjadi urusanku juga!. Sekarang berdiri, bangun, dan kita keluar dari sini!" Bentak Tama sambil menatap Hani dalam. Sang ilmuwan itu lalu tak melawan saat kapten GIGN itu mengangkatnya berdiri, mereka berdua kini melihat kearah helikopter yang sudah menunggu.
Ditambah, kini ada Tama yang selalu membimbing dan siap meredam sisi gelap ilmuwan itu. Pandora Box bisa ada sekuelnya nih. Wkekeke.
"ATC, this is GIGN Boeing CH-47 Chinook Helicopter for Rescue, we're evacuated thirteen out of the building." ucap Bebeto, "They are Hanifa Utami, Ainun Amallia, Latriaz Pangaistuti, Fatah Aryatama, Adi Andhika, Anwar Fajar, Geraldo Alvito, Muhammad Bagus, Jiwo Prayudo, Alifya Kholifal, Stevian Khansa, Dewi Arinanda, and Salma Salsabil. We're going home." Tutup Aristo melanjutkan perkataan Bebeto sambil mematikan lampu bagian belakang helikopter, ketiga belas orang yang disebutkan itu tertidur kelelahan.
-- The End(?)--
Berakhirlah petualangan mereka. Ketiga belas orang itu berhasil selamat dari ledakan anti-material sekaligus menjadi saksi atas semua yang telah terjadi. Semua monster mati, semua virus lenyap, sayangnya, tidak semua karakter berakhir selamat. :(
==============================
Well, itu dia. Semua yang terjadi dibalik The Pandora Box dan bagaimana masa pembuatannya. Semua rahasia udah gue ungkapin, semua tanda tanya udah dibuka secara terang-terangan. Mungkin, akan ada beberapa dari kalian yang bakal baca ulang Kotak Pandora ini untuk pastiin sendiri.
Rada kepanjangan sih. Wkek. Tapi dari sini gue berharap kalian bisa ngelihat sesuatu hal dari dua sisi, sama kayak koin. Ada dua sisinya yang harus dilihat baik-baik, bukan dinilai dari satu sisinya aja, tapi lihat dari dua pihak, dan jadi netral dalam setiap perbuatannya. Ngelihat sesuatu dari berbagai sudut pandang itu asik, serius. Cobain sendiri aja. :))
Terakhir, gue letakkin satu buah tanda tanya di The End dari Pandora Box. Yang mana bisa kalian ledakkin jadi spekulasi untuk entah next sekuel atau justru cerita baru, gue pun belum bisa konfirmasi. Yang jelas, untuk The Pandora Box; Enggak ada Part 11 dari The Pandora Box.
Okeh segitu dulu, tapi gue rasa untuk bidang sastra ini gue bakal mundur dulu untuk beberapa saat, gue punya project lain, wkek, tapi jangan khawatir, blog gue bakal update terus setiap ada hal yang kira-kira perlu diupdate.
See you soon!
No comments:
Post a Comment