Friday, January 1, 2016

Fireworks.

Fireworks
Oleh : Kanzia Rahman

Selamat tahun baru 2016, pembaca.



Semalam, aku telah menulis sedikit sajak dalam menyambut tahun baru. Lebih tepatnya, sebelum pukul 00.00
Begini. Sebelum melangkah terlalu jauh di halaman pertama dari tiga ratus enam puluh lima halaman lainnya, ada baiknya kamu berhenti disitu dulu. Di halaman terakhir buku ini.
Coba, kamu mundur sedikit ke belakang, ingat-ingat lagi berbagai kejadian yang sudah terjadi di tahun ini. Positif-negatifnya, keuntungannya, manfaatnya.
Karena bisa jadi, 364 halaman kebelakang itu hanya terbuang sia-sia.
Perkara sia-siamu ditahun ini, aku harap kamu bisa bercermin dari sana.
Aku hanya berharap kamu tidak mengulanginya ditahun depan.
-Kanz. Sajak terakhir di 2015 sekaligus pengingat untuk diri sendiri.
Lalu tak lama, kembang api dan petasan bergantian menghiasi langit. Orang-orang diatas tanah menembakkan kembang api dan BOOM ! Bunyinya seakan meruntuhkan langit, diikuti pemandangan indah yang terbentuk dari Sodium, Barium, Copper, Strontium dan Titanium itu membuat semua orang berhenti sejenak

"Ayah, Ibu, lihat itu !" teriak seorang anak kecil sambil menujuk salah satu kembang api yang telah meledak lalu meniupkan terompetnya meriah. Aku tersenyum kecil melihatnya, lalu mendongakkan kepala keatas, melihat pemandangan yang sama.

"Ooohh yang itu juga keren !" teriak salah satu pengamat lainnya. Meski sedikit dingin, tapi pemandangan seperti ini cukup menghangatkan suasana sekitar rumahku. Bunyi terompet yang mereka tiupkan seolah ingin menandingi bunyi ledakan kembang api diatas sana.

Aku lalu menarik diri. Kembali ke tempat observasi bersama segelas teh tarik sebagai coklat panas malam ini. Memilih untuk didekap malam dengan versi yang sedikit lebih hening, lalu mencoba mengingat 364 hari sebelum ini.

Banyak, bahkan mungkin terlalu banyak hari yang telah terbuang sia-sia. Jika aku mengingat resolusiku yang kubuat tahun 2014 untuk tahun 2015 kemarin. Sekira-kiranya aku hanya mencapai setengah dari sana, tapi tentu saja ada beberapa hal yang tidak kumasukkan dalam resolusi tapi berhasil kucapai, seperti Invictus.

Embedded image permalink

Diatas adalah resolusiku di tahun 2015 kemarin. Dengan izin dari-Nya, aku mencapai setengah lebih sedikit atau 60% kira-kira pencapaianku tahun kemarin. Terima kasih :D

Embedded image permalink

Dan diatas adalah resolusiku ditahun 2016 ini. Langsung kujadikan wallpaper haha. Aku tidak ingin memamerkan atau apapun itu namanya. Aku hanya mengharapkan doa kalian agar beberapa resolusi diatas berhasil kucapai. Tentu saja tidak kucapai sendiri, tapi bersama-sama dengan kalian. Istilahnya mah 'sukses bareng' haha

Karena itu, jika kamu masih merasa 2015 kemarin penuh kesia-siaan, aku harap semua itu tidak terjadi ditahun ini. 366 halaman telah dibuka, dan menurutku, jika sesuatu dimulai dengan baik, maka pasti akan ditutup dengan baik.

Tiap harinya, kamu mempunyai kesempatan itu. Kesempatan untuk menghidupkan mimpi-mimpi yang kamu tulis dan pikirkan sambil menonton kembang api semalam. Resolusi bukan sekedar wacana yang kamu buat di awal tahun, lalu kamu akhir tahun, dan kamu buat lagi tahun berikutnya, dilupakan lagi di akhir tahun. Siklus setan itu harus kamu hentikan.

Jika menurutmu tahun baru hanya sekedar merayakan pergantian hari, bakar-bakar dan bermain kembang api, aku bisa perkirakan sia-sia lainnya akan terjadi sepanjang tahun ini untukmu.

Tapi begitu kamu paham. Kamu akan melihat sebuah kesempatan untuk menulis cerita terbaik di buku dengan 366 halaman ini. Tiap halamannya bisa kamu isi dengan cerita-cerita yang baik menurutmu, kamu tidak akan menyia-nyiakan selembar halamanpun layaknya kamu menghabiskan buku 2015 kemarin.

Apalagi tahun ini mempunyai bonus satu halaman lainnya yang tidak dimiliki 2015 kemarin. Satu halaman yang bisa kamu pergunakan sebaik mungkin, atau bisa saja kamu sia-siakan (lagi).

Karenanya ketahuilah. Jika resolusi itu berhasil kamu capai bersama sukses-sukses lainnya yang mungkin tak tertulis di wishlist kamu, mereka akan terbang ke angkasa di malam terakhir tahun dan meledak diangkasa bersama fireworks yang menghiasi langit. Kamu akan bangga dan lega disaat bersamaan

Lalu kamu melihat semua resolusi yang telah kamu capai. Pemandangannya akan membuat kamu dan mungkin beberapa orang disekitarmu stun ditempat untuk beberapa detik. Serius. Bunyinya seolah memberitakan keberhasilanmu pada orang banyak.

Terakhir, aku menulis sajak lagi.
Beberapa memilih menghidupkan mimpi. Beberapa lagi lebih betah bersembunyi dibalik dinding ilusi. Aku persimpangan yang menyatukan keduanya.
Dibawah sini, pilihan pertama terlihat sangat sulit dengan segala rintangannya. Bertolak belakang dengan pilihan kedua yang memegang prinsip hidup hanya sekedar hidup.
Tapi ketahuilah, diatas sana. Tuhan selalu punya cara untuk mempermudah semua persoalan yang datang. Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?
-Kanz. As usual. 
Jadi, pilihan berada ditanganmu. Mau menghidupkan mimpi-mimpi dan segenap resolusi itu, atau bersembunyi dibalik dinding ilusi ?




:) 

No comments:

Post a Comment