Sunday, December 6, 2015

Homo Homini Lupus

Homo Homini Lupus


"Manusia adalah serigala bagi sesamanya"

Aku tidak bisa lebih setuju lagi daripada kalimat diatas. Beberapa kalimat memang tidak bisa dipatahkan sih bagaimanapun bentuk dan penentangnya. Begitupula kalimat diatas yang agak kontroversi dan sedikit kejam.





Tapi itu yang selama ini benar-benar kita lakukan, bukan ? Melukai dan mencakar satu sama lain, merobek, membunuh, bahkan 'memakan'. Bukankah itu yang selama ini semua orang lakukan ? Menyembunyikan sisi gelap mereka sebelum membunuh. How cruel.

Saat hari semakin dingin di penghujung malam, saat semua kartu As dan Joker yang dimiliki telah dibuka. Saat mimpimu berguguran jatuh dari imajinasi tertinggi itu, dan saat semua tirai tertutup. Angin akan berhembus kencang dan membawa dedaunan yang jatuh itu terbang entah kemana.

Dan saat itu sisi gelap dari dirimu akan keluar. Serigala jahat itu mengaum kencang seolah menandakan kembalinya dia dari gua tergelap dan terdalam yang terletak terpencil dalam diri. Teriakan itu juga seolah memamerkan keeksistensiannya pada seluruh partikel yang sedang bekerja, menggoyahkan mereka.

Ia menyusupi darahmu. Mengotorinya dengan kalimat-kalimat sihir yang mengubah warna darah itu kini tak lagi merah. Hitam dan gelap. Kedua mata yang bersinar itupun ditutup olehnya. Ia menolak kamu untuk mengetahui kebenarannya, ia mencegahmu dari kebenaran paling pasti. Iapun menutup kedua telinga dan merobek mulutmu dari dalam. Semua itu ia lakukan untuk merusakmu dan menghancurkanmu. Ketahuilah.

Yang terparah dari semuanya. Ia merasuki otakmu. Menguasai bagian kecil dari otakmu, mengambil alih atas emosimu. Menghancurkan setiap langkah yang kamu ambil dan mengubahnya menjadi mimpi buruk tergelap dan paling mengerikan yang pernah ada.

Memaksamu untuk berlutut lemah tak berdaya, lalu menguasai singgahsanamu. Mengurungmu dalam penjara tergelap bernama "Penyesalan", ia menguasai seluruh tubuhmu, bahkan pikiranmu.

Dan mahkota. Mahkota atas penguasaan seluruh dirimu dikuasainya, ia pun berpakaian rapih untuk bersiap disambut oleh setan yang juga mendiami dirimu. Sebuah karpet merah digelar, sementara kamu dan serigala baikmu dikurung, ia sedang bersenang-senang bersama setan.

Mungkin, itulah yang sedang terjadi pada diriku. Haha. Tembok dan pertahananku tak sekuat yang aku kira, kekuasaan penuh itu benar-benar terjatuh kepada tangan yang salah, kepada pemegang kekuasan yang salah, rupanya apa yang kutakuti di The Fall benar-benar terjadi. :(

Kejatuhan itu. Aku seolah merentangkan kedua tanganku dan terjun bebas. Aku terbang dengan tujuan yang permanen. Tanah dan aspal keras itupun berbenturan dengan badanku. Medicine itu terlepas dari tanganku, memaksaku untuk menerima kepergiannya, mengurungku dalam penjara kesepian dan penyesalan.

Aku lepas kendali, serigala jahat itu menguasai tempatku, aku hanya bisa bersembunyi dari jajahannya dan disaat yang bersamaan aku mengharapkanmu disini walau berharap juga kamu pergi. Karena tak ada juga yang bisa kulakukan, aku menembakkan sebuah peluru perak yang membuat lubang besar terhadap apapun yang kucintai. Apapun itu.

Dan aku hanya bisa membiarkan semuanya meluncur bebas dari kekuasaan tertinggiku. Apapun itu. Aku hanya bisa menengadah keatas kala semua itu terjun dari singgahsanaku. Dibawah sinar bulan ini, mereka semua melewatiku seolah berkata, "Kamu mengecewakan!" Dan terjatuh menuju lubang yang sangat dalam. Semua itu termasuk tanggung jawab, amanat, perkataan, perbuatan, dan kebiasaan.

Aku mengakuinya. Ini salahku. Dan ini adalah kesalahan terbesarku. Melepaskan sang Medicine ditepi jurang lalu ikut terjun kedasarnya. Berharap menemuimu disalah satu sisi jurang adalah kebodohan terbesarku, bukankah begitu ?

Akupun meminta maaf atas semua yang kulakukan. Baik secara tersurat maupun tersirat. Aku memendam serigala jahat ini dan membiarkan ia pelan-pelan merasukiku. Menguasai tubuhku sebelum akhirnya mereka menginvasi dan merusak hatimu.

Konstruksi kejahatan dalam tubuhku terbagi atas beberapa bagian. Dan kau tahu bagian terburuknya ? Adalah saat kau temukan mereka yang menyatu dalam dirimu. Mendarah-daging dalam tubuhmu dan mengambil alih rasionalismemu.

Ini adalah sebuah anugrah untuk mereka yang terjatuh. Untuk mereka yang terkurung dalam tidur panjang (dan mungkin takkan terbangun lagi). Mereka hanya bisa menggabungkan filosofi mereka dari memori yang pecah dan patahannya.

Ini adalah anugrah bagi mereka yang jahat. Untuk para peminta-minta kemunafikan, untuk para pencuri yang sedang mandi emas berupa kesadisan. Untuk mereka yang mengakui kejahatan dan kebejatan mereka, dan untuk pemimpin penjahat yang tak sempurna.

Dengarkanlah detak jantungku kali ini, kumohon. Mereka meminta untukku bertahan. Tapi semua itu mengancamku. Kata-kata dan kalimat itu layaknya pisau yang meninggalkan jejak abadi berupa goresan. Aku takut akan kejatuhan ini, dan inilah yang sedang ku alami.

"The fear of falling apart, and truth be told, i never was yours."

No comments:

Post a Comment