Thursday, July 2, 2015

Invisible Bloodline.

Invisible Bloodline.
Oleh : Kanzia Rahman

Pukul 4 pagi disini, ditemani segelas coklat panas yang mendingin, gue mulai mengetik, ditengah udara dingin sambil mendengar dan menghayati keheningan alam yang murni ini. Bukan, ini bukan salah satu cerpen seperti post-post sebelumnya, hanya tulisan kecil, atau catatan kecil dari notebook gue yang tersimpan sangat lama. Btw, selamat berpuasa bagi para pembaca yang menjalankan.

Semua dimulai ketika gue masuk ke Forum Education Kaskus, tepatnya di Sains & Teknologi Kaskus, sedikit redirect dan gue menemukan thread yang luar biasa bagus, We Are ONE

Semua orang, termasuk gue, dan yang membaca post ini, bisa dibilang tidak bisa mengatakan tidak setuju terhadap thread tersebut, kita adalah satu, bersatu dalam kewarganegaraan, menyatu dalam keseharian, setiap manusia hakikatnya sama.





Dari belahan dunia manapun, manusia tidak berubah, kecuali ia mengalami rekayasa genetik yang akan memperlebar topik post ini kalau gue sambung. Dalam kesehariannya, masih banyak yang berdebat, dengan topik yang beragam, mulai dari agama, hingga hal terkecil seperti kebiasaan masing-masing yang tidak bisa disamakan, dan jangan disamakan.

Klaim tak berujung dari kedua pihak yang berdebat akan membuat situasi semakin rumit, serius. Gue lebih memilih melakukan diskusi secara damai dan menemukan penyelesaiannya dibanding melakukan adu argumen, dan mungkin, begitupula dengan kalian yang membaca kalimat tersebut.

Setiap harinya, gue sendiri berkomunikasi dengan banyak orang, mulai dari teman dari lain benua, maupun 'saudara' dari lain pulau, dengan berbagai topik, hingga terbentuknya chemistry yang membuat fondasi diantara sesama, bagi gue, mudah untuk bermain bersama secara online dan membentuk chemistry yang tak terlihat diantaranya

Bicara soal chemistry, ada satu grup yang muncul dalam pikiran gue, AHL Group. Sebuah grup line yang membernya berasal dari belahan bumi Indonesia yang luas nan indah ini, satu hal yang mempertemukan kita secara online adalah Arsenal FC, lalu dimulai dari sebuah kesamaan, muncul tali ikatan diantara kami yang tak terlihat, dan entah bagaimana, sangat erat. Begitupula saat salah seorang member bertanya, apa hal yang mendasari kalian untuk tetap bertahan di grup seperti ini, hampir semua menjawab dengan inti yang sama, kekeluargaan.

Begitupula dengan teman yang gue sebut di dua paragraf diatas, dalam hal ini, 'teman-teman' gue bermain game yang sama, lalu bermain bersama. Sebuah kesamaan dan terbentuk chemistry yang tak terlihat diantara kita semua. Pada dasarnya, gue menemukan bahwa satu kesamaan/ketertarikan terhadap sesuatu diantara personal dapat membentuk sebuah tali ikatan yang kokoh, bahkan persaudaraan.

Kembali ke topik.

Dalam beberapa minggu terakhir, banyak berita yang menyentuh sisi kemanusiaan kita, setiap orang mengekspresikan perasaan mereka dengan berbagai cara, dan inilah salah satu kesamaan yang menyatukan Indonesia, sisi kemanusiaan yang masih tinggi.

Hal lainnya adalah rasa nasionalisme masing-masing pribadi yang juga, masih tinggi. Baik itu yang tinggal di bagian timur Indonesia, sampai bagian terjauh dari negara ini, kita semua masih bertanah air satu, Indonesia.

Sayangnya, gue rasa masih banyak orang yang mudah terpecah belah di negara yang kita semua cintai ini, seperti yang gue bilang tadi diatas, dengan hal sepele seperti kebiasaan masing-masing pribadi, rawan terjadi perdebatan yang dapat terus berlanjut.

Jika kita, mau mengambil persamaan yang ada dalam diri masing-masing, membawanya ke tempat yang lebih 'dingin', maka perlahan, akan ada fondasi tak terlihat yang menguatkan kita, menyatukan, dan membentuk tali persaudaraan diantara masing-masing pribadi, ketidakcocokan mungkin ada, namun tidak akan bertahan selamanya.

Dalam setiap kejahatan, yang pasti semua orang melakukannya, selalu ada cermin untuk melihat siapa diri kita sebenarnya, true reflection dari setiap kebaikan kita dan apapun yang telah kita perbuat.

Selalu ada kebaikan, cahaya, bahkan di tempat tergelap sekalipun dan terjahat dari seseorang. Layaknya matahari yang bersembunyi digelapnya malam, namun menampakkan diri dan menjadi bintang acuan saat terang.

Dan jika kita telah berhasil, bersatu, kokoh dan membentuk sebuah fondasi yang tak terkalahkan yang ikatannya muncul sebagai benteng tak terlihat yang kuat, maka percayalah, suatu hari nanti, kita semua akan berada di puncak dunia ini, menjadi yang terkuat diantara yang kuat, menjadi yang luar biasa dari yang biasa

Tak lupa, terima kasih, terutama untuk ucapan kalian yang disertai doa, terima kasih banyak.

Sebelum postingan ini melebar terlalu jauh, post yang tidak cukup jelas ini gue tutup dengan sebuah video, yang gue harap, dapat membangkitkan sisi kemanusiaan kita, dan membuatnya menjadi nyata, lebih dari sebuah harapan dan bayangan semu yang berhenti ditengah mimpi.



Ciao!

No comments:

Post a Comment