Saturday, August 23, 2014

The Isolated City : Jalan Keluar. (Part XVII)

The Isolated City : Jalan Keluar. (Part XVII)
Tribute to Imba Ganteng Line Group




"Kita akhiri basa-basinya.." ucap Rizki, lantai dibawah mereka terbuka lagi, sebuah mobil sport berwarna hitam keluar dari dalamnya..

"Mercedes Benz S600 Guard.." ucap Ishal pelan..

"Berpikir untuk mengendarainya ?" Tanya Rizki basa-basi sambil masuk kedalam mobil dan menduduki kursi sopir..




"BRUUM BRUUM.." Suara mobil Rizki berderu sangat kencang..

"Lesgo." CKLEK. Rizki masuk kedalam mobil dan menutup pintunya

"Gece gece !!" Teriak Radit dan Eka yang sudah ada didalam bus lebih dulu daripada yang lain

"Tidak ada waktu untuk terpesona, Shal sini !" Teriak Eka dari dalam kokpit bus, hanya ada ia disana

"Ready gan" Ishal duduk, lalu memasangkan sabuk pengaman

CKLEK. "Penumpang ready gan !" Teriak Radit sambil mengacungkan jari jempolnya ke Ishal dan Eka

"System Defensive online, Cannon activated." Ucap suara wanita di kokpit, 6 meriam masing-masing di sisi kanan dan kiri bus keluar..

"Ntar dulu Shal.." Ucap Eka, ia masih mengatur dan menyesuaikan diri dengan sistem kontrol bus

"Gun turret, Activated." Suara wanita itu kembali muncul, empat gun turret di depan dan 3 dibelakang keluar dari dalam

"Sensor online, Ready to join the battlefield." Lanjutnya, Eka menutup pintu kokpit dan.. "Shal, lesgo !"

"NIT.. NIT.." Pintu garasi membuka sedikit demi sedikit..

Seluruh sistem pertahanan bus sudah aktif, Rizki bersiap tancap gas, para penumpang bus dalam suasana nyaman..

"JREG." Pintu garasi terbuka seluruhnya, sebuah tanjakan siap menyambut mereka dari pintu garasi..

Para kanibal terdiam, lalu menolehkan kepalanya kearah garasi..

"Hehaaaak !" Teriak salah seorang kanibal dengan potongan daging dan darah segar yang membanjiri mulutnya

"GROAAAA !!!" Para kanibal meloncat, berlari, menerjang kearah garasi..

"....." Eka dan Ishal menarik nafas panjang seraya memasang muka galak kearah para kanibal.. mereka dibatasi kaca tebal bus..

"Nit nit.. Cklek, DOR !" sensor gun turret bersuara pelan dan menembak peluru pertama.. sebagai pembuka perang besar-besaran pulau..

"Agh.." seorang kanibal tepat terkena di jantung, dan mati seketika oleh peluru tersebut..

'First blood..' batin Eka yang seakan melihat semua kejadian dengan detail dan dalam gerak lambat..

"Ready, steady, go !!" Teriak Rizki melalui sebuah walkie talkie yang tersembunyi di bawah kursi supir, mobil sport berwarna hitam tersebut mulai berpacu..

"BRUUM !!!" Ishal mengikuti Rizki, menabrak para kanibal..

"BRAK BRAK" "AKH ARGH !!" Bus tersebut menggilas, menghancurkan badan para kanibal..

"DOR DOR DOR DOR" "DUAR !!" Gun turret dan cannon bekerja sangat baik, menciptakan kumpulan mayat seketika

"BZZZ BZZZ BZZZ !!" "CRAT CRAT CRAT !!" Listrik menjalar diseluruh body luar bus, menjerat para kanibal yang mendekat, duri-duri tajam di keempat ban bus menghancurkan lutut dan betis-betis musuh..

CKIIITT !! Bus itu berhenti mendadak, kecepatannya melebihi mobil Rizki dan hampir mengubah mercedez milik sang dokter menjadi rongsokan dengan sebuah mayat didalamnya..

"Yang bener dong bego !!!!" Teriak Eka pada Ishal dengan emosi, 

"Yaudah sih warna rambut dan warna mobil itu mirip !!! Gua ga ngeliat bangke !!!" Balas Ishal tak kalah emosi

"Aduh.." Viny mengelus pelan kepalanya yang terbentur kursi depannya..

"Rosa, kamu gapapa ?" Tanya Ian dengan raut muka cemas ke Rosa

"Ssst.. udah.. aku gapapa.." jawab Rosa halus, jari telunjuknya ia tempelkan ke mulut Ian seraya tersenyum kecil..

"Ghevi, kepalanya kejedot ga ?" Tanya Viddy pelan pada Ghevi

"Engga kok Vid.." Jawab Ghevi pelan dengan senyum manisnya

"Nobi kamu gapapa kan !?" Tanya Aria kencang, "Gapapa kok Ar.. kamu juga gapapa kan.." jawab Nobi seraya tersenyum ceria, Aria hanya bisa memandanginya..

"Eh eh, ada tissue gak ?" Tiba-tiba Ian muncul dari belakang Nobi, mengganggu momen penting Aria

"Ada nih Ian.. buat apaan ?" Jawab Nobi sambil memberikan sebungkus tissue kecil

"Udeh bagi dulu.. makasih" kata Ian sambil mengambilnya dan meninggalkan mereka

"Tuh bocah mimisan.." ucap Aria santai namun keras..

"Hahahaha gak kuat lu liat mukanya Rosa" Kata Zaky sambil tertawa keras

Seluruh penumpang bus tertawa melihat kelakuan Ian..

Mobil Rizki berjalan lagi, Ishal dan Eka melupakan debat singkat mereka dan kembali fokus

"Sejauh ini belum ada masalah.." ucap Defa sambil melihat ke belakang bus yang sudah berubah menjadi rongsokan mayat dan darah yang berceceran dimana-mana..

"Bis yang teman kalian gunakan untuk kesini, dimana ?" Tanya Rizki sambil menekan mode microphone di mobilnya yang tersambung dengan speaker tersembunyi yang terdapat di kokpit bus

"Gunakan headphone yang berada di laci bawah kokpit, dengan itu kau bisa berinteraksi denganku" lanjutnya. Eka menggunakan headphone tersebut dan mengubah tombol speaker yang ada disana menjadi of

"Test, Pertamax, keduax." Kata Eka melalui microphone yang ada di headphone tersebut

'Bahasa anak kaskus..' pikir Rizki. "Yap, sebutkan dimana mereka, kita akan menjemput teman kalian yang menunggu."

Ishal pun menyebutkan tempat Ridwan, Nicko, Ve, Arman menunggu. Mereka semua berubah arah, menjemput teman yang tertinggal..

"TIIT !!! TIIIT !!!" Alarm lab berbunyi, menandakan adanya zombie yang dalam skala besar.

"Wah sianjung ada zombie bisa masuk !" Teriak Sandika panik

"Darimana ?" Tanya Afif, ia kaget dengan ucapan Sandika

"Bisa darimana aja, mendingan kita yang kabur dari tempat ini." Kata Sandika lalu melihat sekelilingnya

"Kendaraannya di garasi cuk. Ini kita singkirin aja." Ucap Afif lalu menembak Rhezha di lehernya

"Les-go." Kata Sandika sambil menendang kepala Rhezha, lalu pergi meninggalkannya

'Len.. ilen.. " Rhezha kesakitan luar biasa..

'Kw...e..k..' Rhezha lalu menutup kedua matanya.. ia tak kuat lagi untuk bertahan..

Afif dan Sandika menuruni tangga darurat menuju garasi, mereka berdua berlari sangat cepat..

"DUAR DUAR DUAR DUAR !!!!" Ledakan-ledakan terjadi di garasi, ranjau-ranjau yang terinjak oleh zombie berubah menjadi api..

"CKLEK." Sandika berusaha membuka pintu menuju garasi.. terkunci..

"DOR !!" "BRAK !!!" Afif menembak gagang pintu setelah tangan Sandika tak lagi disana, lalu menendangnya..

"Anjir.." Ia dan sang jendral besar hanya bisa terpana melihat api-api yang bergantian muncul dari bawah tanah, ranjau-ranjau yang meledak, zombie-zombie yang berterbangan dan bagian-bagian tubuh yang berserakan..

"Taites !!!" Teriak Sandika, lantai-lantai kembali terbuka..

"Titus. Bacanya taites." Lanjutnya lalu berlari ke sekitar lantai yang terbuka

"Ini kan chevrolet suburban.." ucap Afif seraya sebuah mobil 
keluar dari bawah tanah..

"Oh udah ganti yak" kata Sandika, menunggu mobil itu keluar sepenuhnya..

"Zombie makin banyak a... AAAARGHH !!!" Afif diserang dari belakang oleh seorang zombie, dengan cepat sebuah peluru ia tembakkan

"Gece masuk Fif !!" Teriak Sandika yang ternyata telah masuk kedalam mobil

"BRUUMM" Mobil Sandika melaju cepat, membelah jalanan yang penuh zombie

"Broo !!!" Teriak Zaky sambil melempar sebuah granat asap yang memecahkan bus sebelah tempat teman-teman mereka bertahan

"CITTT !!!" Bus Ishal melakukan sebuah drift untuk berhenti sepenuhnya disebelah bus teman-temannya

"Tempat ini belum dikuasai zombie, belum ada juga yang mendekat. Lakukan dengan cepat !" Teriak Rizki pada Eka dari mobilnya

Spontan, Defa, Viddy, dan Ian turun dari bus membawa senjata masing-masing

"PIP PIP PIP" Defa menempelkan beberapa bom tempel di pintu bus, lalu mereka bertiga mundur beberapa langkah

"DUAR !" Sebuah ledakan kecil terjadi, meledakkan pintu itu dan menerbangkannya entah kemana

"Hands up !!" Teriak Defa seraya menodongkan pistolnya lurus di dalam bus

"Ini kami, turun dan pindah ke bus sebelah. Gece !" Lanjut Viddy sambil menyadarkan satu-persatu teman-temannya yang ketakutan

Ridwan dan Arman turun, dibawah ada Ian yang memandu mereka..

Nicko menggengam tangan Ve seraya berkata, "Biar gampang Ve ! Kita berdua-berdua kayak Ridwan sama Arman." Mukanya memerah karena malu

"All clear. No enemy spotted." Ucap Defa lalu ia dan Viddy turun

"Lesgo.." Radit menutup pintu, semua orang telah masuk termasuk Defa, Ian, dan Viddy.

"Hah.. hah.." suara Afif tak terdengar lagi, mukanya menjadi pucat..

"Hhrrhh.." Afif meronta..

"Fif ?" Sandika hanya melirik sedikit kearah Afif, ia juga harus fokus karena jalanan tak terlihat sama sekali

"RAAAAGHH !!!"



--To Be Continued--

No comments:

Post a Comment