Saturday, August 2, 2014

The Isolated City : Awal dari akhir. (Part XIII)

The Isolated City : Awal dari akhir. (Part XIII)
Tribute To Imba Ganteng Line Group


"Fif.. hati-hati.." ucap Tya sambil menahan Afif yang sudah mengenakan pakaian serba hitam dan sebuah hoodie menutupi kepalanya

"Lo udah kaya malaikat maut di sinetron alay aja fif hahahaha" kata Eka saat melihat Afif






"Yoklah lesgo, doain gua all, assalammualaikum.." kata Afif seraya turun dari bus tersebut, dia akan mencari titik-titik CCTV sesuai perintah Radit pada laptop yang ia bawa

"Waalaikumsalam.. tumben Afif alim.." ucap Zaky, "Mungkin dia tau kalo misi ini bahaya kali Zak.." balas Radit

"Nah.. Afif udah.. giliran kita zha.." Eka mengalungkan sebuah tas pinggang di bahu kanannya yang berisi sebuah pistol berukuran kecil untuk berjaga-jaga

"Siap ka.." Rhezha mengisi ulang pistol yang ada di tangannya, lalu mengarahkan pistol tersebut ke Elaine

"Ntar kalo gua balik, gua dor lu len hahaha" kata Rhezha sambil mengedipkan mata kanannya pada Elaine, yang membalas dengan tersenyum kecil

"Yok lesgo zha.. doain gua selamat all" Eka turun dari bus diikuti Rhezha, mereka juga pergi untuk menjalankan tugas..

"Jadi.. kemana kita ?" Ridwan meregangkan otot-ototnya yang kaku, dia sudah siap lagi untuk beraksi

"Balik lagi.. tapi, kita bakal ke pintu depan lab, karena pasti pintu darurat masih banyak sisa darah ama mayat.. tapi itupun kalo udah selese" jawab Defa sambil menghabiskan minumannya

"Gua bingung dah, all" Sela Arman tiba-tiba sambil menggaruk kepalanya

"Bingung kenapa lu man ?" Tanya Aria padanya

"Itu, kenapa sih kalo kuda di catur jalannya 'L' ?" Tanya Arman pada semua orang disana sambil menunjukkan permainan catur di hapenya

"Wahh man, soalnya kalo dul, ntar nabrak pembatas terus 7 mati hahahaha" jawab Nicko santai

"Hahahahaha" semua orang disana tertawa pada jawaban tersebut

"Geblek bisa aja lu Nick hahahaha" kata Aria, Nicko hanya menyengir kecil

"Iya ya ga kepikiran juga" ucap Viny sambil tersenyum lebar, Ve tertawa lembut padanya

"Nah all, udah siap untuk dor-dor-an lagi ?" Tanya Ian saat semua telah selesai tertawa

"Siap !!" Jawab mereka semua bersamaan, merekapun keluar dari restoran tersebut setelah membayar, lalu pergi lagi

"CCTV pertama.." Afif bersembunyi di salah satu sudut dinding, dia membuka laptop, lalu bersiap mengambil foto dengan kamera yang terdapat pada bagian atas layar laptop tersebut

"CKREK" bunyi kamera laptop tersebut saat Afif memfoto CCTV pertama, dia lalu pergi lagi menuju CCTV kedua

"Tempatnya di basement Zha, bawah tanah.." kata Eka ke Rhezha sambil berbisik

"Ka, 2 orang petugas dikiri" balas Rhezha, mereka melihat kearah kiri

"Kayaknya ga semua kabur zha" Eka menyiapkan pistolnya

"Hey, kalian siapa !?" Tanya salah satu petugas tersebut sambil berlari kearah mereka

"Kau tidak perlu tau.." Rhezha mengeluarkan pistolnya, lalu memutar benda itu 360 derajat dengan jari tengahnya yang tepat berada di pelatuk pistol, dan menembak salah satu petugas

"Hey !!" Petugas lain menembakkan pistolnya kearah Rhezha

"TING !!" Peluru itu membentur pisau yang tiba-tiba Eka lemparkan, pisau tersebut berubah arah akibat benturan dan tepat menancap di leher petugas yang tersisa

"Wah keren ka lemparan lu, bisa amat lu ngukurnya haha" ucap Rhezha, "Hasil dari IQ 135 zha.." jawab Eka seraya tersenyum kecil, mereka berdua melanjutkan perjalanan

"Bruum" bus kembali tancap gas, Ishal berada dibalik stir besar bus itu, Ridwan duduk disebelahnya

"Wahh kamu hebat banget Ian" "Ahaha iya dong, terus.." Ian dan Rosa bercanda dan mengobrol sepanjang perjalanan, sama seperti Aria-Nobi, dan Ghevi-Viddy

Nicko, Ve, Viny, dan Defa tertidur, mereka tidak terganggu dengan kerasnya suara obrolan mereka

"Sipdah." Rhezha mengikat tali sepatunya, ia dan Eka telah menyamar menjadi dua petugas lab itu..

Setelah berjalan selama 10 menit, mereka sampai di sebuah persimpangan

"Zha, lu inget ga kemana arahnya ini ?" Tanya Eka, jalan didepan mereka terbelah dua, ke kiri dan ke kanan

"Mana inget gua Ka" jawab Rhezha pelan sambil melihat sekelilingnya

"Yaudah gini aja, lu pake jam tangan kan ?, gua ke kiri lu ke kanan, 10 menit lagi ketemu disini, gimanapun caranya" ucap Eka lalu mengepalkan tangannya ke arah Rhezha

"Sip ka, lesgo" Rhezha mengepalkan tangan, lalu menyatukan kepalan tangannya dengan kepalan tangan Eka

"3 CCTV lagi.." ucap Afif, dia sangat pendiam, tidak memikirkan apa-apa, hanya ada misi itu dalam pikirannya

"2 !!" Zaky mengangkat dua jempol tangannya yang disatukan "weeek 3" kata Acha yang rupanya mengangkat jempol tangan kanannya, mereka yang di bus sedang bermain dengan jempol tangan

"Gua menang nih ye.. 1 !!" Teriak Radit, mereka begitu gembira dan berisik.. tanpa sadar, sepasang mata mengawasi mereka..

"Touchdown, all." Kata Ishal lalu mematikan mesin bus mereka

"Wah udah sampe lagi.." Ghevi membangunkan pacarnya yang sedang terlelap. Ve, Nicko dan Defa dibangunkan Ridwan

"Cieelah nyariin Eka ya.." kata Ve pada Viny yang sedang melihat kearah lab itu melalui kaca disebelah kirinya

"Tau aja Jess.. aku udah ga sabar cubitin pipinya itu.." Balas Viny sambil tersipu malu pada Ve

"Kita terobos masuk, bawanya senjata kecil aja" ucap Defa memecah keheningan, dia membagi-bagikan pistol untuk setiap pria dan pisau untuk wanita

"Yang cewek tunggu di sini aja" kata Viddy, "Haaahh ?? Nunggu lagi ?? Ikutt" balas Ghevi manja

"Harus ada yang jaga kandang ckckck" timpal Nicko, mereka terdiam dan melihat satu sama lain

"Driver 1, pria 2, wanita 2" kafa Defa sambil melihat mereka satu persatu

"Ridwan, Nicko, Arman, Ve, Nobi" lanjutnya tenang, ia lalu turun dari bus

Ishal, Aria, Ian, Rosa, Viny, Ghevi, dan Viddy mengikuti Defa menuju pintu besar lab

"TIIIT, Terdeteksi, Defranda." Defa memasukkan kartu pengenalnya, pintu itu terbuka lebar

"Sepi banget ckckck" ucap Aria, mereka semua telah didalam lab, perlahan pintu dibelakang mereka tertutup..

"Def gua kan jagonya jarak jauh, masa gua harus ikutan kalo ada pertarungan jarak dekat" kata Ian pada Defa yang berada didepannya

"Tempelin pistolnya ke bagian badan musuh, terus dor. Gampang kan" balas Defa tanpa menengok ke Ian, mereka mengikutinya

Di tengah ruangan yang berbentuk lingkaran, ada sebuah tiang penyangga yang cukup besar, mereka sedang ada didepannya

Defa menempelkan kartu pengenalnya ke lantai dibawahnya, tiang penyangga itu berubah menjadi sebuah corong kaca besar yang didalamnya terdapat lift ke fasilitas bawah tanah

'Lantai dibawah Defa, berwarna putih dengan garis-garis hitam yang samar-samar, scanner ?' Analisa Viny dalam hatinya

'Ihh.. kok gue jadi kayak Eka sih.. suka mikir..' lanjut Viny masih dalam hatinya

"Vin ayo !" Perintah Ghevi dari dalam lift, mereka semua telah masuk,Viny masih diluar lift

"E, eh iyaa !" Viny berlari dan masuk kedalam lift
Mereka bersiap untuk semua kemungkinan yang ada, dan kabar baik.. maupun buruk

"Wah, siapa tuh" Afif segera bersembunyi dibalik sebuah persimpangan, ia melihat seseorang sedang berjalan kearahnya

'Bajunya robek-robek, luka-luka, kaya prajurit abis perang..' batin Afif sambil mengintip kearah orang tersebut

'Nametagnya.. Sandika ?'


-- To Be Continued --

No comments:

Post a Comment