Wednesday, July 2, 2014

The Shadows : Drama dari kebenaran.. (Part XI)

The Shadows : Drama dari kebenaran.. (Part XI)
Tribute To AHL Group

"Aku telah ingat semuanya.. Aku harus.. BEBAS !" Rozi membanting tangannya di kata terakhir, listrik yang dialirkannya memantul ke tubuhnya..

"BZZZT !" dia menghantarkan listrik ke bawah tubuhnya, yang langsung mental ke udara..




"PTAS !" Tangan Rozi lepas dari pengikatnya, begitu juga kakinya.. dia bebas dari ikatan

Tubuhnya terpental ke udara akibat listrik tadi, dia beruntung karena mendarat di balkon..

"Hn.. mereka hilang.." Rozi mengintip kedalam, Firhan dan Windu telah pergi entah kemana..

"Sepertinya aku mendapat barang bagus.." dia menemukan sebuah pisau di balkon, lebih baik daripada tidak sama sekali

"Komputer yang menyala.. ada cctv viewer tidak ya.." Rozi membuka komputer milik anak buah Windu, dia justru menemukan hal yang diluar dugaan..

"Daftar chat, video, foto, hasil riset dan penelitian.. konspirasi ini gila.." Rozi menemukan folder berisi inti konspirasi antara kepolisian dan industri obat-obatan..

"Aku.. sangat beruntung !" Katanya saat melihat sebuah flashdisk terletak di dekatnya..

"Copy-paste copy, paste.." 

"Mereka tidak ada habisnya !" Kata Dimas sambil melayangkan sebuah tendangan yang memutuskan kepala salah satu klon yang menyerang mereka..

"Aku kira, dibawah akan jauh lebih mudah !" Kata Onky sambil menonjok dua klon yang menyerangnya bersamaan dari kiri dan kanannya

"Sabar Ky sabar !!" Farhan membelah tubuh salah satu klon menjadi dua dengan pisau dapur miliknya.

"Kita butuh pasukan tambahan..sial !" Ruri men-tackle salah satu klon dan menghancurkan kepalanya dengan siku

"Sabar brooh !" Tendangan Eko mendorong salah satu klon sehingga terpental bersama klon-klon dibelakangnya..

Jufri menjadi yang paling kalem, tapi kaki dan tangannya tidak berhenti bergerak, menghajar setiap klon yang menyerangnya..

"Mereka berkumpul di satu tempat.. rupanya para penyusup itu ada gunanya juga.." kata Windu sambil melihat gadgetnya yang menjadi radar bagi mereka berdua..

"Sekarang.. aku harus cepat berangkat ke Paris, bos tidak mau menunggu selama itu.." kata Firhan

"Kau bertindak seakan kau bosnya didepan mereka.. kau hebat dalam acting.." jawab Windu pada Firhan

"Tenang saja.. hanya tinggal menunggu waktu, sebelum akhirnya dunia jatuh ke tangan kita.." ucap Firhan

"Lagipula.. apa yang kau tanamkan pada para klon itu ? Bukankah mereka masih rapih ? Didalam Aquarium air berisi setiap klon.." lanjut Firhan

"Aku baru menanam program membunuh.. tanpa ampun, dan tak kenal lawan.. tanpa elektron.. bagaimana denganmu ? Monster buatanmu ?" Tanya Windu sekaligus menjawab pertanyaan Firhan padanya

"Aku membawanya, mereka bisa berfragmentasi, hanya patuh kepadaku, mengetahui yang musuh.. tapi, mereka bisa memakan siapapun jika lapar.." jawab Firhan

"Jadi, begitu hah ? Lalu aku akan dijadikan seperti itu juga ?" Seseorang muncul dari belakang mereka..

"Rozi.. lari !" Windu kaget dan memberi reaksi cepat

"Kalian.. jelas gagal !!" Teriak Rozi sambil kedua tangannya menembakkan listrik bertegangan tinggi kepada mereka..

"DAAR !" Listrik meledakkan lantai dibawah kaki Windu, dia terpental ke balkon lagi..

"Kau mau menembakku ? Hah ?" Rozi berjalan mendekati Firhan yang dalam keadaan 'skak mat'

"Tembaklah.. karena dengan begitu, aku akan lebih kuat !" Rozi menantangnya

"Aaahhh ! Tidak ! Jangan !! AARGH !" Firhan dilempar oleh Rozi kearah Balkon dengan kepala sebagai landasannya..

"Uwaaaargh !!" Dimas merunduk saat monster yang diluar tadi muncul dari belakangnya.. dari lift..

Monster itu membelah diri.. memperbanyak diri dan menerjang keluar dari lift..

"Monster vs klon.. menarik.." Onky dan yang lain mundur dan mendekati pojok ruangan..

"RAUUGH RAUGH !" Monster itu memakani klon demi klon..

"Reinforcements on the way." Onky membaca pesan singkat yang masuk ke hapenya, sepersekian detik kemudian dari lift muncul orang orang dengan seragam lengkap dan senjata tadi..

"Ayo broh.. kita harus bergerak.. bantu mereka.." Kevin bangkit, dia ada di tengah-tengah para wanita..

"Ah-uh ? Mungkin lebih baik aku kesakitan lagi" kata Kevin sambil cengengesan disusul sebuah jitakan di kepala dari Vinna, "Mueheheh, enak aja lu Vin, cowok tuh perang kaya mereka lah elu malah gini mueheheh"

"Mending eksplor lantai 2 deh, soalnya kan para cowok tadi kebawah pake lift rahasia.." kata Tifa, "iya lantai 2 ajaa" Agnes dan Githa setuju

Mereka semua turun dari mobil, menuju lantai 2 dengan Kevin sebagai "kapten"-nya..

"Maaf terlambat, kapten" Zaki muncul bersama Ridho, mereka berdua memegang flamethrower..

"Kita tidak bisa seperti ini terus.. Kapten, kau dan yang lain pergi dan hentikan ini semua.. aku akan buka jalan.." Ridho menyalakan apinya, Zaki menyusul..

Ridho dan Zaki didepan, Dimas, Onky, Eko,Ruri, Jufri, dan Farhan berbaris dibelakangnya..

"BURN !" Zaki dan Ridho menyalakan Flamethrowermya, membelah jalan diantara kerumunan klon dan monster yang sedang bertarung..

"Pastikan semua selesai Ky !" Teriak Zaki sebelum membiarkan yang lain pergi meninggalkan dia dan Ridho bertarung dengan senjatanya..

"Hey tunggu !" Rozi muncul dari samping, mereka pergi kearah balkon sesuai instruksi Rozi..

"Firhan, dan Windu.." Onky datang.. bersama yang lain, Windu dan Firhan dalam keadaan terpojok..

"Rozi, bantu Zaki dan Ridho, aku yakin mereka terdesak.." ucap Jufri pada Rozi

"Hentikan ini semua.. 1 dari kalian, adalah bayangan.. dan sisanya, adalah bosnya.." Onky mengarahkan pistolnya, dikuti oleh Dimas, Ruri, Eko dan Farhan..

"Sebelum itu.. ceritakan semua yang kau tahu.." Onky membuka lubang dibawah balkon itu.. lalu dia menembak dan menghancurkan pegangan tangan yang ada dibelakang Firhan dan Windu..

"Atau.." Dimas bersiap menendang mereka berdua ke lubang itu..

"Lubang buatanmu.. sepertinya kau harus mencoba masuk kesana.." kata Ruri, Firhan dan Rozi mengangkat kedua tangannya..

"Aku menyingkirkanmu dengan kasus itu.. Onky.. kau tahu bunyi yang membuat kau mengeluarkan pisau ?, bunyi saat AC dimatikan.. ya, aku membunuh wartawan itu saat AC menyala, dengan itu.. waktu kematian sang mayat akan berubah, dari tingkat kekakuan tubuhnya.." Firhan membuka mulut..

"Apalagi yang akan kutunggu ? Dunia akan berperang.. dan pada akhirnya, kitalah yang menjadi nomor 1 di dunia.." lanjutnya

"Sebuah senjata biokimia.. kita sudah menjual senjata-senjata itu.. ke berbagai negara di dunia, dengan nama perusahaan yang berbeda-beda.." kata Windu

"10 tahun yang lalu, kami belum tau ini semua.. saat ayah kami dipanggil, dan tidak pernah kembali.. ilmuwan dan dokter.." lanjut Firhan..

"Setelah berhasil dengan rancangan dasar, para ilmuwan amatir akan terus bereksperimen.. tapi, para seniornya dibunuh.. alias dibantai" ucap Windu, mereka membuka rahasia panjang..

"Firhan yang notabenenya mempunyai posisi besar, akan berangkat ke Paris, menghadiri pertemuan.. disana, dia dan temannya akan memicu perang dengan membunuh 2 atau 3 menteri dari negara di seluruh dunia.. bahkan lebih.." kata Windu

"Media kita tidak akan pernah mengeksposnya.. mereka hanya memperlihatkan hiburan semata.. acara yang mementingkan rating, dan kehidupan glamour artis.. saatnya kita berubah.." lanjutnya

"Kita akan melihat dunia berperang.. lalu.. diakhir kehancurannya manusia dan bumi ini, Indonesia akan bangkit.. dengan kekuatan penuh, mengusir semua kutu perusahaan dunia di Indonesia.." ucap Firhan

"Kita adalah gudang senjatanya, prajurit kita tak kalah kuat.. kita bisa menang.. karena itu, harus ada perang.." Ucap Windu menyambung Firhan

"Temanmu yang akan membunuh menteri.. itu Windu kan ?" Tanya Onky

"Analisamu salah.. Onky, ada lagi.. dia adalah.."

"RAAAUGHH !!" Rozi berlari, dia dikejar-kejar oleh banyak monster dan klon..

"Teman-teman ! Terima kasih untuk semuanya, dan.. titipkan salamku untuk Arisazudya !" Rozi melewati mereka, dia lalu meloncat dari balkon itu.. ke lubang yang sangat dalam..

Seluruh klon yang mengikutinya, seluruh monster yang mengejarnya, masuk kesana.. dia mengorbankan dirinya..

"Hmm.. rumit ya.." Kevin memperhatikan komputer yang ada didepannya, hanya ruangan itulah satu-satunya tempat di lantai 2..

"Tunggu.. aku mengenal satu nama.. Wind.. Windu !!" Tasya tiba-tiba berteriak

"Benar !!, bentar.. kalo fir.. fir.. Firhan !" Tifa ikutan berteriak..

"Apa hubungannya dengan Agen, Bayangan, dan hantu ?" Tanya Vinna

"Mereka berdua adalah agen, yang dikirim oleh sang bos besar,  hantu mirip dengan bayangan.." jawab Agnes

"Dengan kata lain, 2 orang ini adalah hantu dan bayangan dari si bos besar.." "Dan, Orang-orang akan tertipu dengan 2 orang ini.." perkataan Ruth dilanjut Githa

"Ya !! Mereka akan mengira bahwa 2 oramg inilah sang bos besarnya, atau 1 dari 2 orang ini sang bos besar.." kata Tifa

"Berarti, masih ada seorang lagi dengan jabatan lebih besar, dibelakang mereka berdua, Yang mengontrol mereka berdua.." Tanya Drima..

Onky, Dimas dan yang lain masih kebingungan.. tiba-tiba, dari kiri dan kanan dinding, muncul sebuah besi besar yang menuju ke tengah koridor..

Kedua besi itu bergabung, menjadi sebuah dinding.. yang bergerak kearah balkon..

Begitu dinding itu menutupi balkon, tidak ada yang mereka bisa lakukan..  mereka akan mati disana..

"Akulah orangnya.." Jufri tiba-tiba menempelkan pistolnya ke kepala Onky..

"Akulah sang jendral yang menyamar menjadi prajurit.. aku.." Jufri mengagetkan semua orang..

"Apa maksudmu ?" Tanya Ruri shock..

"Ya.. akan kusingkirkan kalian, lalu akan kuraih kemerdekaan ku sendiri.." Jufri tidak main-main, jarinya diletakkan dipelatuk pistol..

"Juf.. kuharap kau.." Farhan tidak melanjutkan perkataannya, dia langsung menyandung Jufri, Onky menghindari pistolnya..

Ruri langsung menonjok Windu, tonjokkan itu membuat Windu kehilangan keseimbangan dan..

"HAA !" Windu meraih besi untuk tangan di balkon itu, besi yang biasanya ia gunakan untuk melihat kebawah dan tersenyum kecil sambil melihat eksperimennya.. sekarang, hidupnya digantung di besi itu..

"Satu." Eko menendang Windu tepat di dada, memberi efek kejut untuknya.. dan..

"Aaaaaaaaaahhhhh !!!" Windu terjun bebas kedalam lubang yang ia buat sendiri..

"Itukah alasan kau menyingkirkan Rozi dari sini tadi, ? Karena kau ingin menyingkirkan kami ? Hah !?" Tinjuan Onky ditepis oleh Jufri

"Bukan hanya itu, aku juga membutuhkannya untuk menghabisi monster dan kloning itu.." Jufri balas menonjok, Onky dengan mudah menghindarinya..

"Kevin !!" Githa panik sendiri, hanya tinggal 5 menit lagi sebelum dinding itu menutup sepenuhnya..

"Iyaa ! Apa ? Sabarr !!!" Kevin panik, dia juga didesak oleh teriakan para wanita..

"Emm.." Kevin mencoba menuliskan beberapa kata, pin, password, kombinasi huruf..

"F4, F5, T, enter.."

"Speed, 2X." Tembok itu justru bergerak lebih cepat.. 3 menit sebelum tertutup..

"Mati. Gua." Kevin panik tingkat tinggi.

"HIA !" Tendangan Firhan ditepis Ruri, dia beruntung karena Eko langsung menyikat kaki Firhan yang lain, badannya jatuh..

"Dua." Kata Dimas sambil menendang kepala Firhan, badannya didorong lewat kaki oleh Ruri dan Eko..

"Uwaaaaaaaaaaa !!!" Teriakan Firhan terdengar kencang, dia menyusul Windu..

Onky mendorong Jufri, Dia lalu menendang leher agen polisi itu..

"Hah.. hah.." Jufri hampir menyusul kedua kawannya, apabila dia tidak berpegangan pada gagang besi yang tadi dipegang juga oleh Windu

"TUTUP LUBANGNYA !! KODENYA CLOSEE !!" Teriak Rozi dari bawah lubang..

"C.. L.. O.. S.. E.." Dimas menutup lubang dibawah itu perlahan..

"Matilah bersama mimpimu.. Jufri !" Onky menendang Jufri, namun kaki satunya lagi ditarik oleh musuhnya..

"Urgh.." mereka berdua terjatuh..

Terjun bebas.. dari ketinggian..

"S, T, 0, P.."

Dinding itu berhenti di 30 detik terakhir..

Kevin menemukan kombinasi hurufnya.. "Hahh.. kita berhasil !!" Teriak Vinna

"Saatnya mendatangi mereka gaes !" Kevin berlari ke lift, disusul para wanita..

"Onky!!" Teriak Dimas, mereka hanya bisa melihat dua orang rival terpintar ini saling adu otak..

Onky meraih tubuh Jufri.. dan..

"Kau kurang beruntung.." Onky menendang Jufri, dengan itu, tubuh Jufri terhempas lebih kencang, sementara Onky agak terpental meskipun akhirnya jatuh juga..

"Aaaaaaaaaaa--." Teriakan Jufri terhenti, tubuhnya terbelah saat lubang itu tertutup.. bagian pinggang dan kakinya tersisa diatas lubang..

"Fyuh.." Onky mengelap keringat dimukanya, dia berdiri ditempat Rozi ditembaki tadi..

Dimas dan Ruri menemukan sebuah flashdisk, berisi data-data konspirasi mereka, yang telah dipindahkan oleh Rozi..

"Yeah.. kita berhasil.." mereka menangis, terharu atas semua kejadian ini, mereka tertawa, tersenyum bahagia..

Sementara itu, dari kejauhan..

"Skenario 1.. selesai."

-- The End --

No comments:

Post a Comment