Saturday, July 5, 2014

The Isolated City : Awal dari perjalanan panjang.. (Part I)

The Isolated City : Awal dari perjalanan panjang.. (Part 1)
Tribute To Imba Ganteng Line Group


"Hah.. hah.." Rhezha melepas masker oksigennya, dia masih shock karena pesawat yang ia tumpangi mengalami masalah dan terpaksa melakukan pendaratan darurat..

"Wanjung.." Ishal melepasnya juga, dia perlahan membuka matanya dan melihat keadaan sekitar..




"Anjir.. dimana ini.." Riezca menenangkan diri, dia tidak menyangka, rencana perjalanan study tour mereka hancur karena kecelakaan ini..

"H-pppfft." Mulut Ghevi ditutup dari belakang oleh Viddy, "Jangan teriak Ghev.. jangan panik.." kata pacarnya itu kepada Ghevi tepat di telinga kanannya..

Mereka melihat pemandangan yang sama, seorang teman mereka yang tewas karena terbentur kursi didepannya..

"Wanjer.. wa kira gua udah mati.." Alam panik, dia sudah komat-kamit membaca doa sesaat sebelum pesawat itu jatuh, keringatnya bercucuran dan nafasnya memburu..

"Fif.. dimana ini.." Manda terbangun dari pingsannya, dia memegangi kepalanya yang masih agak pusing karena benturan..

"Mand, kamu gapapa kan ?" Tanya Afif sambil mengelus halus kepala Manda yang sakit tersebut, "Gapapa kok fif.." Manda menjawab pertanyaan Afif sambil menurunkan tangan pria itu dan memberi senyum kecil padanya..

"Ah.. Wanjir Zak !" Radit terbangun, dia kaget saat melihat Zaky pingsan sambil merangkulnya, dia langsung mendorong Zaky..

"Zak lu ngapain pingsan sambil hampir meluk gua gitu !" Tanya Radit dengan nada keras, Zaky terbangun

"Sorry dit, gua kira lu Acha.." Zaky sendiri kaget saat melihat Radit tiba-tiba membentaknya

"Ngablu lu, noh Acha kan duduk disebelah Viny Zak !" Jawab Radit singkat pada Zaky

"Lids kamu gapapaaa say ?" Ishal membangunkan Lidya yang pingsan disebelahnya..

"Shal.." Lidya terbangun, mereka bertatapan untuk beberapa detik dan..

"YANG MASIH HIDUP, BERDIRI.." Aria berteriak melalui TOA yang ia temukan disebelah jasad salah seorang guru..

Ishal, Rhezha, Eka, Radit, Zaky, Alam, Afif, Viddy, Lidya, Elaine, Viny, Acha, Veranda, Manda, Novinta dan Ghevi berdiri dari tempat duduknya..

"Jadi.. cuman segini ?" Tanya Eka, seketika tangis pecah dipesawat itu, mereka telah ditinggalkan teman-teman yang mereka sayangi, untuk selamanya..

Beberapa orang mencoba menenangkan pasangannya masing-masing yang masih menangis..

"Daripada nangis mending keluar dari sini.. pengap nih.." Eka pergi ke ruang pilot, dia hanya menemukan 2 jasad, setelah dia menekan tombol yang membuka pintu pesawat, dia keluar dari ruang itu..

"Wahanjer dimana nih.." Zaky dan Radit keluar dari pesawat, mereka berada di sebuah pantai lepas di sebuah pulau, mereka hanya melihat pepohonan tinggi yang lebat dibatasi oleh pagar kawat..

Eka dan Ishal menyusul mereka keluar dari pesawat, "Wah luas juga.. cocok nih.." kata Eka, "cocok buat apa Ka ?" Pertanyaan Ishal tidak digubris oleh Eka yang langsung masuk kembali ke dalam pesawat..

"Nih.." Eka dan Rhezha keluar dari pesawat dengan beberapa tas besar yang langsung mereka berikan kepada Ishal, Zaky dan Radit

"Guru pada bawa ini, lu pada beresin terus rapihin dah, gua ama Eka mau nyari kayu bakar dulu.." Rhezha membuka tas-tas itu, isinya beberapa set tenda angin, pompa, dan sleeping bag..

"Yok zha.." Eka dan Rhezha mencari celah dari pagar yang terbuat dari kawat tersebut, mereka tidak menemukannya

"Harus dirusak nih Ka, gaada celahnya.." kata Rhezha setelah matanya mencari celah dari pagar kawat tersebut..

"Ka ? lu ngapain ?" Tanya Rhezha saat dia melihat Eka memilih beberapa batu besar dari bawahnya..

"Mau gue lempar zha.. siapa tau ini kawat berlistrik.." kata Eka sambil mengambili batu-batu berukuran sedang..

"Haha ga mungkin lah Ka" Rhezha membantah Eka, "Bisa aja Zha.. soalnya aneh, masa gaada binatang apapun disekitar sini.. terus, kalo didalem hutan ini ternyata hutan lindung, kayanya ga keliatan bekas spesies langka disini.." kata Eka sambil mulai melempari pagar kawat itu dengan batu yang tekah ia ambil

"Noh kan Ka gaada listriknya" Rhezha lalu berjalan bahkan memegang pagar kawat tersebut, "yaudah Zha kita rusak.." Eka mengeluarkan pisau lipat yang ia simpan di saku celananya,..

Mereka berdua merusak pagar kawat itu sehingga membuat celah yang cukup untuk mereka berdua masuk kedalam sana..

"Udah jadi nih 4 tenda, cukuplah buat tidur untuk malem ini.." kata Zaky sambil melihat jam tangannya yang menunjukkan angka 16.20

"Ada yang bawa kompor portable gitu ga ?" Tanya Aria pada para wanita

"Yah kita mana kepikiran bawa gituan Ar.." jawab Nobi, "yaudah dah pada siap-siap aja sama rapihin barang ditenda" kata Aria pada Nobi

Para wanita keluar dari pesawat, lalu merapihkan barang di tenda..

Waktu berlalu sangat cepat, Eka dan Rhezha sudah mengumpulkan kayu bakar yang cukup banyak dan mereka sudah ditunggu di perkemahan darurat..

"Ka udah yok balik" kata Rhezha sambil mengangkat lagi kayu-kayu bakarnya yang dia dan Eka kumpulkan

"Tunggu Zha.. gue masih penasaran sama apa yang ada didalem kawasan pager-pager kawat ini.." Kata Eka sambil memperhatikan sekelilingnya..

"Ayok ka pasti si Ilen udah laper nih nungguin kita.." ucap Rhezha pada Riezca

"Benta--" "Viny juga pasti udah nunggu Ka" Omongan Riezca dipotong oleh Rhezha, Eka pun langsung terdiam dan mengikuti Rhezha kembali ke perkemahan..

Mereka membuat api unggun di perkemahan daruratnya, tawa dan canda terdengar bersahutan malam itu..

Malamnya, mereka tertidur dengan lelap..

"AAAAARGGHHH !!" Suara teriakan terdengar dari kawasan hutan..

"Hah !" Zaky dan Radit terbangun mendengar suara teriakan itu..

"Tenang Zak, gue juga denger.." Afif ikut terbangun oleh suara teriakan tersebut

"Yok kita selidiki all.." Alam dengan gagahnya berdiri, dan berjalan menuju hutan..

-- To Be Continued --

No comments:

Post a Comment