Sunday, July 13, 2014

The Isolated City : Rencana Awal (Part VI)

The Isolated City : Rencana Awal (Part VI)
Tribute To Imba Ganteng Line Group


"Def !".. "Nad.." Defa bertemu pacarnya, Nadse dalam perjalanannya kerumah..

"Udah lama kita ga ketemu ya Def.." kata Nadse, lalu memeluk Defa..

"Wa kangen sama lu Nad.." Defa membalas pelukan pacarnya itu, mereka berpelukan..

"Ayo Def.. pulang.." Nadse menarik tangan Defa, mereka pergi kerumah mereka berdua..

Defa dan Nadse terdampar di pulau itu, karena pesawat mereka mengalami kendala dan meledak..

"Nad.." Defa memeluk erat pacarnya itu saat mereka telah sampai dirumah, keselamatan dan nyawanya sedang dipertaruhkan, dia bisa di cap pengkhianat apabila ketahuan membantu Eka dan yang lain..



"Def.." Nadse melepas pelukan Defa, dia lalu mendekatkan kepalanya, menutup kedua matanya..

Kedua kepala itu mendekat, kedua mata pemiliknya menutup, dan..

"TOK TOK TOK" Ishal mengetuk pintu rumah Defa, dia dan yang lain telah sampai..

"Temen apaan lo man", "Paan sih Ian gua cuman nyelamatin nyawa dia".. Ian dan Arman berdebat, sepanjang perjalanan.. hingga sampai dirumah Defa

"Def, ada sebuah kabar buruk." Kata Eka, dia lalu menceritakan semua yang telah mereka alami di pasar, dia, Defa, Ishal, Rhezha, Radit, dan Afif ngobrol di ruang tamu, sementara yang lain beristirahat dan tidur di kamar-kamar rumah..

"Tehnya.." kata Nadse, dia menghidangkan beberapa gelas teh untuk mereka yang beristirahat sambil menonton tv..

"Rumahnya, besar juga ya Nad.." kata Zaky sambil melihat ke seluruh penjuru ruangan tersebut..

"Hehehe iya Zak, ini hasil tabungan Defa selama dia jadi tentara.." Jawab Nadse sambil tersenyum

"Yah.. meskipun kota ini tidak dianggap ada, dan terisolasi dari dunia luar, para penduduk kota tetap berusaha semaksimal mungkin untuk bertahan hidup.. ditambah, jumlah kanibal yang lebih banyak dibanding manusia biasa.." Ucap Nadse, wajahnya berubah menjadi murung..

"Eh Nad jangan murung gitu dong, senyum.. hehehe" Zaky tersenyum pada Nadse..

Ridwan, Viny, Ghevi, Arman, Ian, Viddy, tidur di kamar yang berbeda-beda, sementara Alam, Aria, Nobi, Rosa, dan Ve memasak bahan makanan yang mereka beli di pasar, untuk menjadi santapan makan malam..

"Gue bantu yang masak dulu ya Zak, nih, biar lu ga bosen.." kata Nadse, dia mengeluarkan sebuah koper dari kolong rak disebelahnya..

Zaky membukanya, isi koper itu adalah konsol-konsol game, mulai PSP hingga XBox..

"Surga coy." Zaky mulai bermain..

Hari telah mulai berubah menjadi malam, matahari terbenam dan langit berubah gelap..

"Ntap juga nih masakannya.." kata Eka, Mereka menikmati makan malam bersama di rumah Defa.. seakan tidak terjadi apa-apa..

Setelah makan malam, mereka bermain game bersama, Playstation 3, 4, XBox, Nintendo Wii, PSP, Mereka benar-benar menikmati malam itu..

"Gol !!","Ntap kena tuh !".. Canda, Tawa, kebahagiaan mereka rasakan, kehangatan dan kekeluargaan mereka dapatkan..

Namun, tidak semua.

"Sluuurp." Afif meminum teh manis hangatnya yang telah berubah menjadi dingin, dia duduk di balkon lantai 2 rumah itu.. memandangi langit berbintang dan bulan yang bersinar..

"...." Dia terdiam dalam sunyi, berusaha melupakan semua kenangannya bersama Amanda.. Mantan pacarnya.

"Ah.."Air matanya keluar lagi meskipun dia telah menahannya sekuat tenaga.. ya.. dialah yang melihat bagaimana Manda terjatuh dan merangkak kearah bus mereka, dengan banyak kanibal yang mengejarnya dibelakang..

Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.. kalian, bisa ?...

"Fif, udah.." Eka muncul dari dalam, dia meninggalkan para pemain games..

"Maaf yak waktu itu gue nahan lu, ya.. lu ngerti Fif, ga mungkin kita turun lagi demi satu orang doang.." Eka duduk disebelah Afif, dia menaruh gelas berisi air putih miliknya..

"Gue juga minta maaf yak Ka, gua emosi banget.." Jawab Afif, dia lalu bersalaman dengan Eka..

"Gue yakin lu bakal dapet yang lebih baik.. btw, lu udah siap buat besok ?" Tanya Eka pada Afif

"Ah latihan ya.. yang pertama dan terakhir, latihan satu-satunya.." jawab Afif, Ya.. besok, mereka akan mengadakan latihan, dengan senjata yang ada, latihan yang pertama dan satu-satunya..

"Yaa.. gitulah fif.. perubahan DNA manusia setiap 3 hari sekali, dengan 3 rombongan.." ucap Eka

Yap, Eka benar, setiap hari, bus-bus milik lembaga ilmiah akan berkeliling kota.. mencari siapa yang akan masuk ke laboratorium, dijadikan kelinci percobaan..

Hari ini adalah hari pertama, besok hari kedua, mereka akan masuk dan menyusup di hari ketiga.. bersama rombongan ketiga pada periode ini..

"Istirahat yang cukup yak Fif, jangan galau terus.." Eka menepuk pundak Afif, lalu pergi meninggalkannya sendirian..

"Wah.. Rena.." Radit sedang berbalas mention dengan Rena, mantan pacarnya, mereka putus karena dia pindah ke Jepang..

Sambil twitteran, atau mentionan dengan Rena, dia berselancar di internet, dunia maya yang mungkin tidak akan ada batasnya itu.. dia memanfaatkan wifi dirumah Defa dengan password "(((DefaSayangNadse)))"...

Disaat yang lain masih tenggelam dengan permainan dan konsol game milik Defa dan Nadse, Eka sudah pergi ke tempat tidur.. menutup matanya, mengistirahatkan badan dan mengisi ulang tenaganya..

"Good night, world.."




"Cuit cuit.." Burung bersiul, matahari terbit dari ufuk timur.. mereka telah bangun, dan telah bersiap-siap..

"Nad, ikut ?" Tanya Defa, semua orang telah masuk bus, mereka akan berlatih di sebuah lahan kosong dan luas di pinggir kota..

"Emm.. engga deh, aku jaga rumah aja.. hehe" jawab Nadse, dia mengembangkan senyuman yang memberi semangat pada Defa, Mereka lalu pergi dan berangkat meninggalkan rumah..

"JLEB !!" Pisau yang dilempar Aria dan Radit mengenai sasaran, Ian dan Arman mengambil tempat cukup jauh untuk menembak, sniper.

"Hiaaa !!" Eka melatih taekwondonya, dia menghancurkan beberapa potongan kayu dengan kakinya..

"Ciit ciiit bruuum.." Ridwan dan Ishal melatih kemampuan menyetirnya, dia sedang berusaha agar bus itu dapat melakukan drift dengan baik

"DOR DOR" Rhezha, Nicko, dan Viddy berlatih untuk melakukan pertarungan jarak dekat, Alam, Zaky, Afif menerapkan prinsip "One Shot One Kill"..

Defa hanya mengawasi mereka, kemampuannya sudah cukup..

"Iihh ga gitu tau" kata Viny, dia, Ghevi, Nobi, Rosa dan Ve melatih kemampuan mereka dalam mengobati luka, baik luka dalam maupun luar..

"Wah kalo udah gini, gue udah yakin sama kemampuan kalian dah.." ucap Defa sambil meminum sebuah minuman ion yang ia bawa

"Ntap def, kita kalahin si Dokter Rizki itu" jawab Alam

Dokter Rizki, sebutannya, adalah orang yang membuka lembaga ilmiah, riset dan penelitian di pulau tersebut, dia jugalah yang bertanggung jawab atas semua kejadian yang terjadi disana..

"Ah kalo gini, kita bisa menang dengan mudah.." kata Eka..

"Gue siap buat besok, gue mau selamatin Ilen !" Kata Rhezha sambil bersemangat

"Semua keputusan kalian, adalah langkah untuk hal berikutnya.. kalian bisa mengalahkannya" ucap Defa pada mereka

"Yah.. liat besok aja.."

-- To Be Continued --

No comments:

Post a Comment