Friday, July 11, 2014

The Isolated City : Kabar Buruk (Part V)

The Isolated City : Kabar Buruk (Part V)
Tribute To Imba Ganteng Line Group


"Alam.. kamu gapapa ?" Tanya Ve sambil memasang muka cemas kepada Alam

"Engga kok.. gapapa asal ada kamu.." jawab Alam sambil sedikit mencuri kesempatan..

"Oke kawan-kawan, gua ga punya banyak waktu, singkat aja, ada cukup senjata untuk kalian di bagian belakang bus ini, di kursi penumpang juga, tapi itu kalian ambil belakangan" kata Defa sambil menunjuk beberapa box kayu berisi senjata api



"Kalian udah lihat kan apa yang tadi ada disana ? Kanibal, mereka terlihat seperti orang-orang biasa namun memakan daging manusia." Lanjutnya

"Bakalan susah untuk membedakan antara manusia dan kanibal biasa, jadi jangan sampe kejebak oleh mereka" kata Defa, seakan menjadi penjelasan panjang bagi mereka..

"Mereka sangat peka terhadap darah, maka dari itu, mata mereka akan selalu tajam terhadap darah, karena mereka ingin meminumnya, terkadang mereka juga menghidangkannya pada turis baru.." ucap Defa, Bus menuju pusat kota..

"Lah.. berarti shal.." Aria melihat kearah Ishal
"Ar.. itu.. jusnya.. darah !!" Kata Ishal, dia menunjukkan muka kebingungan

"Pusat kota, disanalah kita akan berhenti sejenak, ada sebuah pasar disana, kalian bisa membeli apapun, tapi jangan memancing kemarahan para kanibal.. oke ?" Tanya Defa, dia lalu membagi-bagikan sebuah pisau kecil untuk bela diri..

"Nah, begitu kalian merasa diserang, selalu peganglah pisau itu, karena pisau itu akan menyerap DNA Kanibal, dan mengubahnya menjadi manusia biasa lagi.." lanjutnya

"Hmm.. DNA ? Apa maksudmu ?" Tanya Radit

"Kau akan tahu setelah kau masuk.. kedalam sana.." jawab Defa sambil menunjuk gedung berbentuk setengah lingkaran tersebut..

"Ada lampu merahnya juga ya.. hehehe" kata Ghevi saat bus itu berhenti

"Iya, Kalo gaada bisa kacau jalanan ini.." jawab Viddy yang ada disebelahnya, Ghevi bersandar di bahu pacarnya itu..

Sebuah bus berhenti disebelah mereka, bus yang menuju ke gedung setengah lingkaran itu..

Rhezha melihat muka yang tidak asing baginya..

"Hmm.. Ilen ? Ilen !!" Rhezha berteriak, dia melihat Elaine ada di bus yang tepat disebelahnya

"Shal woy liat apa itu Lidya !!" Teriak Rhezha, Lidya duduk dibelakang Elaine..

"Itu acha disebelahnya !!, woy Zak !" Teriak Rhezha, seketika mereka melihat ke bus sebelah mereka..

"Mereka.. belum diubah.. mereka masih manusia.." kata Defa sambil memandangi bus sebelah..

"Wah anjung sikatlah Zha.." kata Ian, dia dan Arman juga melihat bus sebelahnya..

"Len.. gua bakal selamatin elu.. tunggu gua.. Elaine !" Kata Rhezha, dia lalu duduk lagi saat lampu berubah menjadi hijau..

"Sebentar lagi bakal nyampe pasar, gua harus ninggalin kalian karena ada upacara tentara, semua hal ada disini.." Kata Defa lalu memasukkan sebuah CD ke DVD Player..

"Nah.. ini dia.. kalian akan menyerang musuh, disinilah kalian harus mencari senjata untuk kalian, perlengkapan.. 'the armoury'.." ucap Ridwan saat mereka sampai area pasar..

"Gua nunggu sini, sip all" Ridwan memarkirkan busnya didepan pintu gerbang pasar, mereka turun dan masuk area pasar..

Defa pergi meninggalkan mereka, dia mengikuti upacara militer..

"Ahaha iya iya.." "wah keren bangeet"... Mereka masih bisa bercanda didalam pasar yang penuh kanibal, dan bertingkah layaknya mereka tidak tahu apa-apa..

Waktu pun terus berlalu.. dan barang-barang peralatan dan kebutuhan mereka telah dibeli.. sudah waktunya meninggalkan pasar..

"Yuk ah, udah sore nih.." kata Radit saat melihat matahari mulai turun dari tempatnya..

"Iya.. yuk Mand." Kata Afif sambil menarik tangan Manda

"Tunggu Fif.. aw !" Manda mendapat luka di jarinya.. darah keluar..

"Mand.. lu.." Mereka mengelilingi Manda, dan para kanibal mulai bernafsu..

"Bro.. lu pada lupa ?" Ishal dan Radit mengeluarkan pisau.. mereka dikepung dari segala arah, oleh orang-orang berpakaian rapih, dan seperti kebanyakan manusia lainnya.. namun kanibal..

"Sial.. iya.." Eka mengeluarkan pisaunya juga..

"Kita bikin barisan.. per 2 orang langsung ke belakang.. gitu.." Kata Zaky, mereka mengeluarkan pisau masing-masing..

"Depan Zaky, Alam, Rhezha, Afif, kiri Radit ama Nicko, kanan Ishal ama Aria, gue, Ian, Viddy, Arman dibelakang.... yang wanita ditengah-tengah.. berdua-berdua, jangan ngeyel.." kata Eka, membentuk sebuah formasi..

"Siap.. yang ga bisa bunuh orang., serahin pisonya ke orang terdekat.." Kata Nicko

Beberapa orang memegang 2 pisau.. para kanibal mulai mendekat..

"Siap.. maju !!" Teriak Eka, Alam dan Afif berada di depan, membuka jalan untuk mereka..

CRAT CRAT CRAT.. Darah bermuncratan saat pisau-pisau besi menemukan sasaran dan membelah, memotong, menghancurkan bagian tubuh kanibal..

"Tetap berjalan !" Teriak Nicko, dia dan Radit menemukan chemistrynya dan mereka berdua menjadi sangat luar biasa, baik dalam segi bertahan maupun menyerang..

Ishal tampak gugup sementara Aria mengendalikan pisau dengan tangan yang cepat, dalam beberapa detik dia sudah membunuh banyak korban..

Pengalaman. Beberapa orang terlihat sangat mahir dalam tusuk-menusuk karena mereka sering melakukanya di video game

"Kiri, kanan, tengah, kepala, bahu, jantung.." Eka tetap membunuh sambil menganalisa titik-titik tusukannya..

Viddy, Arman, dan Ian menjadi trio dibelakang, kemampuan membagi musuh dan kecepatan tangan mereka tidak kalah luar biasa..

Alam dan Afif berkombinasi, setiap musuh yang dilewatkan Afif dihabiskan oleh Alam, begitupula sebaliknya..

Rhezha dan Zaky membelah, menusuk, membunuh musuh-musuh mereka dengan prinsip, "1 tusukan 1 mati.", dan mereka berhasil menerapkannya..

"Man lolos !" Teriak Ian, dia melihat Arman terlalu sibuk 'melayani' 3 kanibal secara bersamaan, seorang kanibal melewati celah diantara mereka berdua..

"Kalem bro !" Teriak Viddy, dia langsung menusuk kanibal yang lolos tadi tepat di lehernya.. memisahkan bagian kepala, dan tubuh..

"Dikit lagi !" Teriak Rhezha, tangan Zaky tak berhenti membunuh para kanibal, layaknya seorang pembunuh bayaran..

"Shal jangan panik !" Teriak Aria saat dia menusuk seorang kanibal tepat dimata

"Nang-nang Ar !" Jawab Ishal, dia membunuh 2 kanibal sekaligus dengan sebuah gerakan tangan yang luar biasa cepat..

"Lam lolos !" Kata Afif, seorang kanibal melewati mereka namun dengan mudahnya Afif menikam kanibal itu..

"Hmm.. wah ! Anjir.." Ridwan melihat mereka sedang 'berperang' menghadapi para kanibal, dia membuka pintu dan langsung melempar granat asap..

"Kabur gercepp !" Teriak Alam, dia langsung menggandeng tangan Ve dan berlari..

"Sialan lo lam !! Kabur !" Zaky dan Rhezha ikut berlari ke bus, mereka berempat telah masuk bus..

"Vin !! Pegang tangan gue !!" Eka meraih tangan Viny, dia menggengam tangan mulus itu kuat-kuat.. mereka berlari ke bus..

"Ar mending kabur aja !" Nobi meraih bahu Aria, mereka berlari bersamaan kearah bus..

"Ay !!" Nicko membawa Ayana kabur.. Afif, Radit, dan Ishal juga berlarian ke bus..

"Gep jangan lepasin tangan gue !!" Kata Viddy, dia segera membawa Ghevi ke bus..

"Ros.. Rosa ?" Ian mencari Rosa, yang rupanya telah digandeng Arman..

"Anjir." Ian berlari sendiri, menabrak kanibal-kanibal yang ada didepannya..

"Semua udah masuk !?" Tanya Ridwan saat Ian masuk ke bus, dia segera menutupnya..

"Tunggu.. Manda mana !?" Tanya Afif, dia segera kearah pintu bus..

"Fif !!" Afif melihat Manda, dia sudah terjatuh.. merangkak kearah bus..

"Tinggalin dia fif !!" Eka langsung menarik Afif..

"Jalaan waan !" Kata Ishal, bus itu berjalan.. meninggalkan area pasar, menggiling kanibal-kanibal yang berusaha menahannya..

"Man..daaaa..." Afif menangis, air matanya keluar.. dia terduduk di tangga bus..

"Fif.. udah.." kata Eka berusaha menenangkannya, "gausah pegang-pegang gua ! Lu keparat !" Afif mendorong Eka, mukanya telah berubah menjadi merah karena tangisannya..

Semua orang di bus itu terdiam.. mereka.. meninggalkan, atau lebih tepatnya, terpaksa meninggalkan Amanda, salah satu teman mereka.. dan pacarnya Afif..

"Manda.." Ghevi menangis, Viddy segera memeluknya.. menenangkan pacarnya itu..

Viny menangis, tapi dia tidak menunjukkan tangisannya.. Nobi berusaha menahan air mata, namun dia tak bisa menahannya keluar..

Ve menangis, raut mukanya telah berubah karena tangisannya..

Ya, mereka.. merasakan hal yang sama, kesedihan dan kepedihan menyelimuti bus itu.. Suasana menjadi kelabu, terkadang.. mereka berpikir..

'Salahkah keputusan mereka, meninggalkan Manda ?'

Setelah situasi mereda.. suasana tenang.. sunyi.. tak terdengar isak tangis..

"Kemana kita sekarang ?" Tanya Ridwan.. "Ke tempat Defa, gue udah atur titik pertemuannya.." jawab Eka, disaat sebagian besar dari mereka tertidur..

"Kita harus sampaikan kabar buruk ini.."


-- To Be Continued --

No comments:

Post a Comment