Monday, July 21, 2014

The Isolated City : Lolos ? (Part X)

The Isolated City : Lolos ? (Part X)
Tribute To Imba Ganteng Line Group



"Aaargh !!" Alam terjatuh, ia lengah, lalu menjadi bulan-bulanan para petugas yang kanibal..

"Alam !!..." Ve menangis, dibatasi kaca, dia melihat sosok pria yang tulus mencintainya, dijadikan makanan oleh banyak petugas..

"Ve.. udah.." Viny menenangkan Ve, dia merangkul sahabatnya itu.. merasakan kesedihannya..

Dia sendiri merasakan keraguan, tentang seorang teman prianya yang mungkin akan menjadi pacarnya, Eka..

"Dikit lagi !! Itu pintunya !!" Teriak Zaky, mereka telah sampai di sebuah persimpangan, Radit tinggal membuka pintu itu dengan handphonenya, maka rencana mereka berhasil..



"Pintu kemenangan.. ada didepan mata.." Ucap Eka pelan saat melihat sebuah pintu putih dengan sebuah tulisan "Emergency Exit" diatasnya..

"Dit !!" "Siap Fif.." Afif menengok kearah Radit yang sedang berusaha membuka pintu, dibelakangnya ada sebuah alarm kebakaran

"8 menit, 32 detik.. huft.." Kata Rhezha, dia merasakan kebanggaan tersendiri, rencana mereka berjalan lancar.. "Zha.. gue bangga.." Elaine memeluk tubuh Rhezha dengan hangat..

"Yah sial lemot nih.. ngadet cuk" kata Radit, tanpa basa-basi Afif segera menekan tombol alarm kebakaran..

Suara alarm berbunyi keras, lampu-lampu putih berubah menjadi warna merah dan berkelip-kelip..

"Csss.." Air memancur dari langit-langit ruangan, tetes demi tetes mengubah ruangan itu menjadi lembab, basah dan terdapat genangan air..

"Psss" Lantai terbuka, memberi celah-celah kecil untuk asap keluar dari bawah..

"Asap buatan.. Semuanya, mendekat all.." kata Rhezha, Mereka bergandengan tangan satu sama lain.. merapatkan jarak..

"DRAP DRAP DRAP" suara orang berlarian, hanya 2.. antara para petugas, atau karyawan yang bekerja..

"Siap-siap untuk semua kemungkinan, Mati atau Lolos." Eka melepas gandengan tangan mereka, lalu mengarahkan pistolnya kearah suara datangnya derap kaki..

"Astaga.."

"Alam down !!, Butuh bantuan !!" Teriak Aria, dia tidak bisa menghadapi satu sisi jalanan yang penuh dengan para petugas kanibal itu sendirian

"Nick.." Defa menjatuhkan granat asapnya untuk Nicko, dia lalu menendang kepala Sandika hingga pemiliknya terpental

"Kami masih terus berusaha, selaw Ar." Jawab Arman, dia dan Ian menembaki musuh dari ketinggian, mereka semua berjuang bersama-sama..

'Gua bingung.. bingung, bingung.. nah !' Nicko ragu kemana dia akan melempar granat itu, namun dia sudah mendapat ide..

Sandika berusaha bangun setelah ditendang tanpa ampun matanya oleh Defa, namun.. Nicko melemparnya dengan granat asap

"PSSS.." Asap pun menutupi area 'perang' mereka, Nicko menarik Defa

"Anjung.. asep darimana nih.." Ian berhenti menembak, Arman juga.. mereka kehilangan fokus saat asap tiba-tiba muncul dan membumbung tinggi..

Ishal meloncat ke dalam bus layaknya kucing, ia mengagetkan semua orang didalemnya..

"Wah Ishaal.." Ucap Ridwan, Ishal pergi ke box-box berisi senjata..

"Wan deketin dulu ke mereka, gua mau ngasih senjata dulu nih" Ishal sudah membawa beberapa senjata api untuk dilemparkan..

Viddy dan Aria menjatuhkan senjata mereka yang mulai memanas, Mereka semua 'menarik nafas' sejenak..

"Itu karyawan Ka, kalem.." Lidya menarik Eka, tak lama, banyak karyawan berlari kearah mereka.. lebih tepatnya, ke pintu darurat

"9 menit.. belum ada petugas yang sadar.." Radit bergumam, hapenya menunjukkan angka "8m, 58s."

Para karyawan dengan pakaian serba putih itu berlari kearah pintu darurat.. menekan tombol-tombol angka yang membentuk pin

Pintu darurat itu terbuka, cahaya matahari yang bersinar terang masuk melalui celahnya..

"Pintunya udah kebuka ! Eka !" Seru Viny saat melihat pintu darurat yang mereka tunggu-tunggu terbuka..

"Waaa !!!" "Aaargh !!" "Aahh !" Para karyawan yang bertabrakan dengan petugas diluar sana menjadi makanan dan santapan..

Kanibalisme, Pembunuhan, Pembantaian, terjadi di depan mata mereka..

Kerusuhan tak terelakkan, para petugas yang bernafsu untuk memakan daging-daging segar dan para karyawan yang berlari, jalanan sepi yang seperti tak pernah ada, kini menjadi layaknya medan perang..

"CIITT !!!" Ridwan memberhentikan bus diposisi awal, Aria, Viddy dan Nicko segera naik kedalamnya, Mereka tidak ingin mati muda.

"Hufft... lolos bro !!" "Yoii" Aria dan Viddy mengepalkan tangan kanan, lalu menyatukannya..

"Hah..hah.. aer..aer.." Nicko segera meminum air mineral yang dibawa, dia lalu duduk dan menenangkan dirinya..

"Viddyy~~~" Ghevi tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya, dia segera memeluk tubuh pacarnya itu..

"Nih Ar.. selamat ya, kamu emang hebat.." Nobi memberikan sebuah botol air kepada Aria sambil tersenyum..

"Iya Nov.. makasih ya.." Mereka berbalas senyuman..

"Cieee, kapan jadiannya ? Kayak gue ama Viddy dong Nob hehehe" Ucap Ghevi, Aria dan Nobi hanya tersenyum malu..

Defa masih bertarung dengan Sandika, dia bersyukur karena setidaknya dengan kerusuhan ini, pertarunganya dengan 
Sandika tidak membawa para petugas lainnya..

"BUAKK !!" Sandika memukul keras Defa tepat dimukanya, memberi bekas merah di pipi Defa

"Sialan kau.. hah.. hah !!" Sandika menendang Defa tepat di dadanya hingga terjatuh..

"Wan itu si Defa !" Kata Ve, dia melihat Defa sedang dalam kondisi kesusahan..

"Wah biar gua Wan itumah~~" Ishal menggantikan posisi Ridwan di kursi supir, Ridwan menutup pintu bus..

"Siap all.. selamat menikmati !!" Giliran Ishal, kali ini dia yang melakukan drifting, kerusuhan semakin parah..

"Seru juga ye man" Arman dan Ian menyaksikan semua hal yang terjadi dari atap sebuah gedung, sambil memakan keripik dan cemilan-cemilan yang Arman bawa.. mereka sudah berhenti fokus dan mulai makan bersama sejak asap muncul dari granat Nicko..

"Sial..." Defa dibawah Sandika, tubuhnya diinjak..

'Tunggu.. waktunya.. harus tepat..' Defa melihat bus Ishal yang kembali melakukan drift..

'Sekarang !' Defa menendang kaki tumpuan Sandika dengan kaki kanannya, dia lalu menggunakan kaki kirinya untuk menendang musuhnya di dada, dan menerbangkan tubuh sang jendral itu..

"BUAKKK !!"  Tubuh Sandika ditabrak oleh bus yang sedang drift dengan kecepatan tinggi..

Defa melihat ekspresi kaget Sandika karena perlawanannya dengan slow motion, namun sebuah hantaman yang luar biasa cepat dari bus langsung seakan meremukkan tubuh jenderal itu..

Sandika terbaring lemas setelah tubuhnya dihantam bus dan menabrak dinding, Defa segera meloncat naik ke bus..

"Tinggal nunggu para jagoan yang menyusup.." ucap Viny, Ian dan Arman membereskan alat-alat dan perlengkapan mereka.

"Nah sekarang giliran ki--" "DUARR !!" Ucapan Eka terputus saat sebuah ledakan muncul dari belakang mereka..

"Siapa bilang kalian akan lolos semudah itu ?"




-- To Be Continued --

No comments:

Post a Comment