Saturday, July 19, 2014

The Isolated City : Kepungan ! (Part IX)

The Isolated City : Kepungan ! (Part IX) 
Tribute To Imba Ganteng Line Group



"10 menit, lebih dari itu.. maka hapeku, meledak.." Ucap Radit, kemampuan hackingnya yang luar biasa dapat melumpuhkan sistem keamanan gedung itu

"Apa aja dit yang bisa dimatiin ?" Tanya Rhezha pada Radit

"CCTV, Jebakan-jebakan mereka, dan membuka-tutup pintu yang memerlukan kunci atau kode, Alarm.." Jawab Radit, luar biasa..

"Terima kasih Dit, itu lebih dari cukup.. siap all !" Kata Eka, dia sudah siap menggedor-gedor pintu ruangan itu



"Toloong toloong !!" Eka berteriak seraya menggedor-gedor pintu ruangan dari belakang

"Toloong !!, tolong kami !!" Elaine ikut berteriak, "Tolooong !!" Lidya ikut berakting, mengikuti rencana mereka

"Dit, mulai !" Kata Afif, Radit mendeface sistem pertahanan lab itu

CKLEK, pintu dibuka dari luar..

"Hiaaa !!" Tanpa basa-basi, Rhezha segera menarik kerah salah satu petugas lalu menembak petugas itu tepat dikepala

Dia lalu mengambil pisau yang ada di kantung celana petugas tadi, lalu ia lemparkan ke petugas lainnya..

CRAT.. Darah keluar dengan bebas ketika pisau lemparan Rhezha menghujam leher sasaran..

"Nice zha, Zak kemana ? Gercep" Ucap Eka, mereka semua terdiam melihat gerakan Rhezha yang membunuh 2 orang hanya dalam sepersekian detik

"Kiri !" Kata Zaky, dia berada di depan, mereka berlari mengikuti Zaky

"Tunggu, lewat sini biar cepet" Lanjutnya, mereka hanya bisa mengikuti navigator..

"Hei tunggu, kalian !" Seorang petugas berusaha mencegat mereka, Eka dengan mudahnya menembak petugas tersebut di kepala

"Ntar pas mau masuk menit ke 8, atau 9, cari alarm kebakaran, biar kita bisa keluar dari lab ini tanpa ketauan, kita membaur dengan petugas-petugas lainnya." Kata Afif, tangannya mengenggam Tya erat

"Hei !!" 2 orang petugas muncul di depan mereka, Zaky langsung menembak mereka, bahkan tanpa melihat, kemampuan konsentrasi yang luar biasa ia tunjukkan.

"Nick sini !" Defa bersama Nicko kabur dari kantor petugas yang penuh kerusuhan

Cerdas, Defa merencanakan ini semua, karena dengan begitu, maka hampir semua petugas pulau akan mendatangi kantor itu, setidaknya.. mengulur waktu para petugas agar mereka dapat kabur dari pulau..

Defa dan Nicko berlari ke tempat Ian dan Arman, mereka menyusul..

"Dikit lagi Nick, terus.." ucap Defa saat melihat kecepatan lari Nicko mulai berkurang, keringatnya mengucur deras..

"Itu mereka, para sniper !!" Teriak Nicko, ia melihat Arman dan Ian, matanya cukup tajam kali ini..

"Sampai, Ion dan Army, lakukan tugas kalian.." Ucap Ve melalui walkie talkie, mereka berada beberapa meter agak jauh dari petugas yang menjaga pintu darurat lab tersebut

"Siap, Jess.." Jawab Ian, dia lalu tiarap, dan memasukkan beberapa peluru ke senjatanya

"Siap Ian ?" Tanya Arman.. "Lesgolah man" jawab Ian singkat, mata mereka mulai mencari target melalui scope di senjata mereka

"...." DOR !, Ian menembakkan timah panas kearah salah satu petugas penjaga..

Peluru itu menembus kulit, memutuskan urat syaraf, menembus daging, dan muncul di dinding belakang petugas itu..

"Hei, Hei" Petugas lainnya menunduk, melihat kondisi partnernya..

"...." DOR !, Arman menembak petugas itu tepat di tengkuk bagian belakangnya.. 2 orang tadi telah berubah menjadi 2 mayat di tepi jalan..

"Ntap !" Kata Ishal, Mereka lalu maju beberapa meter, bus itu menutupi mayat dan pintu darurat lab dari jalanan umum

"Ion, kau hebat.. selamat ya" Ucap Rosa datar melalui walkie talkienya pada Ian

"2 mati dari 2 tembakan, mantap bro" Kata Alam yang juga melihat proses tembakan dari Ian dan Arman

"All, kita udah deket, gue ama Nicko di arah jam 6" Defa menghubungi bus, spontan para penumpangnya melihat ke belakang..

"Yoii Defa ama Nicko balik lagi" ucap Ishal saat melihat mereka

"Kenapa, buru-buru sekali ?" Seseorang datang dari gang sempit di sebelah kanan Nicko dan Defa..

"Jenderal Sandika.." Defa hanya terdiam, dia lalu sadar.. petugas-petugas bermunculan, dari sekitar mereka..

"Perasaan gue doang, atau kayanya ada banyak petugas disini.." Kata Aria saat melihat cukup banyak petugas dari seluruh arah datang mendekati mereka..

"Aku mengetahui semuanya, aku sudah curiga tentang semua gerak-gerikmu, Defranda.." kata Sandika, pemimpin dari 1486 petugas dan penjaga pulau itu..

"Kau amatiran, kau pasti mengira.. bahwa kami akan terjebak di kantor petugas, kau salah, karena tidak banyak petugas yang dibutuhkan untuk meladeni para tawanan itu.." lanjutnya, Nicko merinding membayangkan bagaimana hebatnya para petugas itu.. menghadapi orang-orang kekar yang kuat..

"CLAP CLAP", Sandika menepukkan tangannya dua kali, makin banyak petugas yang datang.. memaksa Nicko dan Defa mendekat kearah bus..

"All, kita dikepung.." ucap Ridwan, melihat lebih banyak lagi petugas yang mengelilingi mereka..

"Kalian kenapa ? Hei !" Ucap Alam melalui walkie talkie, dia, Ian dan Arman, melihat banyak petugas datang mengelilingi bus, namun tidak ada yang menjawab pertanyaannya..

"Mending mati ngelawan, atau hidup sebagai tawanan ?" Kata Aria sambil mengisi sebuah senjata laras panjang dengan peluru..

"Shal, Wan, Vid, lesgo" ucap Aria sambil turun dari bus, membawa sebuah senjata api yang ia siapkan untuk melakukan perlawanan..

"Ngeri kampret gua wan" ucap Ishal saat menatap mata-mata tajam para petugas yang mengelilingi mereka, aura disekitar sana berubah menjadi menyesakkan..

"Yang cewek, gue harap jangan turun sama sekali dari sini, kalo perlu, ngumpet dibawah jok" kata Viddy, tiba-tiba badannya ditarik oleh Ghevi

"Vid jangan tinggalin aku.. Vid, aku takut gaada kamu, Vid pleasee.." Ghevi memohon kepada Viddy agar tidak meninggalkannya

"Gep gaada lagi yang bisa aku lakukan, kamu ngerti please.." kata Viddy, muka mereka sangat berdekatan..

Ghevi hanya terdiam, perlahan tapi pasti.. air mata keluar dari kedua matanya

"Tapi.. aku gamau kehilangan kamu, jangaan.." suara Ghevi telah berubah menjadi parau, dia mulai menangis..

"Ghev, kamu percaya sama aku kan ? Aku janji.. aku bakal balik lagi, ke bus ini.." Viddy menempelkan keningnya ke jidat Ghevi, dia lalu mengenggam tangan pacarnya itu erat..

"Vid.." Ghevi tidak sempat berkata-kata, Viddy mencium kening Ghevi, lalu pergi meninggalkannya..

"Ion, Nature, Army.. bantu kami." Ucap Aria melalui walkie talkie ditangannya, dia lalu bersiap menembak..

"Para pengkhianat.. memiliki izin untuk dibunuh !" Kata Sandika sambil menerjang Defa

"HIAAA !!" Alam melompat dari ketinggian, dia merentangkan kedua tangannya, dibawahnya, sebuah truck pick-up berisi sayur-sayuran terparkir..

"Buset itu si Alam galau apa yak, nyari mati dia" Ucap Arman, Ian sudah fokus mencari target..

"Siap all !" Teriak Aria, dia mulai menembaki petugas satu persatu..

Para petugas itu berlari, lalu meloncat secara bersamaan..

"Wanjer !!" Teriak Ishal, mereka melupakan satu spesies lagi.. Kanibal.

Ridwan menembaki petugas-petugas itu, dia kalem, namun peluru-peluru yang ia tembakkan menembus badan-badan yang menjadi sasarannya

Kampret, mereka kanibal juga" kata Nicko sambil menghadapi para petugas itu dengan tangan kosong

"DUAKK !!" Alam mendarat di sayur-sayuran yang terdapat pada truck pick-up.

"Sayur sih sayur.. tapi.. tetep aja sakit.." dia merasakan kesakitan luar biasa, namun baginya, masih hidup setelah loncatan itu saja.. sudah berarti besar

"Raaaghh !!" Defa terpojok, kedua kakinya terkunci oleh kaki Sandika

"Kau sepertinya enak untuk dipanggang !!" Teriak Sandika tepat di depan muka Defa, gigi-gigi tajamnya tidak membuat Defa ketakutan

"... Cuih !!" Defa menembakkan air ludahnya ke mata Sandika, kedua tangannya lalu mendorong badan Sandika, dan membawanya lolos dari maut..

DOR ! DOR !
Tembakan demi tembakan terus dilancarkan oleh Arman dan Ian, mereka berada di posisi terbaik untuk melawan para petugas yang kanibal itu..

"Zak, kok jauh amat !!" Teriak Eka, 1 rombongan telah mati karena petugas-petugas yang menembaki mereka dari belakang..

"Udah 7 menit bro.." kata Radit, bajunya sudah penuh noda darah bekas baku tembak antara mereka dan para petugas..

"Sabar Ka !!, Jalanan disini rumit, gue nyari jalan paling cepet kok !!" Ucap Zaky, tanpa melihat, dia menembak petugas lain yang bersembunyi untuk menghalau mereka..

"Ar kiri !!" Teriak Viddy, Aria lalu menendang salah satu petugas yang berlari dari sebelah kirinya

"Kanibal madafaka !!" Teriak Ishal sambil terus menembaki petugas yang mendekati mereka..

"Lam bantu gua !!" Teriakan Ridwan membangunkan Alam, yang hampir tertidur dan pingsan karena rasa sakitnya..

"Wan gercep, ke bus, jadiin itu sebagai tameng kita, gimanapun caranya !!" Kata Alam sambil mendekati Ridwan, dia lalu mengambil senjata dan mulai menembak..

"Tancap gaas !!" Teriak Ridwan, bus itu lalu melakukan drift, mengelilingi mereka yang melakukan perlawanan, dan menggilas tubuh-tubuh petugas yang tak dapat mengelak..

"Sial.. kalo kabur-kaburan gini.. susah nembakinnya.." Arman melepaskan pandangannya dari scope, dia meminum segelas air, lalu melihat lagi..

"Heh.. tugas kita kini jauh lebih mudah.." kata Nicko, mereka hanya tinggal menembaki para petugas yang berada didalam putaran drift Ridwan

"Waa waaa !!" Para wanita berteriak ketakutan saat Ridwan melakukan drift


"Lam kanan !!"..


"Aaaarghh !!!"...



-- To Be Continued --

No comments:

Post a Comment