Thursday, July 10, 2014

The Isolated City : Bahaya mendekat ! (Part IV)

The Isolated City : Bahaya mendekat ! (Part IV)
Tribute To Imba Ganteng Line Group



"Tidak ada yang aneh, Iya kan Ka ?" Kata Faishal saat dia melihat kedua mata Eka menatap tajam daerah sekitar mereka..

"Eh, eh.. gapapa.." Eka gelagapan menjawab pertanyaan Ishal, Pintu lift terbuka, mereka tidak bisa masuk kedalamnya karena penuh..

'Perasaan apa ini.. kenapa.. dadaku sesak.. orang yang membunuh kami.. pasti disini..' Nafas Eka memburu, keringat dingin mengucur di sekujur tubuhnya, kedua tangan dan kakinya gemeteran..



"Ka ayo lewat tangga" Ishal menarik jaket milik Eka, mereka bertiga menaiki tangga

"Nampaknya tangga ini bukan buat darurat ya.." Kata Aria seraya melihat karpet tebal merah menutupi tangga, lukisan-lukisan yang bergantung dikanan dan kiri mereka, serta lampu-lampu mewah yang menghiasi langit-langit

"Mungkin yang tangga turun juga gini.." Ucap Ishal sambil memperhatikan keadaan sekelilingnya..

'Tunggu.. apa yang aneh dengan daging, rasa jus dan warna jus tadi.. jangan-jangan.. !' Analisa Eka terpecah oleh sebuah teriakan dari belakang mereka..

"Hei ! Tunggu !" Teriak seseorang dengan jas hitam dan berkacamata dari belakang mereka, matanya menatap tajam darah di luka Aria..

"Hah ?" Ishal kaget, "Lari !!!" Eka justru memberi reaksi berbeda, mereka bertiga berlari seketika

"Heee--ii !!" Suara orang tersebut berubah layaknya monster yang mengejar mangsanya, dia berlari mengejar mereka..

Mereka sampai di lantai 2.. "Ka, gimana ini.." Ishal terlihat panik, "Kita harus sembunyi.." Jawab Aria sambil melihat kebelakangnya..

"Sembunyi di keramaian ?" Kata Eka.. "Kebakaran !!!" Eka lalu berteriak sekencang mungkin, seluruh orang disana berlarian..

"Kita kabur lewat lift, atau tangga yak, tangga aja biar cepet dah !" Ishal panik, omongannya kacau..

"Muter gercep !" Mereka berjalan berputar di lantai 2 untuk menuju tangga ke lantai 3..

"Tunggu.. liat.." Aria penasaran, dia bersembunyi tapi kedua matanya melihat jelas ke arah tangga lantai 1...

"Graup !!" "Aaargghh !!" Orang yang mengejar mereka menangkap dan menggigit salah satu turis tepat di bahu kanannya...

"Anjer !! Ampe ilang gitu bahunya !" Aria kaget dengan apa yang barusan dia lihat, orang tadi lalu tersenyum sambil menampakkan gigi-giginya yang tajam dan runcing, dan..

"Kanibal anjir !!!" Ishal teriak, namun sial bagi dia, orang tadi melihatnya..

"Mati gua.." Ishal cengo sendiri saat dia mendapat eyelock dari seorang kanibal.. tiba-tiba lengannya ditarik oleh seseorang..

"Shal jangan kaya orang idiot apa !!" Aria menarik lengan Ishal, dia berlari membawa Ishal ke tangga lantai 3..

"Aku.. belum kenyang !" Teriak orang yang mengejar mereka, Ishal dan Aria berlari sekencang mungkin..

"Woy !! Beresin barang-barang kalian !, kita kabur !!" Eka mendobrak pintu kamar pria

"Astaghfirullah.. sabar napa.." Alam kaget, dia sedang bersantai sambil mendengar lagu-lagu kesukaannya di tempat tidur

"Gercep !!..." Bentakan Eka terhenti saat melihat seorang office boy keluar dari kamar mandi mereka, dia terpaku..

"Dia abis bersihin toilet Ka.. lu liatinnya biasa aja.. jangan kaya abis liat Viny ngedance Ka.." Ucap Rhezha santai saat melihat Eka dan office boy itu sedang bertatapan..

Eka meraih gelas kaca yang ada dirak sebelahnya, dia lalu memecahkan gelas tersebut..

"Ka lu jangan gila dah.." kata Afif saat melihatnya..

"Hah.." Beling gelas tersebut dia goreskan ke tangannya sampai mengeluarkan darah..

"Heh..heh.. Hah.." Office boy tersebut menjatuhkan alat-alat pembersihnya..

"Sini hah ! Kanibal !" Kata Eka sambil menusukkan beling tersebut ke tangannya..

"Astaghfirullah Eka ga boleh gitu lu.." jawab Afif, tiba-tiba office boy tersebut membuka mulutnya, gigi-gigi tajam dan runcing terlihat dari sana..

"Berikan aku dagingmu !!" Office boy tersebut berlari kearah Eka..
Radit segera menyandung kaki kirinya, sementara Zaky menyandung kaki kanan

"Hajar bos !!" Alam loncat dari tempat tidurnya, dengan landasan dua kaki dia mendarat dan menjatuhkan punggung office boy tersebut

"Fif beres-beres !" Teriak Eka, Afif yang tadinya hanya bisa terdiam langsung memasukkan barang-barang yang mereka semua telah keluarkan, Viddy membantunya..

"Smash !!" Rhezha mengarahkan bagian bawah kaki kanannya ke kepala kanibal tersebut.. dia lalu menjatuhkan kepala kanibal itu, mempertemukannya dengan lantai secara keras..

"Rapih-rapih woy !" Eka mendobrak pintu kamar wanita dan berteriak.. dia mendapat reaksi yang sama

"Yaelah selow aja kali Ka" kata Manda, "Iya santai aja kali Ka, lagipula Defa kan belum ngabarin.." Lanjut Viny

"Gercep siap-siap !" Afif muncul dari belakang Eka, dia dan Viddy sama-sama membawakan 2 tas temannya

"Kalo gamau, menjauh dari toilet.. sekarang.." kata Alam yang tiba-tiba sudah berada di belakang Afif dengan gaya coolnya

Rhezha, Radit, Zaky, Nicko sudah ada dibelakang Eka, mereka semua masuk ke kamar wanita..

"Santai.. kita bukan mau ngapa-ngapain.." Eka masuk, dia dan Rhezha berjalan kearah toilet kamar tersebut, Afif, Radit, Zaky dan Alam membantu merapihkan barang-barang wanita..

"CKLEK.." Rhezha perlahan membuka pintu toilet..

"Hiaaa !!" Tanpa aba-aba, Eka melakukan tendangan keras kearah leher office boy yang ada disana..

"Giliran gua Ka !" Rhezha lalu menghajar alat vital office boy tersebut.. musuh mereka pingsan..

"Aaaahh !!" Para wanita berteriak kaget, dan ketakutan.. Alam, Nicko, Viddy, dan Afif mencuri kesempatan untuk memeluk pasangan mereka dan menenangkannya..

"Zha, yang disebelah gimana ? Udah mati atau pingsan.." Tanya Eka seraya menutup pintu toilet

"Tadi Alam ngehajar dia, dianya kabur ke toilet, terus gua sama Alam tendang-tendangin tuh sampe pingsan, eh ama Alam ditaro kepalanya di kloset, terus dipencet tombol flushnya.." Jawab Rhezha lengkap..

"Kalo dari jadwal piket, hampir semua kamar ada office boy-nya, setiap siang, ama malem, bakal ada ob dateng, bersihin kamar mandi sama ngerapihin kamar.." kata Zaky

"Kita ga harus bunuhin semua kan.." Viny menunjukkan raut muka cemas..

"Gausah Vin, kita ga usah cari masalah sama mereka.. mending kita turun lewat tangga darurat.." Jawab Eka sambil mengelus-elus rambut panjang milik Viny..

"Itu.. itu apa.. ?" Ghevi terlihat ketakutan dengan apa yang dilakukan Eka dan Rhezha

"Kanibal, pemakan daging manusia.."jawab Eka singkat, dia lalu keluar kamar, disusul yang lain..

"Siap kawan-kawan, tangga darurat pintunya terkunci, kita cuman tinggal lewat lift.. atau tangga" Ishal muncul dari belakang mereka, bersama Aria..

"Hah.. hah.. minum.. air.." Aria kelelahan akibat berlari marathon bersama Ishal..

"Bah.. sial.. lift ga muat untuk kita berame-rame.." Nicko mengingat kapasitas lift yang terbatas..

"Mau jadiin naik lift 2 kali, atau tangga ?" Tanya Afif, mereka memasang muka bingung..

"Emm.. kalo kata gue, mending lift aja, yang ga muat ntar nyusul.." jawab Viny

"Jangan, resikonya gede.." kata Rhezha sambil berpikir..

"Satu-satunya jalan, lewat tangga.." kata Manda, kedua tangannya memeluk Afif erat, dia ketakutan..

"Gue, Viny, Rhezha, Afif, Manda, Nicko, Ayana pake lift.. sisanya tangga." Eka lalu menekan tombol lift kearah bawah..

"Dit lu paling depan" Zaky mendorong Radit

"Bangke, ngeri gua jak dimakan kanibal, gua masih mau ketemu Rena" Radit menahan dan mendorong balik Zaky

"Paan sih lu dit, lu udah" Zaky menahan tangan Radit dan mendorongnya

"Udah, daripada ribet.. mending gua.." Alam memasukkan kedua tangannya di saku celana, lalu berjalan dengan gaya coolnya..

"Ntap, Alam madafaka" Kata Ishal, dia sekarang menggengam tangan Ve, menggantikan Alam..

Mereka berjalan dengan perlahan tapi pasti, tanpa suara..
Setiap orang memegang benda, entah apapun itu, untuk perlawanan dan membela diri..

"Lantai 2 bro, dikit lagi sampe.." Kata Radit, tangannya tak berhenti menjelajahi internet lewat handphonenya

"Bilangnya gimana ntar ke resepsionisnya.." Tanya Alam sambil terus berjalan

"Bilang aja, mbak, udahan, ga bayar kan.. bye" Jawab Ghevi, dia masih dirangkul Viddy

"Masa gitu doang Gep.." ucap Nobi membantah

"Lu mau ngomong bahkan ngobrol sama kanibal lama-lama Nov.." Kata Ghevi membalas.. dia ada benarnya

"Iyain aja udehlah.." Mereka telah sampai di lantai 1, situasinya sepi.. tidak ada yang membaca majalah, duduk di sofa.. hanya ada 2 petugas resepsionis..

"Wayolo lam" Ishal menakut-nakuti Alam, dia tidak menghiraukannya dan tetap berjalan..

"Mbak, kamar 41-42, Udahan. Bye." Kata Alam sambil menaruh kunci kedua kamar tersebut dengan agak melemparnya

"Maaf, tapi.. tidak ada yang boleh pulang hari ini.." Jawab petugas yang sama dengan yang melayani mereka saat mereka ingin menginap di hotel ini..

"Anda, pulang karena dijemput.. atau karena sudah tau ?" Tanya petugas resepsionis laki-laki disebelahnya

Pintu kaca otomatis, yang menjadi jalan keluar-masuk hotel tersebut menutup..
"Maksud kalian apa ?" Tanya Alam, perlahan tapi pasti.. Para wanita dibawa mundur kebelakang sedikit demi sedikit oleh para pria

"Kami.. sedang butuh.. makanan !" Tiba-tiba petugas resepsionis yang perempuan meloncat kearah Alam, dengan sigap dia melayangkan pukulan ke wajah Alam..

"Ah.." sakit, dia merasakannya, petugas yang pria juga menghajar Alam..

"Kami lapar !" Kata petugas pria sambil menendang perut Alam dengan kencang, pukulan dan tendangan ia layangkan ke badan yang atletis itu..
2 vs 1, ditambah kondisinya yang terus digempur.. Alam tidak kuat..

"Alaam ! Ayo !" Teriak Ve, Alam seperti mendapat suntikan energi luar biasa..

"Hia !" Alam menangkap kaki kanan petugas yang ingin menendangnya, dia lalu mengarahkan dan mendorong petugas itu kearah petugas wanita yang menyerangnya..

"Merunduk !" Rhezha datang dari arah lift, dia melempar tabung pemadam darurat yang ia temukan disalah satu bagian dinding..

PRANG !!!

Pintu kaca itu pecah saat dihajar barang berat, Ve, Ghevi, Nobi segera berlari keluar disusul Ishal, Viddy, dan Aria

"Hia !" Alam mengambil tabung tadi, lalu melemparnya ke kedua kanibal yang tadi menghajarnya..

"Ayo lam !" Eka, Viny, Rhezha, Nicko, Ayana, Afif dan Manda berlari keluar, Alam menyusul mereka..

"Wah.. kita kayanya udah bangunin seluruh kanibal yang ada didalam sana..." kata Ishal saat dia melihat ratusan orang, datang dari dalam.. kanibal-kanibal itu berdiri, hanya memandangi mereka..

Satu persatu, para kanibal itu bersiap berlari..
Dan..

"Awas !!" "Mereka datang !!" "Kabur !!" Mereka berlarian saat para kanibal-kanibal itu mengejar mereka.. ingin menjadikan mereka makan malamnya..

Zaky menumpahkan air sepanjang perjalannya, dia berharap para kanibal itu terpleset, dan akan terjadi efek domino..

Beruntunglah dia, harapannya terkabul.. para kanibal itu terpleset, tersandung, jatuh..
"Lari terus.." Eka berlari, namun staminanya habis, "Senang sudah mengenal kalian semua.. Terima kasih !" Ve sudah mengucapkan kata-kata terakhir..

"Sepertinya, kalian dalam bahaya ya.. kawan-kawan !" Sebuah bus datang, Defa membuka pintunya..

"Masuk buruan !" Seru Defa pada mereka

"Wanskii !!" Teriak Ghevi, Ridwanlah yang mengendarai bus itu..

"Senang bisa bertemu dengan kalian lagi, aku bersembunyi di toilet pesawat cukup lama, Defa datang untuk mengambil barang-barang kalian yang tertinggal disana.." Ridwan tancap gas, semua orang telah masuk..

"Dan, mungkin kalian tidak kenal, perkenalkan, ini Ian dan Arman, adik-kakak yang kabur dari hotel itu lewat pintu belakang, dan Rosa, teman mereka.." Kata Defa, 3 orang dari 3 kursi berdiri..

"Salam kenal, semua" kata mereka sopan, lalu kembali duduk..

"Jadi.. kemana lagi kita, pak supir ?" Tanya Ishal sambil tertawa kecil..

"Tentu saja.. ke tempat yang terpenting.. pusat kota.."


-- To Be Continued --

No comments:

Post a Comment