Friday, June 13, 2014

The Shadows : Tuduhan Dan Analisis (Part III)

The Shadows : Tuduhan dan Analisis (Part III)
Tribute to AHL Group


"Hey Onky !" Zaki dan Jufri datang, mereka tidak percaya atas apa yang mereka lihat. Sememtara itu, para wartawan dan polisi datang tiada henti..

"DOR !".. Sebuah bunyi tembakan terdengar... "Kepolisian !, Minggir !" Firhan datang sambil menembakkan pistolnya ke langit-langit, 4 orang polisi ada dibelakangnya..



"Kapten Onky ! Anda terbukti melakukan pembunuhan terhadap warga sipil, anda akan kami tahan dan kami adili sesuai hukum yang berlaku !" Kata Firhan, 4 orang polisi dibelakangnya maju dan menahan Onky..

"Tunggu, dia tidak mungkin melakukannya, dia.." Protes Zaki terhenti saat Firhan menempelkan pisau ke mulutnya dan berkata, "Berhenti, atau anda akan dikenai hukuman juga.."

"Hei.. apa kalian tidak mau berpikir, siapa yang meledakkan gedung itu.." kata Dimas sambil mencolokan charger hapenya ke sebuah stopkontak disana..

"Entahlah.. aku terlalu lelah untuk berpikir." "Aku setuju, lebih baik kita beristirahat.." Agnes setuju dengan perkataan Vinna..

Merekapun tertidur..

2 jam setelah mereka tertidur, seseorang masuk sambil mendobrak pintu, menyalakan lampu, dan berteriak.. "BANGUN !!"

Otomatis, rombongan AHL terbangun.. rupanya yang membangunkan mereka adalah polisi bernama Ridho..

"Kalian teman-teman Onky kan ? Keluar sekarang ! Kalian tidak punya hak apa-apa lagi !" Ridho mengusir mereka..

"Keluar sekarang !, keluar !" Kata Ridho membentak mereka..

Perlahan tapi pasti, mereka keluar dari gedung kepolisian.. Jufri melihat mereka

"Hey tunggu !" Jufri berlari mengejar mereka, "Kalian mau kemana ?" Tanyanya pada rombongan AHL

"Mencari tempat untuk bermalam.." kata Dimas lemas, dia sangat mengantuk.."Kami diusir.. oleh, ah, entah siapa.." kata Eko

"Kalian teman-teman Onky ya ?" tanya Jufri, "Iyaa kita temennya Onky !" jawab Vinna bersemangat, "Bagaimana kalau dirumah ku ? Paling tidak untuk semalam ini saja, lalu akan aku carikan hotel untuk kalian heheh" Jufri menawarkan penawaran yang tidak bisa ditolak oleh mereka..

Pagi harinya, mereka sepakat untuk mendatangi Onky yang telah diadili malam itu juga, Firhan mengambil kendali di kepolisian pusat, Zaki terkena skorsing beberapa hari akibat protesnya malam itu..

"Aneh ya, sorenya Onky menyelamatkan ratusan nyawa, tapi besok paginya dia sudah berada didalam jeruji besi.." kata Kevin, "Ga mungkin kan ngebunuh.." Githa ikut berkomentar

"Onky ga mungkin kaya gitu.." "Yap, setuju rur.." kata Ruri, disusul oleh Agnes

Sesampainya mereka disana, rupanya Onky sedang kedatangan tamu.. Firhan.

"Bagaimana kapten, banyak orang telah kau penjarakan.. dan sekarang, giliran kau yang didalam.. ups, kau bukan kapten lagi ya semenjak jabatanmu dicopot oleh hakim agung tadi malam" kata Firhan sambil tersenyum sinis..

"Entahlah.. mungkin ini rasanya menjadi mereka ya haha" kata Onky..

"Kau tahu, Onky.. aku sangat menyukai strategi istana jebakan.." "Yang bagaimana han ? Aku tidak pernah mendengarnya.." "Er.. itu dibuat oleh., err, sudah lama sekali, oke, itu baru saja kubuat, dimana sang jendral turun langsung ke medan perang, mengkoordinasi pasukannya, lalu menyamar menjadi musuh agar pasukannya bisa menang lebih mudah.." Onky dan Firhan sedikit berdialog..

"Dan, satu orang prajurit menyamar menjadi jendral besarnya., dengan begitu, musuh akan kebingungan.." Kata Firhan, "Tapi, jarang ada jendral yang dapat menyusup dengan mudah.." jawab Onky..

"Waktu anda telah habis, Pak." Seorang polisi mendatangi Firhan, Dia pergi dan meninggalkan Onky..

"Maaf, tidak bisa semua, satu orang saja, 15 menit." Polisi menghalangi rombongan AHL..

"Roz masuk, gue dan yang lain nunggu di mobil yaw" kata Eko lalu mereka meninggalkan Rozi, yang masuk dan bertemu Onky..

"Err, hai Onky, terima kasih karena kemaren telah menyelamatkan kami yak" "itu sudah tugasku, dengar, ini adalah tuduhan dan fitnah.." "Untuk apa ?" "Waktumu hanya 15 x 60 detik, akan ku jelaskan dengan singkat, mereka ingin menyingkirkanku, Roz" Onky dan Rozi mulai serius..

"Dengar, Firhan, yang tadi datang, dialah yang menyelipkan pisau di saku celanaku, dan terdapat banyak kejanggalan dilokasi pembunuhan" "Ceritakan semua Onky, semalaman kau tidak tidur karena berpikir dan menganalisis, kedua matamu merah, kantung matamu makin besar, wajahmu agak pucat, suaramu serak, menandakan kau kurang istirahat.." Rozi menunjukkan kemampuan deduksinya kepada Onky

"Kekakuan mayat, posisi mayat, darah, dan suhu di lokasi pembunuhan, semua aneh.." "aku belum mengerti, Onky" "dengar Roz, waktu pembunuhan dan kekakuan mayat telah diatur, semua kacau, bukti telah dihilangkan.." "dan satu-satunya bukti yang bisa dipercaya oleh para hakim adalah pisaumu, dan tentu saja sidik jarimu pada gagang pisau.."

"Aku sudah menyiapkan beberapa hipotsa dan analisis, termasuk bukti yang bisa ditemui.. pada kertas yang baru saja kulempar ke bawah, lalu kutendang, tepat dibawah kakimu.." Onky menunjuk kearah bawah Rozi..

"Baca itu baik-baik, dan bisakah kalian membuktikan analisis ku pada kertas itu ? Semalaman aku berpikir dan menuliskannya disana.. kuharap, kalian mengerti.." kata Onky..

"Kami akan mencoba setiap instruksi dan mencari bukti-bukti yang kami bisa cari, tenang saja Onky" "Aku berharap dalam beberapa hari kedepan, kalian akan kesini lagi dan membawa hasil positif.." "tenang saja.." kata Rozi, dia melihat jam yang sudah berlalu 15 menit, lalu pergi meninggalkan Onky..

"Lihat apa yang kudapat dari kapten itu, kawan-kawan" kata Rozi sambil menunjukkan kertasnya, dia sudah masuk kedalam mobil Jufri..

"Hey, lebih baik baca dirumaah" kata Eko, "Iyaa daripada nanti pusing terus mual.." Ruth setuju

Jufri memacu mobilnya dengan cepat, jalanan cukup kosong..

"Hey, bolehkah kulihat sebentar ?" Jufri membalikkan badannya.. lalu.. "Juf !! Awaass !!!" Agnes berteriak, Mobil Jufri hampir saja menabrak seorang anak yang sedang berlari, mengejar sebuah angkot sambil membawa gitar kecil..

Jufri banting stir ke kanan, namun ternyata ada mobil lain dan,.

"KRASH !" Sebuah tabrakan keras terjadi.. Airbag di jok Jufri dan jok Rozi mengembang,  Vinna, Agnes dan Ruth terbentur, lalu langsung keluar mobil..

Mobil Jufri menghancurkan bagian depan mobil lawannya, tabrakan terjadi.. dan, asap muncul dari mobil satunya..

"Allahuakbar allahuakbar.." Dimas buru-buru keluar mobil, dia bersama Ruri, Kevin dan Eko ada di jok paling belakang..

"Pffttt" Jufri tidak bisa bernafas, seatbelt menahan pergerakannya dan airbag menutupi kepalanya, sama seperti Rozi..

"CKLEK.." Seatbelt Jufri terbuka, dia lalu keluar dari mobil..

Minyak mobil Jufri bocor akibat tabrakan itu, api keluar dari mobil satunya..

Apa yang terjadi apabila minyak bertemu dengan Api ?

"DUARRR !!!!" Sebuah ledakan besar muncul, membakar kedua mobil yang bertabrakan, dan memancing warga untuk datang kesana..

Tabrakan itu terjadi tepat dibawah jembatan penyebrangan..

"Rozi ! Dimana dia ? Kalian melihat Rozi keluar dari mobil ?" Tanya Dimas kepada rombongan AHL,  "Tidak.." jawab Tifa pelan.. dia masih terpaku pads tabrakan itu..

"2 orang.. tersingkir..", kata seseorang, lalu tersenyum sinis dari jembatan penyebrangan sambil memandang api yang berkobar..


-- To Be Continued --

No comments:

Post a Comment