Thursday, June 12, 2014

The Shadows : Awal Dari Cerita Panjang (Part II)

The Shadows : Awal Dari Cerita Panjang (Part II)
Tribute To AHL Group


"Evakuasi sebanyak mungkin yang kalian temui !, prioritaskan korban yang masih hidup !" Teriak Onky melalui sebuah pengeras suara ditangannya. Proses evakuasi telah memasuki jam ketiga, masih belum banyak korban yang ditemukan..

"Gergaji mesin satu disini !, 3 korban perempuan !" Seorang polisi datang dengan membawa gergaji mesin, lalu berusaha membelah batu yang menutupi pandangannya, dibawah batu itu, 3 orang perempuan masih hidup sedang panik dan berteriak meminta pertolongan..





"KRASH !" Batu besar itu terbelah dua, potongannya jatuh kedalam dan membentuk tangga naik ke atas, tempat polisi tadi menghancurkannya..

"Vin lu naik duluan !" "Nes lu kedua, terakhir gue !" "Lu terakhir Ruth ?" "Iya udah naik duluan aja !" ketiga perempuan itu naik berurutan, Vinna, Agnes, dan Ruth

"Kapten, pemerintah mendesak agar anda segera menggelar konferensi pers soal kejadian ini" "Pukul berapa sekarang ?" "15, kapten" "Atur konferensi pers dalam beberapa jam kedepan, telepon pers dan yakinkan pemerintah bahwa kita akan bergerak dan mengusahakan yang terbaik.." "Segera kapten, terima kasih".. Polisi lain yang bernama Zaki pergi meninggalkan Onky yang masih menunggu laporan berikutnya..

"Kapten, maaf saya terlambat, melapor, Agen Firhan.." "Firhan, syukurlah kau disini, analisis dan intrograsi setiap korban yang telah diselamatkan, laporan berikutnya dalam 30 menit kedepan dan pastikan laporan itu positif.." "Siap kapten", Firhan pergi meninggalkan Onky, lalu mulai meng-intrograsi korban yang telah diselamatkan..

"Dim, sempet aja lu main hape, orang mah cari lubang buat udara masuk lu malah maenan hape Dim ckckck" Kevin duduk lalu menyandarkan dirinya pada dinding, nafasnya memburu dan keringatnya bercucuran..

"Yaelah Vin bentar doang gue mau pasang PM dulu nih di bbm, terus bales semua bbm yang masuk setelah pasang PM itu hehehe" Dimas ketawa cengengesan..

"Alay amat lu Dims.." kata Githa dan Rozi bersamaan, sementara itu..

"Ko, lu gapapa ?" "Gua mah gapapa, lu ada yang luka gak tip ?" "gaada dong ko.." Tifa dan Eko sudah keluar dari reruntuhan itu, begitupula dengan Ruri..

"KRAAASH !!" "Agen Jufri disini, adakah korban selamat ?" Jufri menghancurkan batu yang menutupi jalan keluar bagi Dimas, Githa, Rozi, dan Kevin.. mereka langsung berlari kearah Jufri

"Sabar, arah jam 2 dari sini, ada 2 mobil ambulan, segera kesana dan obati luka yang ada di diri kalian.." Jufri menunjuk kearah 2 mobil ambulan yang kosong, lalu dia masuk kedalam reruntuhan.. mencari korban lain..

"Permisi kapten, saya sudah mengatur konferensi pers, jam 7 nanti malam di gedung kepolisian terdekat disini, terima kasih.." Zaki melapor lewat walkie talkie kepada Onky

"Lapor kapten, laporan kedua, dalam 15 menit kami telah menyelamatkan lebih dari 12 orang lainnya.." "Baguslah, panggill tim penyelamat yang lain, bagi dua shift, malam dan pagi, paham ?" "Paham kapten !" Orang dengan sebuah map berwarna hijau itu lalu pergi meninggalkan Onky..

"Wah kok kita bisa ketemuan gini.. " Dimas, Githa, Kevin dan Rozi bertemu dengan Vinna, Agnes, Ruth..

"Iya nih, kok bisa pas ya.." Eko, Tifa dan Ruri muncul dari belakang Dimas..

"Eh, toilet dimana ya ?.." "Gatau, tanya itu aja, kayanya kapten kepolisiannya deh.." Tifa menunjuk Onky yang sedang memperhatikan proses evakuasi...

"Permisi pak, toilet dimana ya ?" tanya Dimas dengan muka polos.. "Toilet er.. em.. eh, lu Dimas ya ? yang di group line AHL ?" Onky mengenali wajah Dimas

"Iyaaa iyaa gue Dimas.. kok lu tau ?" "Model jam tangan, cover majalah yasin, dan yang terbaru.. Giroud dari AC Milan haha" kata Onky dengan ketawa kecil

"Gue selaknat itu apa yaa dikenalnya gara-gara itu doang" Dimas pundung, dua kali dia dikenal gara-gara tingkah-tingkahnya..

"Lu nyari toilet ? Wah susah Dim, pake botol Aqua aja dulu terus ntar lu buang.." "Jorok kali lu, eh iya.. lu siapa ?" "Gue Onky, si pemuda berumur 33 tahun..." kata Onky sambil menyalami tangan Dimas..

"Waah jadi kapten lu sekarang ? Keren kali, tapi tolonglah jangan pake botol aqua Ky.." "Haha gue bercanda kok Dim, paling nanti di gedung polisi sekitar sini Dim, bareng aja ama gue, sekalian ajak rombongan AHL.." "Lu kapan ke sana ?" "Jam 6 an Dim" "Astagaa gua nunggu 2 jam, kebelet nih.." Dimas pundung, lalu kembali ke rombongan AHL..

Pukul 6 Sore"Tukar shift !, Shift malam bertugas, shift siang istirahat.." kata Onky lewat pengeras suara, lalu dia memasuki mobilnya, dan menuju gedung kepolisian

Dibelakang mobilnya, sebuah mobil mengikutinya, mobil itu berisi rombongan AHL dan dikendarai oleh Zaki..

"Err kapten, seorang pers ingin menemui mu dilantai 2, ruang istirahat, paling ujung di koridor kanan..aku akan gantikan anda, bawa pisau ini untuk berjaga-jaga.." Firhan menyelipkan sebuah pisau di saku belakang celana Onky, lalu kapten itu pergi ke lantai 2..

Onky menuju lantai 2.. didepan ruang istirahat itu ada sebuah toilet.. Dimas sedang disana, sementara member AHL yang lain sedang istirahat di ruang yang berbeda..

Onky mendengar sebuah suara dari dalam.. "TIIIT !.", dia mengeluarkan pisaunya dan berjaga-jaga..

CKLEK.. Onky membuka pintunya.. "Ah.. sial.." dia melihat sebuah mayat, masih baru, dengan luka bacokan yang menghancurkan bagian dadanya seorang wartawan laki-laki..

Onky berjalan di sekitar mayat itu, tangan kiri orang itu memegang sebuah buku catatan, tangan kanannya memegang sebuah pulpen..

"WAAAAAA !! Polisi itu membunuh !!" Seseorang datang dan berteriak didepan pintu ruangan itu..

Onky menyadari tangan kanannya memegang sebuah pisau.. "Sial." Onky bergumam..

"Onky !" "Kapten !" Polisi dan pers berdatangan, mereka melihat hal yang sama..

Melihat Onky yang memegang pisau penuh darah, dan mayat yang tergeletak didepannya..

-- To Be Continued --

No comments:

Post a Comment