Thursday, June 12, 2014

The Shadows : Permulaan dan Pertemuan (Part 1)

The Shadows : Permulaan dan Pertemuan - Part 1
Tribute To AHL Group


"Ayo silahkan lihat-lihat dulu.." kata seorang bapak-bapak sambil menawarkan jersey-jersey yang 'antik' kepada Dimas, siang itu, dia sedang berada di sebuah pameran jersey yang berada di kawasan Jakarta..

"Wah.. bisa habis duit ini nanti.." kata Dimas sambil melihat-lihat sekelilingnya, banyak toko menjual jersey-jersey unik, langka, retro, bahkan 'signed' jersey..





Dimas terpaku pada sebuah toko, dia melihat sebuah jersey Arsenal berwarna biru dengan motif petir dan sebuah logo Nike, otomatis, diapun mendatangi toko itu..

"Silahkan mas dilihat dulu.. untuk retro ini 175 ribu aja.." kata seorang penjaga toko itu, "wah 175, mahal kali yaa" Dimas mencoba menawar harga jersey itu dengan sopan.. "Wah.. masa model jam ga bisa beli ? kan cuman 175 hehehe.. lu Dimas bukan ?" Dimas kaget, dia tidak mengenal mas-mas penjaga toko yang sedang berada didepannya..

"Iya gue Dimas, lu.. siapa ?" "Heheh, gue Ruri mas, yang di group line AHL.." kata Ruri sambil menyalami tangan Dimas..

"Ooh Ruri !, kaget gue, gue kira gue terkenal sampe lu aja kenal, ternyata lu Ruri ya.." "Heheh iya mas.." Ruri dan Dimas berkenalan, ini pertama kalinya mereka bertemu langsung..

"Wah..wah.. ini kebetulan, atau skenario tuhan ya ?" Seorang wanita ikut menyambung pembicaraan mereka, dan.. "Lah ? Tifa ? Eko ? kebetulan kali kita ketemu disini.." Dimas kaget, dari sebelah kanannya ada Tifa dan Eko, member AHL Group juga..

"Ruri, Eko, Tifa, jangan-jangan nanti ada Onky, terus Ridho, terus Rozi jugaa" kata Dimas sambil tertawa kecil, "Bisa aja Dim, kapan lagi ada pameran jersey kayak gini.." Sambut Eko

"Itu apa Tif ? kayanya abis belanja jersey ya hahah" kata Ruri sambil menunjuk beberapa plastik yang dipegang Tifa.. "Iya nih heheh.." jawab Tifa sambil tersenyum kepada Ruri, "Mau tau itu apa Rur ? itu 52 jersey yang Tifa beli disini, katanya sih itu semua fashionable.." kata Eko sambil tersenyum kecil

"Widih 52, banyak kali kau beli itu Tif.." Dimas ikut berkomentar soal 52 jersey itu, "Iya, lagipula jersey ini bagus-bagus.. kapan lagi ada pameran kayak gini hahah" kata Tifa kepada Dimas..

Itulah kejadian 60 menit yang lalu.. Dimas masih sempat berdialog dengan mereka, sebelum sebuah ledakan muncul dari bawah tanah dan meruntuhkan gedung 2 lantai yang sedang ada pameran jersey..

"Argh.." Dimas merasakan sakit luar biasa pada kaki kirinya yang tertimpa reruntuhan, dia berpisah dengan member AHL Group lainnya 15 menit sebelum ledakan terjadi.. sekarang, dia sedang berada dibawah reruntuhan tanah dan atap..

"Terdengar bunyi ledakan dari bawah tanah, diperkirakan dari saluran pembuangan air yang tersambung ke sungai sekitar sini, lalu pondasi gedung ini hancur dan meruntuhkan gedung ini dari bawah, kami masih berusaha mengevakuasi korban selamat secepatnya, kapten.." "Lakukan yang terbaik, pasti masih banyak yang selamat didalam sana, aku ingin laporan kedua dalam 15 menit lagi, tentunya laporan yang membawa hasil lebih baik." "Siap kapten !", Seorang polisi yang membawa laporan pergi meninggalkan polisi lainnya, yang mempunyai jabatan kapten dan sebuah nametag bernama "Onky" dibajunya..

"Argh.. tugas kuliah gue.." "Di keadaan gini masih aja mikirin tugas kuliah.." Perkataan Dimas disambar oleh seseorang.. "Lu.. Githa ya ?" Dimas melihat orang yang tadi menyambar perkataannya.. "Iya, gue Githa hehe, lu Dimas kan ?" Githa mengarahkan hapenya yang sedang berfungsi menjadi senter ke muka Dimas..

"Wah ada member AHL lagi ya, tadi gue ketemu Eko, Tifa, sama Ruri.." Dimas lalu merasakan perlahan-lahan batu yang menimpa kaki kirinya terangkat..

"Iya Dim, gue ketemu Kevin ama Rozi.." kata Githa, "Oh ya ? Mana mereka ?" tanya Dimas, lalu.. "Lagi ngangkat batu yang nimpa kaki kiri lu Dim !.. ini gue Keviin" jawab Kevin, suasana gelap menyebabkan Dimas tak bisa melihat mereka dengan jelas

"Huah.. terangkat.. dorong vin !" Rozi memberi komando, Mereka lalu mendorong batu itu, dan mendatangi Dimas..

"Allahuakbar kaki guee.." Dimas tercengang melihat kondisi kakinya, Githa merobek sedikit jersey yang ada disebelahnya, lalu mengikatkannya pada kaki Dimas yang terluka..

"Makasih Gith.." "Iya gapapa Dim..." Dimas berusaha berdiri.. jalannya agak pincang, mereka berusaha mencari para korban lain..

"Kapten ! Kami berhasil menyelamatkan seorang korban ! nampaknya dia shock kapten ! Lokasi, mobil 8 kapten !" kata seorang polisi kepada Onky lewat walkie talkie yang ada di tangan kirinya.. "Aku segera kesana, tahan korban, awasi pergerakannya.." Onky berjalan menuju mobil bersticker angka 8 yang cukup besar di bagian belakangnya..

"Hmm.. Ternyata Drima ya.. Intrograsi dia, dengan cara halus dan perlahan, lalu, beri dia sedikit makanan, masih banyak yang harus kukerjakan.." kata Onky lalu pergi lagi meninggalkan mobil itu..

"Lapor.. uji coba pertama, sukses, kehancuran mencapai angka 96%.." kata seseorang yang sedang berbicara melalui sebuah walkie talkie dari sebuah mobil dengan sticker angka 7 terpampang dibagian belakangnya..

"Hmm.. Ujicoba pertama, berhasil.." kata orang itu, lalu dia tersenyum sinis melihat reruntuhan gedung dan korban-korbam yang sedang di evakuasi..


-- To Be Continued --

No comments:

Post a Comment