Wednesday, March 26, 2014

The Protector - Part 4

The Protector - Part 4
Tribute to IDG Forum


"Eng.." Agam terbangun karena panasnya hawa disekitarnya, "Hah !?" Dia segera menyadari dirinya ada di tengah kobaran api yang menyala..

"Wah ? Kok dibelakang pembatas jalan itu agak lebih terang ?" Zaki, Fans Arsenal yang melewati jalan itu penasaran.. dia menghentikan motornya, lalu berjalan ke belakang sana..





"Wah !? Api !" Dia menyadari ada seseorang yang sedang berdiri disana berusaha menahan hawa panas, Zaki berusaha teriak sekencang mungkin tapi gagal, Dia menemukan sebuah emblem polisi.. dia lempar emblem polisi itu ke dalam kobaran api..

"Hah ? Ada yang ngelempar emblem, wah iya ada orang disana.." Agam melihat seseorang dibalik kobaran api itu sedang berusaha menunjukkan diri padanya..

"Daripada mati, mending kebakar dikit dah.." Agam lalu mengambil jaket milik orang disebelahnya yang mati dengan sebuah pisau menancap di pisaunya dan sebuah emblem tadi..

DRAP DRAP DRAP, Agam berlari menembus kobaran api yang membesar terkena angin malam, dia menembus ladang api yang tidak ada sebelumnya.. dia melakukan Sebuah roll depan, tubuhnya sudah diluar ladang api..

"Bro !, Lu yang lempar emblem ini bukan ?" "Yoi bro, kenalin, nama gue Zaki"..

Sudah 3 hari, Hendy-Henry disekap bersama Vinna, Bona menutup tempat nonbarnya sementara karena kakinya yg luka, Agam tinggal dirumah Zaki sementara karena dia butuh perawatan, kebetulan bapaknya Zaki adalah dokter..

Bona menemukan sebuah peralatan kosmetik saat dia membereskan tempat nonbarnya.. dia baru membukanya lagi pagi ini.. Agam dan Zaki memutuskan untuk masuk ke dalam urusan ini, karena mereka memang sudah ditarik masuk kedalam lingkaran masalah hanya karena 1.000 rupiah yang uangnya entah kemana..

KLEK.. "Vinna ?" Pintu ruang penyekapan dibuka, seorang muncul dengan tuxedo hitam dan sebuah koper jinjing, dia menyuruh gadis itu keluar.. memisahkannya dari Hendy-Henry..

Vinna masuk ruangan kecil dengan 2 kursi dan 1 meja, Setiap sudutnya ada orang masing-masing dengan senjata api, orang itu duduk dan mempersilahkan Vinna duduk..

"Perkenalkan.. Owen.." dibelakang kursinya Vinna dan Owen ada 2 orang lain, Seseorang yang berpakaian seperti dokter dan seperi tentara.. Pintu ruangan itu lalu ditutup oleh salah satu penjaga sudut..

"Here.." Owen membuka koper jinjing yang dia bawa tadi, sebuah serum berwarna hijau menyala didalamnya.. "Virus.. Bio-Virus.. sebuah prototype penyakit yang bisa disebarkan.. tanpa obat.." Orang yang berpakaian dokter dibelakang Owen memperhatikan serum itu..

"Kau handal dalam hal ini.. Obat-obatan.. sayangnya dokter dibelakangku ini tidak mengerti apa-apa.." Kata Owen menyeringai.. "Kami hanya ingin kerja sama.." "dalam hal apa !?" "hmm.. akhirnya kau angkat bicara.. kau tak pernah berbicara sejak masuk sini.." kata Owen sambil evil smile..

"Kembangkan Virus ini.. lalu buat obatnya.. buatlah sesempurna mungkin.. seakan berasal dari hewan.. lalu kami berjanji akan melepaskanmu.." " ... Kami mempunyai lab, bahan-bahannya, bahkan kelinci percobaan sekalipun.. apapun yang kau mau.." Lanjut owen..

"Kami mengerti bahwa anda membutuhkan waktu untuk mempertimbangkannya.. Ingat.. kita akan selangkah didepan masyarakat lain.. hanya kita yang memiliki obat itu.." Owen masih melobi Vinna.. "Sayangnya.. dokter dibelakangku ini tidak bisa apa-apa.. dan menolak kerja sama dengan ku.." katanya sambil mempertemukan jari tengah dan ibu jarinya hingga membuat sebuah suara..

"Sembarangan !, aku sudah mempunyai gelar-" DOR DOR.. Keempat penjaga sudut itu menembaki dokter dibelakang owen sampai mati.. Vinna menunduk.. "Pikirkan lagi.. aku mengharapkan jawaban darimu nanti malem.."

"Set dah alat kosmetik. Mana ada cewek ninggalin alat kosmetiknya, kecuali kalau.., tunggu.. Agam juga tidak ada semenjak 3 hari lalu.. 3 hari lalu.. pria itu.. serangan oleh samurai.." Bona bergumam sendiri.. menyadari ada yang aneh.. "Sekalipun gue ga ada urusan, gue tetep jadi incaran karena gue udah melihat sedikit kejadian.. lebih baik memecahkan masalah, daripada mati penasaran.." Dia menutup luka di kakinya, lalu pergi dengan motornya..

"Baguslah kau sudah sadar.. Agen Firhan.." Firhan membuka matanya.. didepannya ada 3 orang yang dia kenal, "Ocon ? Farrel ? Sam ?.. Mana Vinna ?" "Sayangnya dia tertangkap.. sial, kita harus bergerak cepat.." Ocon menjawab pertanyaan Firhan.. "Tinggal kita yg tersisa, mata-mata kita entah kemana setelah mendapat uangnya" sambung Sam, "Aku sudah mendapatkan posisi 'mereka', Kita bisa bergerak as soon as possible.."

Bona berhenti tepat di pembatas jalan yang hancur karena dihantam oleh kendaraan, dibalik pembatas jalan itu, rumput-rumput meninggalkan bekas kebakaran besar.. dia menemukan sebuah label dgn nama di alat kosmetik itu.. 'Vinna.. Angela ?'

"Keadaan Firhan sudah membaik.. dia sudah bisa melakukan hal-hal berat.." 1 jam berlalu sejak Firhan sadar.. "nanti sore kita berangkat, persiapkan diri kalian !" Sambung ocon.. "Agen Firhan, kau siap ?" Tanya Farrel.. "Tentu saja.." Firhan menembakkan peluru keduanya kepada target, tepat dikepala dengan persentase 2/2..

Zaki mendapat gambaran besar atas apa yang terjadi.. Agam menduga akan ada organisasi yang menyebarkan virus, karena ada sesuatu yang aneh, mereka sudah mencari-cari informasi di Internet..

'Vinna yang ilmuwan muda.. Agen sam.. Penyekapan, Agam.. Virus.. semuanya sinkron satu sama lain..' Sekali lagi otak Bona berbicara, hanya dengan membaca biografi Vinna sedikit dari internet, dia sudah berhasil menduga lokasi penyekapan Vinna

Pukul 16.00 WIB, Agam dan Zaki mendapat informasi dari Bona, mereka berangkat menuju tempat penyekapan Vinna

Bona bermodalkan kekuatan bela dirinya berangkat menuju tempat penyekapan Hendy-Henry..

Firhan, Ocon, Sam, dan Farrel pergi menuju tempat penyekapan Vinna dan Hendy-Henry.. sebelum semua terlambat..

Vinna masih bingung antara membantu mereka atau tidak, dia disekap di ruangan yg berbeda dengan Hendy-Henry.. Tiba-tiba dia mendengar suara tembakan dan jeritan dari ruangan sebelahnya, ruangan kakak-beradik itu..

Tak lama, pintu ruangan Vinna terbuka,sebuah kertas dilempar oleh seseorang dari luar ruangan itu.. Vinna membukanya.. "THE CHOICE IS YOURS.." sebuah tulisan ditulis dengan darah, dibawahnya tertulis "Hendy-Henry"..


TO BE CONTINUED

No comments:

Post a Comment